SEBAGAI MAHASISWA PENYULUH PERTANIAN YANG NANTINYA AKAN TERJUN DI MASYARAKAT DALAM MEMBERIKAN PENGARAHAN KEPADA PETANI, HARUSLAH MEMILIKI PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG CUKUP BAGAIMANA CARA MENYULUH YANG BAIK DI LAPANGAN, SEHINGGA PENYULUH ITU BENAR-BENAR MENJADI MOTIVATOR YANG BAIK DI MASYARAKAT

Jumat, 07 November 2014

PROPOSAL BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG



PROPOSAL
 
BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG


MATA KULIAH :
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN DAN BUAH BUAHAN
Description: F:\Foto\LOGO STPP.jpg






              




OLEH KELOMPOK 5 :

ROSIB
PETERUS
ICTIRA
CIPTO
YOSEFNAD
JUFENTUS ERIF





KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
2014

I.       PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang
              Kangkung (Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan  2) Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah.
              Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika. Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar tanaman kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untuk dijual kepsar.
    Petanian Organik adalah sebuah bentuk solusi baru guna menghadapi kebuntuan yang dihadapi petani sehubungan dengan maraknya intervensi barang-barang sintetis atas dunia pertanian sekarang ini. Dapat dilihat, mulai dari pupuk, insektisida, perangsang tumbuh, semuanya telah dibuat dari bahan-bahan yang disintesis dari senyawa-senyawa murni (biasanya un organik) di laboratorium. Pertanian organik dapat memberi perlindungan terhadap lingkungan dan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, memperbaiki kualitas hasil pertanian, menjaga pasokan produk pertanian sehingga harganya relatif stabil, serta  memiliki orientasi dan memenuhi kebutuhan hidup ke arah permintaan pasar.





METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat
            Waktu pelaksanaan budidaya tanaman Kangkung dilaksanakan selama 1 bulan dan dilaksanakan di kebun STPP Yogyakarta.

B.  Bahan dan Alat:
Adapun bahan dan alat yang digunakan dalam budidaya tanaman bayam ini antara lain sebagai berikut :
a)      Bahan :
1)      Lahan : 29 x 3 meter
2)      Benih Kangkung : 244grm
3)      Pupuk Kandang : 8 Karung x 25kg = 200kg
4)      Pupuk Urea :
5)      Pupuk Kcl :-
6)      Pupuk Phonska :-
7)      Pestisida : Pestisida Nabati
8)      Air
b)      Alat :
1)      Handtraktor
2)      Cangkul
3)      Sabit/ Arit
4)      Sprayer
5)      Timba
6)      Tali Rafia

C.  Teknis pelaksanaan
Dalam pelaksanaan ini meliputi beberapa tehknis diantaranya sebagai berikut:
1)      Persiapan Tanaman meliputi : pengolahan tanah, (membalikan tanah, dan membuat
2)      bedengan) persemaian, Transplanting, penyulaman, pemupukan, pengendalian OPT, pengamatan.
3)      Menentukan perlakuan
4)      Panen (Tanaman yang telah mencapai umur maksimal dapat di panen dengan cara mencabut).
5)      Pasca panen (Hasil panen sayuaran Kangkung di kemas dengan baik kemudian di pasarkan kepada konsumen)
6)      Analisis Usaha Tani : menganalisis untung dan ruginya dengan cara membandingkan antara biaya produksi dan hasil penjualan.

D. Perlakuan yang akan di lakukan
Dalam praktikum ini menggunakan 2 perlakuan, yaitu :
1)      Penanaman berbaris
2)      Perbedaan tingkat kerapatan

E.  Tahapan Pelaksanaan
Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan praktikum ini meliputi beberapa kegiatan berikut :
1.  Pembibitan
a.  Persyaratan Benih
Benih/biji yang baik untuk bertanam Kangkung adalah dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.       berasal dari induk yang sehat,
b.      bebas dari hama/penyakit,
c.       daya kecambah 85 persen, dan
d.      memiliki kemurnian benih yang tinggi.
Disamping persyaratan seperti yang disebutkan diatas, benih/bibit yang digunakan kalau bisa merupakan benih unggul agar nantinya tahan terhadap hama dan penyakit.

b.   Penyiapan Benih
Benih yang disiapkan harus menyesuaikan kondisi dan luas lahan setempat. Lahan yang akan digunakan terdapat 6 bedengan dimana masing-masing bedeng memiliki luas 9,16 meter persegi. Rekomendasi benih untuk setiap 9,16  meter pesergi yakni 40 grm. Maka kebutuhan untuk praktek pada lahan STPP Yogyakarta adalah 244 gram.
c.   Pengolahan Tanah
Sebelum pengolahan lahan dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu pH tanah yang sesuai yaitu antara 6-7 sehingga perlu dilakukan pengukuran dengan menggunakan pH-meter.Selanjutnya menganalisis tanah yang cocok untuk tanaman Kangkung, apakah perlu dilakukan pemupukan atau tidak.
Lahan yang akan ditanami dicangkul/dibajak sedalam 30-40 cm, bongkah tanah dipecah gulma dan seluruh sisa tanaman diangkat dan disingkirkan lalu diratakan. Lahan kemudian dibiarkan selama beberapa waktu agar tanah matang benar.
Setelah tahap pencangkulan kemudian dibuat bedengan dengan lebar sekitar 120 cm, tergantung jumlah populasi tanaman yang akan ditanam nanti. Dibuat parit antar bedengan selebar 20-30 cm, kedalaman 30 cm untuk drainase.Pada bedengan dibuat lubang-lubang tanam, jarak antar barisan 20-20 cm, jarak antar lubang (dalam barisan) 20-20 cm.
Pemupukan awal menggunakan pupuk kandang yang telah masak.Waktu pemupukan dilakukan satu minggu atau dua minggu sebelum tanam.Cara pemupukan adalah dengan disebarkan merata diatas bedengan kemudian diaduk dengan tanah lapisan atas. Untuk pemupukan yang diberikan per lubanng tanam, cara pemberiannya dilakukan dengan memasukkan pupuk ke dalam lubang tanam.

d.  Penanaman Benih
Lahan untuk Penanaman dipilih yang lebih tinggi dari sekitarnya dan bebas dari hama dan penyakit tanaman maupun gulma. Benih Kangkung ditanam dengan system tugal secara  berbaris-baris pada bedeng tanam kemudian ditutup dengan selapis tanah tipis.

e.   Pengairan dan Penyiraman

Pada fase awal pertumbuhan, sebaiknya penyiraman dilakukan rutin dan intensif 1-2 kali sehari, terutama di musim kemarau. Waktu yang paling baik untuk menyiram tanaman Kangkung adalah pagi atau sore hari, dengan menggunakan alat bantu gembor (emrat) agar air siramannya merata.


f.   Pengendalian Hama dan Penyakit
            Untuk mengendalikan hama dan penyakit ketika tanaman terserang, maka sebisa mungkin menghindari penggunaan bahan organic. Pestisida kimia hanya digunakan apabila bahan organic tidak mampu mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang.

g.  Panen
Ciri-ciri Kangkung cabut siap panen adalah umur tanaman antara 25 - 30 hari setelah tanam.Waktu panen yang paling baik adalah pagi atau sore hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi.
Cara panennya adalah dengan mencabut seluruh bagian tanaman dengan memilih tanaman yang sudah optimal.Tanaman yang masih kecil diberi kesempatan untuk tumbuh membesar, sehingga panen Kangkung identik dengan penjarangan.
Panen pertama dilakukan mulai umur 25 hari setelah tanam, kemudian panen berikutnya adalah 30 hari sekali. Tanaman yang sudah berumur 25 keatas hari harus dipanen seluruhnya, karena bila melampaui umur tersebut kualitasnya menurun atau rendah; daun-daunnya menjadi kasar dan tanaman telah berbunga.Produksi Kangkung per hektar dapat mencapai sekitar lebih dari 8-10 ton.

h.  Pascapanen

Hal yang pertama dilakukan pada pasca panen yakni pengumpulan.Pengumpulan dilakukan setelah panen dengan cara meletakkan di suatu tempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari langsung, karena dapat membuat daun layu.
Kemudian dilakukan tahap selanjutnya yakni penyortiran.Penyortiran dilakukan dengan memisahkan Kangkung yang busuk dan rusak dengan Kangkung yang baik dan segar. Disamping itu juga penggolongan terhadap Kangkung yang daunnya besar dan yang daunnya kecil.Setelah itu diikat besar-besar maupun langsung degan ukuran ibu jari.
Pencucian hasil panen pada air yang mengalir dan bersih, atau air yang disemprotkan melalui selang maupun pancuran.Kemudian dilakukan pengemasan.Pengemasan (pewadahan) dalam telombong atau dedaunan yang digulungkan menyelimuti seluruh bagian Kangkung, sehingga terhindar dari pengaruh langsung sinar matahari. Pengangkutan ke pasar dengan cara dipikul maupun angkutan lainnya, seperti mobil atau gerobak

F.   Pendanaan dan Prediksi Analisa Kelayakan Usaha

Sumber dana berasal dari anggaran mata kuliah agribisnis tanaman sayuran STPP Yogyakarta. Kemudian dibuat prediksi analisa kelayakan usaha tani tanaman Kangkung di kebun STPP Yogyakarta. Prediksi analisa dapat dilihat pada perhitungan dibawah :
A.    Saprodi
1.      Benih 244 grm x Rp 80                             = Rp   19.520
2.      Pupuk kandang 8 krg @ Rp 25.000         = Rp 200.000
3.      Tenaga kerja 6 HOK                                 = Rp 240.000
   Rp 459.520
B.    
3
 
Alat
1.     
15
 
Cangkul 3 buah @ Rp 40.000 – 5.000 x       = Rp. 7.000/12 bln= 583

2.     
15
 
Gembor 2 buah @ RP 30.000 – 2.000            = Rp. 5.600/12bln= 466
Rp. 1.050,-

C.    Panen
1.44 4  ikat prediksi x @ Rp. 1000     = Rp. 1.444.000

D.    Output
1.444.000
459.520
 
Rp. 1.444.000 – 419.520        = Rp. 984.480
O/I ratio                                  = 3,14

Artinya setiap Rp.1 biaya yang dikeluarkan, mendapatkan penerimaan sebesar Rp.3,14


Lampiran
“Kangkung Cabut Sejati”
Asal benih                   :           CV. ADITYA SENTANA AGRO Malang
Berat 1000 benih         :           200 grm
Daya kecambah           :           ± 85 %
Kemurnian                  :           ± 99 %
Kebutuhan benih         :           244 grm
Sertifikat                     :           Label Biru


3 komentar: