PROPOSAL
BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG
MATA
KULIAH :
AGRIBISNIS
TANAMAN SAYURAN DAN BUAH BUAHAN

OLEH KELOMPOK 5
:
ROSIB
PETERUS
ICTIRA
CIPTO
YOSEFNAD
JUFENTUS
ERIF
KEMENTERIAN
PERTANIAN
BADAN
PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
SEKOLAH
TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI
YOGYAKARTA
2014
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kangkung (Ipomoea
sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.. Kangkung merupakan jenis tanaman
sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung
panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin Berdasarkan
tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung darat,
hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan 2) Kangkung air, hidup
ditempat yang berair dan basah.
Kangkung
tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut
juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang
kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan
bagian negara Afrika. Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa
Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung
merupakan lumbung hidup sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh
Besar tanaman kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga
maupun untuk dijual kepsar.
Petanian Organik adalah sebuah bentuk solusi baru guna menghadapi kebuntuan
yang dihadapi petani sehubungan dengan maraknya intervensi barang-barang
sintetis atas dunia pertanian sekarang ini. Dapat dilihat, mulai dari pupuk,
insektisida, perangsang tumbuh, semuanya telah dibuat dari bahan-bahan yang
disintesis dari senyawa-senyawa murni (biasanya un organik) di laboratorium.
Pertanian organik dapat memberi perlindungan terhadap lingkungan dan konservasi
sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, memperbaiki kualitas hasil
pertanian, menjaga pasokan produk pertanian sehingga harganya relatif stabil,
serta memiliki orientasi dan memenuhi kebutuhan hidup ke arah permintaan
pasar.
METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
Waktu
pelaksanaan budidaya tanaman Kangkung dilaksanakan selama 1 bulan dan
dilaksanakan di kebun STPP Yogyakarta.
B. Bahan dan Alat:
Adapun bahan dan alat yang digunakan dalam budidaya
tanaman bayam ini antara lain sebagai berikut :
a) Bahan :
1)
Lahan : 29 x 3 meter
2)
Benih Kangkung : 244grm
3)
Pupuk Kandang : 8 Karung x 25kg = 200kg
4)
Pupuk Urea :
5)
Pupuk Kcl :-
6)
Pupuk Phonska :-
7)
Pestisida : Pestisida Nabati
8)
Air
b) Alat :
1) Handtraktor
2) Cangkul
3) Sabit/ Arit
4) Sprayer
5) Timba
6) Tali Rafia
C. Teknis pelaksanaan
Dalam pelaksanaan ini meliputi beberapa tehknis
diantaranya sebagai berikut:
1) Persiapan Tanaman meliputi :
pengolahan tanah, (membalikan tanah, dan membuat
2) bedengan) persemaian,
Transplanting, penyulaman, pemupukan, pengendalian OPT, pengamatan.
3) Menentukan perlakuan
4) Panen (Tanaman yang telah
mencapai umur maksimal dapat di panen dengan cara mencabut).
5) Pasca panen (Hasil panen
sayuaran Kangkung di kemas dengan baik kemudian di pasarkan kepada konsumen)
6) Analisis Usaha Tani :
menganalisis untung dan ruginya dengan cara membandingkan antara biaya produksi
dan hasil penjualan.
D. Perlakuan yang akan di
lakukan
Dalam praktikum ini menggunakan 2 perlakuan, yaitu :
1) Penanaman berbaris
2) Perbedaan tingkat kerapatan
E. Tahapan Pelaksanaan
Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan praktikum ini
meliputi beberapa kegiatan berikut :
1. Pembibitan
a. Persyaratan Benih
Benih/biji yang baik untuk bertanam Kangkung adalah
dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.
berasal dari induk yang sehat,
b.
bebas dari hama/penyakit,
c.
daya kecambah 85 persen, dan
d.
memiliki kemurnian benih yang tinggi.
Disamping persyaratan seperti yang disebutkan diatas,
benih/bibit yang digunakan kalau bisa merupakan benih unggul agar nantinya
tahan terhadap hama dan penyakit.
b. Penyiapan Benih
Benih yang disiapkan harus menyesuaikan kondisi dan
luas lahan setempat. Lahan yang akan digunakan terdapat 6 bedengan dimana
masing-masing bedeng memiliki luas 9,16 meter persegi. Rekomendasi benih untuk
setiap 9,16 meter pesergi yakni 40 grm.
Maka kebutuhan untuk praktek pada lahan STPP Yogyakarta adalah 244 gram.
c. Pengolahan Tanah
Sebelum pengolahan lahan dilakukan perlu diketahui
terlebih dahulu pH tanah yang sesuai yaitu antara 6-7 sehingga perlu dilakukan
pengukuran dengan menggunakan pH-meter.Selanjutnya menganalisis tanah yang
cocok untuk tanaman Kangkung, apakah perlu dilakukan pemupukan atau tidak.
Lahan yang akan ditanami dicangkul/dibajak sedalam
30-40 cm, bongkah tanah dipecah gulma dan seluruh sisa tanaman diangkat dan
disingkirkan lalu diratakan. Lahan kemudian dibiarkan selama beberapa waktu
agar tanah matang benar.
Setelah tahap pencangkulan kemudian dibuat bedengan
dengan lebar sekitar 120 cm, tergantung jumlah populasi tanaman yang akan
ditanam nanti. Dibuat parit antar bedengan selebar 20-30 cm, kedalaman 30 cm
untuk drainase.Pada bedengan dibuat lubang-lubang tanam, jarak antar barisan 20-20
cm, jarak antar lubang (dalam barisan) 20-20 cm.
Pemupukan awal menggunakan pupuk kandang yang telah masak.Waktu pemupukan dilakukan satu minggu atau dua minggu sebelum tanam.Cara pemupukan adalah dengan disebarkan merata diatas bedengan kemudian diaduk dengan tanah lapisan atas. Untuk pemupukan yang diberikan per lubanng tanam, cara pemberiannya dilakukan dengan memasukkan pupuk ke dalam lubang tanam.
Pemupukan awal menggunakan pupuk kandang yang telah masak.Waktu pemupukan dilakukan satu minggu atau dua minggu sebelum tanam.Cara pemupukan adalah dengan disebarkan merata diatas bedengan kemudian diaduk dengan tanah lapisan atas. Untuk pemupukan yang diberikan per lubanng tanam, cara pemberiannya dilakukan dengan memasukkan pupuk ke dalam lubang tanam.
d. Penanaman Benih
Lahan untuk Penanaman dipilih yang lebih tinggi dari
sekitarnya dan bebas dari hama dan penyakit tanaman maupun gulma. Benih Kangkung
ditanam dengan system tugal secara berbaris-baris pada bedeng tanam kemudian ditutup
dengan selapis tanah tipis.
e. Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan, sebaiknya penyiraman dilakukan
rutin dan intensif 1-2 kali sehari, terutama di musim kemarau. Waktu yang
paling baik untuk menyiram tanaman Kangkung adalah pagi atau sore hari, dengan
menggunakan alat bantu gembor (emrat) agar air siramannya merata.
f. Pengendalian Hama
dan Penyakit
Untuk mengendalikan hama dan
penyakit ketika tanaman terserang, maka sebisa mungkin menghindari penggunaan
bahan organic. Pestisida kimia hanya digunakan apabila bahan organic tidak
mampu mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang.
g. Panen
Ciri-ciri Kangkung cabut siap panen adalah umur tanaman
antara 25 - 30 hari setelah tanam.Waktu panen yang paling baik adalah pagi atau
sore hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi.
Cara panennya adalah dengan mencabut seluruh bagian
tanaman dengan memilih tanaman yang sudah optimal.Tanaman yang masih kecil
diberi kesempatan untuk tumbuh membesar, sehingga panen Kangkung identik dengan
penjarangan.
Panen pertama dilakukan mulai umur 25 hari setelah
tanam, kemudian panen berikutnya adalah 30 hari sekali. Tanaman yang sudah
berumur 25 keatas hari harus dipanen seluruhnya, karena bila melampaui umur
tersebut kualitasnya menurun atau rendah; daun-daunnya menjadi kasar dan
tanaman telah berbunga.Produksi Kangkung per hektar dapat mencapai sekitar lebih
dari 8-10 ton.
h. Pascapanen
Hal yang pertama dilakukan pada pasca panen yakni
pengumpulan.Pengumpulan dilakukan setelah panen dengan cara meletakkan di suatu
tempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari langsung, karena dapat
membuat daun layu.
Kemudian dilakukan tahap selanjutnya yakni
penyortiran.Penyortiran dilakukan dengan memisahkan Kangkung yang busuk dan
rusak dengan Kangkung yang baik dan segar. Disamping itu juga penggolongan
terhadap Kangkung yang daunnya besar dan yang daunnya kecil.Setelah itu diikat
besar-besar maupun langsung degan ukuran ibu jari.
Pencucian hasil panen pada air yang mengalir dan
bersih, atau air yang disemprotkan melalui selang maupun pancuran.Kemudian
dilakukan pengemasan.Pengemasan (pewadahan) dalam telombong atau dedaunan yang
digulungkan menyelimuti seluruh bagian Kangkung, sehingga terhindar dari
pengaruh langsung sinar matahari. Pengangkutan ke pasar dengan cara dipikul
maupun angkutan lainnya, seperti mobil atau gerobak
F. Pendanaan dan Prediksi Analisa Kelayakan
Usaha
Sumber dana berasal dari anggaran mata kuliah
agribisnis tanaman sayuran STPP Yogyakarta. Kemudian dibuat prediksi analisa
kelayakan usaha tani tanaman Kangkung di kebun STPP Yogyakarta. Prediksi
analisa dapat dilihat pada perhitungan dibawah :
A.
Saprodi
1.
Benih 244
grm x Rp 80 =
Rp 19.520
2.
Pupuk
kandang 8 krg @ Rp 25.000 = Rp
200.000
3.
Tenaga
kerja 6 HOK =
Rp 240.000
Rp 459.520
B.
|
Alat
1.
|
Cangkul 3 buah @ Rp
40.000 – 5.000 x = Rp. 7.000/12 bln= 583
2.
|
Gembor 2 buah @ RP 30.000
– 2.000 = Rp. 5.600/12bln= 466
Rp.
1.050,-
C.
Panen
1.44 4 ikat prediksi x @ Rp. 1000 = Rp. 1.444.000
D.
Output
|
Rp. 1.444.000 – 419.520 = Rp. 984.480
O/I ratio = 3,14
Artinya setiap Rp.1 biaya yang dikeluarkan, mendapatkan penerimaan sebesar
Rp.3,14
Lampiran
“Kangkung
Cabut Sejati”
Asal benih : CV. ADITYA SENTANA AGRO Malang
Berat 1000 benih :
200 grm
Daya kecambah :
± 85 %
Kemurnian : ± 99 %
Kebutuhan benih :
244 grm
Sertifikat : Label Biru
informative makalahnya
BalasHapusPenutup nya mana
BalasHapusPenutup nya mana
BalasHapus