SEBAGAI MAHASISWA PENYULUH PERTANIAN YANG NANTINYA AKAN TERJUN DI MASYARAKAT DALAM MEMBERIKAN PENGARAHAN KEPADA PETANI, HARUSLAH MEMILIKI PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG CUKUP BAGAIMANA CARA MENYULUH YANG BAIK DI LAPANGAN, SEHINGGA PENYULUH ITU BENAR-BENAR MENJADI MOTIVATOR YANG BAIK DI MASYARAKAT

Jumat, 07 November 2014

PROFIL PETANI SUKSES DAN PERAN PENYULUH PERTANIAN



PROFIL PETANI SUKSES DAN PERAN PENYULUH PERTANIAN
TUGAS  MATA KULIAH
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI
SEMESTER V. B





                                                              Oleh Kelompok 5 :
                                                                 HERIYANTO
                                                                 FATIMA
                                                                 HERLINDA
                                                                 PELLE
                                                                 ICTIRA
                                                                 INDRA
                                                                                
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN  SUMBER DAYA
MANUSIA PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN ( STPP ) MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
TAHUN, 2014
PROFIL PETANI SUKSES

Sleman  Ketua Asosiasi Buah Naga Indonesia Gun Sutopo mengatakan apabila ingin sukses dan lebih sejahtera, petani harus mampu menjadi pengusaha, terutama dalam memasarkan produknya.
Sleman  Ketua Asosiasi Buah Naga Indonesia Gun Sutopo mengatakan apabila ingin sukses dan lebih sejahtera, petani harus mampu menjadi pengusaha, terutama dalam memasarkan produknya.
“Petani di Indonesia selama ini tidak dididik untuk menjadi pengusaha yang sukses. Mereka hanya bertani saja, tanpa tahu bagaimana memasarkan produk mereka dengan baik, bagaiamana pasar percaya dengan produknya, dan bagaimana produknya dicari pasar,” katanya di Sleman, Rabu.
Menurut dia, jika petani memiliki kemampuan menjadi pengusaha, maka mereka akan memiliki juga strategi dalam promosi untuk memasarkan produknya.
“Tidak perlu yang sulit-sulit, sebagai contoh karena kebun buah naga yang saya miliki ini berada di lereng Gunung Merapi, maka dalam promosi dan pemasaran, saya selalu katakan bahwa buah naga saya banyak manfaatnya karena mengandung mineral-mineral alam Gunung Merapi. Ini membuat pasar penasaran,” katanya.
Pemilik perkebunan buah Sabila Farm di Pakembinangun, Kabupaten Sleman ini mengatakan dengan kemampuan membangun kepercayaan pasar tersebut, maka produk pertanian yang dihasilkan akan banyak dicari.
“Jujur saja, saya mampu menjual buah naga merah dengan harga Rp30 ribu per kilogram (kg), dan buah naga putih Rp20 ribu per kg. Padahal di pasaran umum, harga rata-rata buah naga antara Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per kg,” katanya.
Gun mengatakan begitu pula dengan buah srikaya, jika di pasaran harganya antara Rp10.000 hingga Rp20.000 per kg, maka dirinya bisa menjual dengan harga Rp30.000 sampai Rp50.000 per kg.
“Pasar sudah percaya, dan mereka tidak mengeluh dengan harga yang saya berikan, karena mereka mendapatkan kepuasan. Berani dibandingkan antara produk buah dari kebun saya dengan produk buah lainnya,” katanya.
Ia mengatakan menjual dengan harga yang jauh di atas harga pasar itu pun, dirinya masih kewalahan untuk memenuhi permintaan dari pasar, bahkan pembeli selalu antre dan rela bayar dimuka untuk mendapatkan produk buah dari Sabila Farm ini.
“Pernah saya iseng mencoba, salah satu konsumen saya beri buah srikaya dari kebun lain, dan saya kemas dengan dus Sabila Farm. Namun saat kiriman sampai, dan konsumen membuka dusnya, dia langsung tahu bahwa buah tersebut bukan produk kami. Baru melihat kondisi luar buahnya saja, belum sampai mencicipi rasanya, konsumen sudah bisa tahu,” katanya.
Gun Sutopo mengatakan jika petani dididik sebagai pengusaha dan memiliki jiwa pengusaha, maka petani tersebut merasa yakin kehidupan petani di Indonesia akan lebih sejahtera.
“Saat ini produksi buah dalam negeri masih kurang, masih banyak impor buah. Ini yang harus dimanfaatkan para petani Indonesia. Mereka harus berani mengubah pola pikir, dan berani bertindak. Semua bisa dipelajari agar bisa menghasilkan produk yang bagus. Jangan pernah menyerah, dan hanya mengandalkan bantuan,” katanya.
 “Petani di Indonesia selama ini tidak dididik untuk menjadi pengusaha yang sukses. Mereka hanya bertani saja, tanpa tahu bagaimana memasarkan produk mereka dengan baik, bagaiamana pasar percaya dengan produknya, dan bagaimana produknya dicari pasar,” katanya di Sleman, Rabu.
Menurut dia, jika petani memiliki kemampuan menjadi pengusaha, maka mereka akan memiliki juga strategi dalam promosi untuk memasarkan produknya.
“Tidak perlu yang sulit-sulit, sebagai contoh karena kebun buah naga yang saya miliki ini berada di lereng Gunung Merapi, maka dalam promosi dan pemasaran, saya selalu katakan bahwa buah naga saya banyak manfaatnya karena mengandung mineral-mineral alam Gunung Merapi. Ini membuat pasar penasaran,” katanya.
Pemilik perkebunan buah Sabila Farm di Pakembinangun, Kabupaten Sleman ini mengatakan dengan kemampuan membangun kepercayaan pasar tersebut, maka produk pertanian yang dihasilkan akan banyak dicari.
“Jujur saja, saya mampu menjual buah naga merah dengan harga Rp30 ribu per kilogram (kg), dan buah naga putih Rp20 ribu per kg. Padahal di pasaran umum, harga rata-rata buah naga antara Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per kg,” katanya.
Gun mengatakan begitu pula dengan buah srikaya, jika di pasaran harganya antara Rp10.000 hingga Rp20.000 per kg, maka dirinya bisa menjual dengan harga Rp30.000 sampai Rp50.000 per kg.
“Pasar sudah percaya, dan mereka tidak mengeluh dengan harga yang saya berikan, karena mereka mendapatkan kepuasan. Berani dibandingkan antara produk buah dari kebun saya dengan produk buah lainnya,” katanya.
Ia mengatakan menjual dengan harga yang jauh di atas harga pasar itu pun, dirinya masih kewalahan untuk memenuhi permintaan dari pasar, bahkan pembeli selalu antre dan rela bayar dimuka untuk mendapatkan produk buah dari Sabila Farm ini.
“Pernah saya iseng mencoba, salah satu konsumen saya beri buah srikaya dari kebun lain, dan saya kemas dengan dus Sabila Farm. Namun saat kiriman sampai, dan konsumen membuka dusnya, dia langsung tahu bahwa buah tersebut bukan produk kami. Baru melihat kondisi luar buahnya saja, belum sampai mencicipi rasanya, konsumen sudah bisa tahu,” katanya.
Gun Sutopo mengatakan jika petani dididik sebagai pengusaha dan memiliki jiwa pengusaha, maka petani tersebut merasa yakin kehidupan petani di Indonesia akan lebih sejahtera.
“Saat ini produksi buah dalam negeri masih kurang, masih banyak impor buah. Ini yang harus dimanfaatkan para petani Indonesia. Mereka harus berani mengubah pola pikir, dan berani bertindak. Semua bisa dipelajari agar bisa menghasilkan produk yang bagus. Jangan pernah menyerah, dan hanya mengandalkan bantuan,” katanya.





PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Pembangunan ekonomi masih akan tetap berbasis pertanian secara luas. Namun, sejalan dengan tahapan-tahapan perkembangan ekonomi maka kegiatan jasa-jasa dan bisnis berbasis pertanian juga akan semakin meningkat, dengan kata lain kegiatan agribisnis akan menjadi salah satu kegiatan unggulan pembangunan ekonomi nasional dalam berbagai aspek yang luas.
Penyuluhan pertanian sebagai bagian integral pembangunan pertanian merupakan salah satu upaya pemberdayaan petani dan pelaku usaha pertanian lain untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraannya[1]. Untuk itu kegiatan penyuluhan pertanian harus dapat mengakomodasikan aspirasi dan peran aktif petani dan pelaku usaha pertanian lainnya melalui pendekatan partisipatif. Pengembangan pembangunan pertanian di masa mendatang perlu memberikan perhatian yang khusus terhadap penyuluhan pertanian, karena penyuluhan pertanian merupakan salah satu kegiatan yang strategis dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan pertanian. Melalui kegiatan penyuluhan, petani ditingkatkan kemampuannya agar dapat mengelola usaha taninya dengan produktif, efisien dan menguntungkan, sehingga petani dan keluarganya dapat meningkatkan kesejahteraanya. Meningkatnya kesejahteraan petani dan keluarganya adalah tujuan utama dari pembangunan pertanian.
Mosher (1981) mengemukakan bahwa untuk mempercepat pembangunan pertanian setiap petugas perlu terus diberi kesempatan untuk belajar mengembangkan keterampilan-keterampilan baru dan meningkatkan keahlian khusunya selama ia masih aktif dalam jabatannya. Karena salah satu upaya peningkatan kapasitas SDM pertanian adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan petani kecil. Sumberdaya pertanian yang dimaksud di atas, selain petani juga aparaturnya yang didalamnya termasuk penyuluh pertanian.
Rogers dan Shoemaker (1971) dalam Mugniesyah (2006) mengemukakan bahwa tekhnologi yang senantiasa berubah ini sebagai bagian dari konsep yang disebut inovasi. Peranan penyuluhan dikatakan berhasil jika individu-individu petani mau menerima dan menerapkan alternatif inovasi pertanian yang paling tepat bagi usaha tani mereka. Oleh karena itu penyuluh pertanian berupaya agar petani belajar untuk sampai pada mau mengambil keputusan untuk mau menerima dan menggunakan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas usahatani mereka. Maka dari itu sangatlah penting untuk mengetahui seberapa besar peranan penyuluhan untuk pembangunan pertanian.
1.2 Perumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yang merupakan masalah utama yaitu:
  1. Apa itu penyuluh dan tugas utamanya?
  2. Apakah peranan penyuluh dalam menyampaikan informasi dan inovasi pertanian masih efektif?
  3. Apakah penyuluhan berpengaruh terhadap perubahan hasil pertanian untuk kesejahteraan petani?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian makalah ini untuk:
  1. Mengetahui penyuluh itu dan tugas utamanya.
  2. Mengetahui seberapa besar peran penyuluh dalam menyampaikan inovasi yang diterapkan pemerintah untuk pembangunan pertanian.
  3. Mengetahui seberapa besar pengaruh penyuluh pertanian terhadap perubahan hasil pertanian yang mempengaruhi kesejahteraan petani.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan penulis mengenai peranan penyuluh dalam pembangunan pertanian dan penerapan inovasi teknologi pertanian. penelitian ini juga diharapkan mampu menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi para akademisi maupun masyarakat umum yang tertarik pada topik ini.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyuluh Pertanian
Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yaitu menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam menghadapi persaingan global yang selama ini terabaikan. Dalam kaitan itu ada dua hal yang penting yang menyangkut kondisi sumberdaya manusia pertanian di daerah yang perlu mendapatkan perhatian yaitu sumberdaya petugas dan sumberdaya petani. Kedua sumberdaya tersebut merupakan pelaku dan pelaksana yang mensukseskan program pembangunan pertanian
Sementara itu salah satu sumberdaya manusia petugas pertanian adalah kelompok fungsional yaitu kelompok Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), di mana Penyuluh Pertanian adalah petugas yang melakukan pembinaan dan berhubungan atau berhadapan langsung dengan petani. Tugas pembinaan dilakukan untuk meningkatkan sumberdaya petani di bidang pertanian, di mana untuk menjalankan tugas ini di masa depan penyuluh harus memiliki kualitas sumberdaya yang handal, memiliki kemandirian dalam bekerja, profesional serta berwawasan global.
“Penyuluhan secara sistematis adalah suatu proses yang (1). Membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan perkiraan ke depan; (2). Membantu petani menyadarkan terhadap kemungkinan timbulnya masalah dari analisis tersebut; (3). Meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan wawasan terhadap suatu masalah, serta membantu menyusun kerangka berdasarkan pengetahuan yang dimiliki petani; (4). Membantu petani memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan dengan cara pemecahan masalah yang dihadapi serta akibat yang ditimbulkannya sehingga mereka mempunyai berbagai alternatif tindakan; (5). Membantu petani memutuskan pilihan tepat yang menurut pendapat mereka sudah optimal; (6). Meningkatkan motivasi petani untuk dapat menerapkan pilihannya ; dan (7). Membantu petani untuk mengevaluasi dan meningkatkan keterampilan mereka dalam membentuk pendapat dan mengambil keputusan”( Van Den Ban, et.al ,2003).





2.2 Peranan Penyuluh Pertanian
Pembangunan pertanian merupakan strategi yang ditempuh oleh Negara-negara sedang berkembang untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakatnya. (Maunder, 1972 dalam Mugniesyah, 2006). Pembangunan pertanian ke depan diharapkan dapat memberi kontribusi yang lebih besar dalam rangka mengurangi kesenjangan dan memperluas kesempatan kerja, serta mampu memanfaatkan semua peluang ekonomi yang terjadi sebagai dampak dari globalisasi dan liberalisasi perkonomian dunia. Untuk mewujudkan harapan tersebut diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas dan handal dengan ciri mandiri, profesional, berjiwa wirausaha, mempunyai dedikasi, etos kerja, disiplin dan moral yang tinggi serta berwawasan global, sehingga petani dan pelaku usaha pertanian lain akan mampu membangun usahatani yang berdaya saing tinggi. Salah satu upaya untuk meningkatkan SDM pertanian, terutama SDM petani, adalah melalui kegiatan penyuluhan pertanian.
Peranan agen penyuluhan pertanian adalah membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara komunikasi yang baik dengan cara memberikan informasi yang mereka perlukan[2]. Peranan penyuluhan dibanyak negara pada masa lalu dipandang sebagai alih teknologi dari peneliti ke petani. Sekarang peranan penyuluhan lebih dipandang sebagai proses membantu petani untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menolong mereka mengembangkan wawasan mengenai konsekwensi dari masing-masing pilihan itu.
Petani mendapatkan informasi informasi tidak hanya dari agen penyuluhan, tetapi juga dari beberapa sumber lain, termasuk pengalaman mereka sendiri serta pengalaman mitra mereka untuk mengembangkan wawasan. Pendapat dan keputusan petani juga didasarkan pada sistem nilai mereka, walaupun mereka tidak selalu memahami kaitannya sehingga penyuluhan juga harus membantu memperjelas hubungan ini. Dengan demikian, agen penyuluhan[3] dapat membantu petani dalam mengambil keputusan ke jalur yang mereka tuju, baik jalur pengetahuan maupun jalur pilihan. Jalur pengetahuan biasanya lebih diperhatikan oleh agen penyuluhan, tetapi informasi yang diberikan untuk jalur ini hanya efektif jika petani menyadari bahwa yang demikian akan membantu mereka menuju ke jalur pilihan.




Tabel 1 pembagian kontribusi antara petani dan agen penyuluhan.
No.
Pembagian kontribusi
Petani
Agen penyuluhan
Pengetahuan akan situasi sekarang
xxx
x
Pengatahuan akan perubahan situasi yang dapat terjadi
x
xxx
Pengetahuan akan masalah yang dirasakan petani
xxx
x
Pengetahuan akan  kemungkinan pemecahan masalahnya
x
xxx
Pengetahuan akan situasi yang diharapkan
xxx
x
Hak untuk memeutuskan situasi apa yang diinginkan
xxx
x
Hak untuk memutuskan siapa yang menjadi kelompok sasaran
xx
xx
Pengetahuan akan konsekwensi dari diterimanya saran oleh petani
xx
xx
Pengatahuan akan dampak-dampak penyuluhan
xx
xx
Pengetahuan akan reaksi petani terhadap kegiatan penyuluhan terdahulu
xxx
x
Pengetahuan akan sumber daya penyuluhan yang tersedia
x
xxx
Pengetahuan akan kepentingan dan keahlian agen penyuluhan
x
xxxx
Pengetahuan akan prosedur yang efektif untuk perencanaan program
x
xxx




Keterangan : jumlah tanda silang (x) menunjukkan siapa yang paling diharapkan untuk memberikan kontribusi.
Sumber : Van Den Ban, A.W & H.S. Hawkins. 1999.Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta. Kanisius
Petani mempunyai harapan dari cara agen penyuluhan membantunya, tetapi atasan dari agen penyuluhan itu juga mengharapkan peranannya. Dengan demikian, posisi agen prnyuluhan berada ditengah-tengah dan akan mengalami kesulutan jika terjadi pertentangan antara dua kelompok ini. Beberapa studi menunjukkan bahwa agen penyuluhan di negara induetri maju lebih memperhatikan pendapat petani daripda atasannya mengenai pekerjaan penyuluhan karena mereka bekerja dengan petani setiap harinya[4].
Mosher mengusulkan 6 kateori peranan penyuluh pertanian[5], yaitu:
  1. Pengisi kehampaan pedesaan
Menurut teori tersebut penyuluh pertanian adalah seseorang ysng hidup dikalangan petani, mengenal dengan akrab kegiatan-kegiatan mereka dan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam memajukan pertanian, kemudian membantu mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan oleh mereka untuk memajukan pertanian.
  1. Penyebar hasil-hasil penelitian
Peranan ini dipandang hanya relevan bagi para petani yang telah modern. Mereka telah menghasilkan produksi yang berorientasi pasar, akses pada input produksi dan slalu merespon terhadap perubahan-perubahan sepanjang harga terjangkau mereka.
  1. Pelatih pengambilan keputusan
Peranan ini membantu para petani agar dapat meningkatkan keterampilannya dalam mengambil keputusan-keputusan tentang produksi, pemasaran dan infestasi dalam usaha taninya.




  1. Rekan pemberi semangat
Menurut Mosher, petani membutuhkan suatu dorongan semangat (encouragement). Mereka membutuhkan rekan yang akan menyemangati dan mendampingi mereka untuk percobaan dalam menerapkan teknologi baru dan memfasilitasi mereka untuk berhasil dalam percobaan tersebut.
  1. Pendorong peningkatan produksi suatu komoditas
Pandangan lain tentang ujuan pnyuluhan pertanian adalah mendukung rencana pemerintah untuk meningkatkan produksi suatu komoditi pertanian atau ternak tertentu. Dalam hal ini pemerintah meminta penyuluh untuk menggerakkan petani untuk membudidayakan produksi komoditas tertentu yang dianjurkan pemerintah tersebut.
  1. Pelayan pemerintah
Penyuluh sangat terbatas dan mereka juga pegawai pemerintah, sementara dipihak lain sumberdaya manusia setempat yang diakses pada pendidikan lanjutan atau tinggi juga terbatas, menyebabkan pemerintah menuntut penyuluh untuk menjalankan beragam tugas diluar peranan mereka yang seharusnya.
2.3 Pengaruh Penyuluh Pertanian
Setiap program pengembangan sektor pertanian khususnya yang berkait dengan program pengembangan SDM pertanian harus merupakan bagian integral dari peningkatan kesejahteraan petani (PPK). Pengembangan model pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan berbasis kompetensi dan agribisnis diharapkan mampu meningkatkan mutu SDM pertanian. Pada gilirannya mampu meningkatkan produktifitas, mutu dan harga hasil pertanian yang kompetitif. Tujuannya adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani yang didukung dengan pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumberdaya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan dan perlindungan terhadap petani.
Tujuan utama kebijakan pembangunan pertanian di kebanyakan negara adalah meningkatkan produksi pangan dalam jumlah yang sama dengan permintaan akan bahan pangan yang semakin meningkat. Dengan harga yang bersaing di pasar dunia kian dimengerti bahwa pembangunan semacam itu harus berkelanjutan dan sering kali harus dilakukan dengan cara yang berbeda dari cara terdahulu. Organisasi penyuluhan pertanian yang efektif sangat penting di dalam situasi demikian.
Proses penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik dan benar apabila didukung dengan tenaga penyuluh yang profesional, kelembagaan penyuluh yang handal, materi penyuluhan yang terus-menerus mengalir, sistem penyelenggaraan penyuluhan yang benar serta metode penyuluhan yang tepat dan manajemen penyuluhan yang polivalen. Dengan demikian penyuluhan pertanian sangat penting artinya dalam memberikan modal bagi petani dan keluargannya, sehingga memiliki kemampuan menolong dirinya sendiri untuk mencapai tujuan dalam memperbaiki kesejahteraan hidup petani dan keluarganya.

























BAB III
KESIMPULAN & SARAN
3.1 KESIMPULAN
Peranan dari penyuluh pertanian sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pendukung gerak usaha petani merupakan titik sentral dalam memberikan penyuluhan kepada petani  akan pentingnya berusaha tani dengan memperhatikan kelestarian dari sumber daya alam. Kesalahan dalam memberikan penyuluhan kepada petani – nelayan akan menimbulkan dampak negatif dan merusak lingkungan. Proses penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik dan benar apabila didukung dengan tenaga penyuluh yang profesional, kelembagaan penyuluh yang handal, materi penyuluhan yang terus-menerus mengalir, sistem penyelenggaraan penyuluhan yang benar serta metode penyuluhan yang tepat dan manajemen penyuluhan yang polivalen. Dengan demikian penyuluhan pertanian sangat penting artinya dalam memberikan modal bagi petani dan keluargannya, sehingga memiliki kemampuan menolong dirinya sendiri untuk mencapai tujuan dalam memperbaiki kesejahteraan hidup petani dan keluarganya, tanpa harus merusak lingkungan di sekitarnya.
3.2 SARAN
Ditinjau dari permasalahan ini, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah agen penyuluhan diharapkan bukan saja untuk melakukan penyulihan, tetapi juga melakukan peranan lain seperti menentukan kebijakan peraturan, atau mengawasi ditribusi kredit yang sebenarnya bertentangan dengan tugasnya sebagai penyuluh.












Daftar pustaka
Sugiah M Siti. 2006. Bahan Kuliah Ilmu Penyuluhan. Tidak dipublikasikan. Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. IPB. Bogor.
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. Bandung. PT Refika Aditama.
Van Den Ban, A.W & H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta. Kanisius.

[1] Siti Sugiah Mugniesyah,Ilmu Penyuluhan/Kuliah-2(Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, IPB Bogor, 2006), h.1
[2] A.W. Van den Ban & A.W Hawkins, Penyuluhan Pertanian (Yogyakarta:Kanisius, 1999), h. 314
[3] Agen penyuluhan yaitu orang yang tugas utamanya membantu penyuluhan atau mengelola organisasi penyuluhan ditingkat lapangan.
[4] Hawkins, Op.cit. h. 315
[5] Mugniesyah, Op.cit, h. 13-17


Tidak ada komentar:

Posting Komentar