PROFIL
PETANI SUKSES DAN PERAN PENYULUH PERTANIAN
TUGAS MATA
KULIAH
PENGEMBANGAN
KELEMBAGAAN PETANI
SEMESTER
V. B
Oleh Kelompok 5 :
HERIYANTO
FATIMA
HERLINDA
PELLE
ICTIRA
INDRA
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA PERTANIAN SEKOLAH TINGGI
PENYULUHAN PERTANIAN ( STPP ) MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI
YOGYAKARTA
TAHUN,
2014
PROFIL PETANI SUKSES
Sleman Ketua
Asosiasi Buah Naga Indonesia Gun Sutopo mengatakan apabila ingin sukses dan
lebih sejahtera, petani harus mampu menjadi pengusaha, terutama dalam
memasarkan produknya.
Sleman Ketua
Asosiasi Buah Naga Indonesia Gun Sutopo mengatakan apabila ingin sukses dan
lebih sejahtera, petani harus mampu menjadi pengusaha, terutama dalam
memasarkan produknya.
“Petani di Indonesia selama ini tidak dididik untuk
menjadi pengusaha yang sukses. Mereka hanya bertani saja, tanpa tahu bagaimana
memasarkan produk mereka dengan baik, bagaiamana pasar percaya dengan
produknya, dan bagaimana produknya dicari pasar,” katanya di Sleman, Rabu.
Menurut dia, jika petani memiliki kemampuan menjadi
pengusaha, maka mereka akan memiliki juga strategi dalam promosi untuk
memasarkan produknya.
“Tidak perlu yang sulit-sulit, sebagai contoh karena
kebun buah naga yang saya miliki ini berada di lereng Gunung Merapi, maka dalam
promosi dan pemasaran, saya selalu katakan bahwa buah naga saya banyak
manfaatnya karena mengandung mineral-mineral alam Gunung Merapi. Ini membuat
pasar penasaran,” katanya.
Pemilik perkebunan buah Sabila Farm di Pakembinangun,
Kabupaten Sleman ini mengatakan dengan kemampuan membangun kepercayaan pasar
tersebut, maka produk pertanian yang dihasilkan akan banyak dicari.
“Jujur saja, saya mampu menjual buah naga merah dengan
harga Rp30 ribu per kilogram (kg), dan buah naga putih Rp20 ribu per kg.
Padahal di pasaran umum, harga rata-rata buah naga antara Rp10 ribu hingga Rp20
ribu per kg,” katanya.
Gun mengatakan begitu pula dengan buah srikaya, jika
di pasaran harganya antara Rp10.000 hingga Rp20.000 per kg, maka dirinya bisa
menjual dengan harga Rp30.000 sampai Rp50.000 per kg.
“Pasar sudah percaya, dan mereka tidak mengeluh dengan
harga yang saya berikan, karena mereka mendapatkan kepuasan. Berani
dibandingkan antara produk buah dari kebun saya dengan produk buah lainnya,”
katanya.
Ia mengatakan menjual dengan harga yang jauh di atas
harga pasar itu pun, dirinya masih kewalahan untuk memenuhi permintaan dari
pasar, bahkan pembeli selalu antre dan rela bayar dimuka untuk mendapatkan
produk buah dari Sabila Farm ini.
“Pernah saya iseng mencoba, salah satu konsumen saya
beri buah srikaya dari kebun lain, dan saya kemas dengan dus Sabila Farm. Namun
saat kiriman sampai, dan konsumen membuka dusnya, dia langsung tahu bahwa buah
tersebut bukan produk kami. Baru melihat kondisi luar buahnya saja, belum
sampai mencicipi rasanya, konsumen sudah bisa tahu,” katanya.
Gun Sutopo mengatakan jika petani dididik sebagai
pengusaha dan memiliki jiwa pengusaha, maka petani tersebut merasa yakin
kehidupan petani di Indonesia akan lebih sejahtera.
“Saat ini produksi buah dalam negeri masih kurang,
masih banyak impor buah. Ini yang harus dimanfaatkan para petani Indonesia.
Mereka harus berani mengubah pola pikir, dan berani bertindak. Semua bisa
dipelajari agar bisa menghasilkan produk yang bagus. Jangan pernah menyerah,
dan hanya mengandalkan bantuan,” katanya.
“Petani di
Indonesia selama ini tidak dididik untuk menjadi pengusaha yang sukses. Mereka
hanya bertani saja, tanpa tahu bagaimana memasarkan produk mereka dengan baik,
bagaiamana pasar percaya dengan produknya, dan bagaimana produknya dicari
pasar,” katanya di Sleman, Rabu.
Menurut dia, jika petani memiliki kemampuan menjadi
pengusaha, maka mereka akan memiliki juga strategi dalam promosi untuk
memasarkan produknya.
“Tidak perlu yang sulit-sulit, sebagai contoh karena
kebun buah naga yang saya miliki ini berada di lereng Gunung Merapi, maka dalam
promosi dan pemasaran, saya selalu katakan bahwa buah naga saya banyak
manfaatnya karena mengandung mineral-mineral alam Gunung Merapi. Ini membuat
pasar penasaran,” katanya.
Pemilik perkebunan buah Sabila Farm di Pakembinangun,
Kabupaten Sleman ini mengatakan dengan kemampuan membangun kepercayaan pasar
tersebut, maka produk pertanian yang dihasilkan akan banyak dicari.
“Jujur saja, saya mampu menjual buah naga merah dengan
harga Rp30 ribu per kilogram (kg), dan buah naga putih Rp20 ribu per kg.
Padahal di pasaran umum, harga rata-rata buah naga antara Rp10 ribu hingga Rp20
ribu per kg,” katanya.
Gun mengatakan begitu pula dengan buah srikaya, jika
di pasaran harganya antara Rp10.000 hingga Rp20.000 per kg, maka dirinya bisa
menjual dengan harga Rp30.000 sampai Rp50.000 per kg.
“Pasar sudah percaya, dan mereka tidak mengeluh dengan
harga yang saya berikan, karena mereka mendapatkan kepuasan. Berani
dibandingkan antara produk buah dari kebun saya dengan produk buah lainnya,”
katanya.
Ia mengatakan menjual dengan harga yang jauh di atas
harga pasar itu pun, dirinya masih kewalahan untuk memenuhi permintaan dari
pasar, bahkan pembeli selalu antre dan rela bayar dimuka untuk mendapatkan
produk buah dari Sabila Farm ini.
“Pernah saya iseng mencoba, salah satu konsumen saya
beri buah srikaya dari kebun lain, dan saya kemas dengan dus Sabila Farm. Namun
saat kiriman sampai, dan konsumen membuka dusnya, dia langsung tahu bahwa buah
tersebut bukan produk kami. Baru melihat kondisi luar buahnya saja, belum
sampai mencicipi rasanya, konsumen sudah bisa tahu,” katanya.
Gun Sutopo mengatakan jika petani dididik sebagai
pengusaha dan memiliki jiwa pengusaha, maka petani tersebut merasa yakin
kehidupan petani di Indonesia akan lebih sejahtera.
“Saat ini produksi buah dalam negeri masih kurang,
masih banyak impor buah. Ini yang harus dimanfaatkan para petani Indonesia.
Mereka harus berani mengubah pola pikir, dan berani bertindak. Semua bisa
dipelajari agar bisa menghasilkan produk yang bagus. Jangan pernah menyerah,
dan hanya mengandalkan bantuan,” katanya.
- See more at: http://pertaniansehat.com/read/2012/11/14/gun-sutopo-petani-harus-mampu-jadi-pengusaha-agar-lebih-sejahtera.html#sthash.vPBUwdYQ.dpuf
PERANAN
PENYULUHAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN PETANI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam
perekonomian nasional. Pembangunan ekonomi masih akan tetap berbasis pertanian
secara luas. Namun, sejalan dengan tahapan-tahapan perkembangan ekonomi maka
kegiatan jasa-jasa dan bisnis berbasis pertanian juga akan semakin meningkat,
dengan kata lain kegiatan agribisnis akan menjadi salah satu kegiatan unggulan
pembangunan ekonomi nasional dalam berbagai aspek yang luas.
Penyuluhan pertanian sebagai bagian integral pembangunan
pertanian merupakan salah satu upaya pemberdayaan petani dan pelaku usaha
pertanian lain untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraannya[1]. Untuk itu kegiatan penyuluhan pertanian harus dapat
mengakomodasikan aspirasi dan peran aktif petani dan pelaku usaha pertanian
lainnya melalui pendekatan partisipatif. Pengembangan pembangunan pertanian di
masa mendatang perlu memberikan perhatian yang khusus terhadap penyuluhan
pertanian, karena penyuluhan pertanian merupakan salah satu kegiatan yang
strategis dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan pertanian. Melalui kegiatan
penyuluhan, petani ditingkatkan kemampuannya agar dapat mengelola usaha taninya
dengan produktif, efisien dan menguntungkan, sehingga petani dan keluarganya
dapat meningkatkan kesejahteraanya. Meningkatnya kesejahteraan petani dan
keluarganya adalah tujuan utama dari pembangunan pertanian.
Mosher (1981) mengemukakan bahwa untuk mempercepat
pembangunan pertanian setiap petugas perlu terus diberi kesempatan untuk
belajar mengembangkan keterampilan-keterampilan baru dan meningkatkan keahlian
khusunya selama ia masih aktif dalam jabatannya. Karena salah satu upaya
peningkatan kapasitas SDM pertanian adalah salah satu cara untuk meningkatkan
kesejahteraan petani kecil. Sumberdaya pertanian yang dimaksud di atas, selain
petani juga aparaturnya yang didalamnya termasuk penyuluh pertanian.
Rogers dan Shoemaker (1971) dalam Mugniesyah (2006)
mengemukakan bahwa tekhnologi yang senantiasa berubah ini sebagai bagian dari
konsep yang disebut inovasi. Peranan penyuluhan dikatakan berhasil jika
individu-individu petani mau menerima dan menerapkan alternatif inovasi
pertanian yang paling tepat bagi usaha tani mereka. Oleh karena itu penyuluh
pertanian berupaya agar petani belajar untuk sampai pada mau mengambil
keputusan untuk mau menerima dan menggunakan teknologi yang dapat meningkatkan
produktivitas usahatani mereka. Maka dari itu sangatlah penting untuk
mengetahui seberapa besar peranan penyuluhan untuk pembangunan pertanian.
1.2 Perumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
yang merupakan masalah utama yaitu:
- Apa itu penyuluh dan tugas utamanya?
- Apakah peranan penyuluh dalam menyampaikan informasi
dan inovasi pertanian masih efektif?
- Apakah penyuluhan berpengaruh terhadap perubahan hasil
pertanian untuk kesejahteraan petani?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian makalah ini untuk:
- Mengetahui penyuluh itu dan tugas utamanya.
- Mengetahui seberapa besar peran penyuluh dalam
menyampaikan inovasi yang diterapkan pemerintah untuk pembangunan
pertanian.
- Mengetahui seberapa besar pengaruh penyuluh pertanian
terhadap perubahan hasil pertanian yang mempengaruhi kesejahteraan petani.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan penulis mengenai peranan penyuluh dalam pembangunan pertanian dan
penerapan inovasi teknologi pertanian. penelitian ini juga diharapkan mampu
menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi para akademisi maupun masyarakat umum
yang tertarik pada topik ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyuluh Pertanian
Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam
reformasi ekonomi, yaitu menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dan
memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam menghadapi persaingan
global yang selama ini terabaikan. Dalam kaitan itu ada dua hal yang penting
yang menyangkut kondisi sumberdaya manusia pertanian di daerah yang perlu
mendapatkan perhatian yaitu sumberdaya petugas dan sumberdaya petani. Kedua
sumberdaya tersebut merupakan pelaku dan pelaksana yang mensukseskan program
pembangunan pertanian
Sementara itu salah satu sumberdaya manusia petugas
pertanian adalah kelompok fungsional yaitu kelompok Penyuluh Pertanian Lapangan
(PPL), di mana Penyuluh Pertanian adalah petugas yang melakukan pembinaan dan
berhubungan atau berhadapan langsung dengan petani. Tugas pembinaan dilakukan
untuk meningkatkan sumberdaya petani di bidang pertanian, di mana untuk
menjalankan tugas ini di masa depan penyuluh harus memiliki kualitas sumberdaya
yang handal, memiliki kemandirian dalam bekerja, profesional serta berwawasan
global.
“Penyuluhan secara sistematis adalah suatu proses yang (1).
Membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan
perkiraan ke depan; (2). Membantu petani menyadarkan terhadap kemungkinan
timbulnya masalah dari analisis tersebut; (3). Meningkatkan pengetahuan dan
mengembangkan wawasan terhadap suatu masalah, serta membantu menyusun kerangka
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki petani; (4). Membantu petani memperoleh
pengetahuan yang khusus berkaitan dengan cara pemecahan masalah yang dihadapi
serta akibat yang ditimbulkannya sehingga mereka mempunyai berbagai alternatif
tindakan; (5). Membantu petani memutuskan pilihan tepat yang menurut pendapat
mereka sudah optimal; (6). Meningkatkan motivasi petani untuk dapat menerapkan
pilihannya ; dan (7). Membantu petani untuk mengevaluasi dan meningkatkan
keterampilan mereka dalam membentuk pendapat dan mengambil keputusan”( Van Den
Ban, et.al ,2003).
2.2 Peranan Penyuluh Pertanian
Pembangunan pertanian merupakan strategi yang ditempuh oleh
Negara-negara sedang berkembang untuk meningkatkan kemampuan ekonomi
masyarakatnya. (Maunder, 1972 dalam Mugniesyah, 2006). Pembangunan
pertanian ke depan diharapkan dapat memberi kontribusi yang lebih besar dalam
rangka mengurangi kesenjangan dan memperluas kesempatan kerja, serta mampu
memanfaatkan semua peluang ekonomi yang terjadi sebagai dampak dari globalisasi
dan liberalisasi perkonomian dunia. Untuk mewujudkan harapan tersebut
diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas dan handal dengan ciri mandiri,
profesional, berjiwa wirausaha, mempunyai dedikasi, etos kerja, disiplin dan
moral yang tinggi serta berwawasan global, sehingga petani dan pelaku usaha
pertanian lain akan mampu membangun usahatani yang berdaya saing tinggi. Salah
satu upaya untuk meningkatkan SDM pertanian, terutama SDM petani, adalah
melalui kegiatan penyuluhan pertanian.
Peranan agen penyuluhan pertanian adalah membantu petani
membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara
komunikasi yang baik dengan cara memberikan informasi yang mereka perlukan[2]. Peranan penyuluhan dibanyak negara pada masa lalu
dipandang sebagai alih teknologi dari peneliti ke petani. Sekarang peranan
penyuluhan lebih dipandang sebagai proses membantu petani untuk mengambil
keputusan sendiri dengan cara menolong mereka mengembangkan wawasan mengenai
konsekwensi dari masing-masing pilihan itu.
Petani mendapatkan informasi informasi tidak hanya dari agen
penyuluhan, tetapi juga dari beberapa sumber lain, termasuk pengalaman mereka
sendiri serta pengalaman mitra mereka untuk mengembangkan wawasan. Pendapat dan
keputusan petani juga didasarkan pada sistem nilai mereka, walaupun mereka
tidak selalu memahami kaitannya sehingga penyuluhan juga harus membantu
memperjelas hubungan ini. Dengan demikian, agen penyuluhan[3] dapat membantu petani dalam mengambil keputusan ke
jalur yang mereka tuju, baik jalur pengetahuan maupun jalur pilihan. Jalur
pengetahuan biasanya lebih diperhatikan oleh agen penyuluhan, tetapi informasi
yang diberikan untuk jalur ini hanya efektif jika petani menyadari bahwa yang
demikian akan membantu mereka menuju ke jalur pilihan.
Tabel 1 pembagian kontribusi antara petani dan agen
penyuluhan.
No.
|
Pembagian kontribusi
|
Petani
|
Agen penyuluhan
|
Pengetahuan
akan situasi sekarang
|
xxx
|
x
|
|
Pengatahuan
akan perubahan situasi yang dapat terjadi
|
x
|
xxx
|
|
Pengetahuan
akan masalah yang dirasakan petani
|
xxx
|
x
|
|
Pengetahuan
akan kemungkinan pemecahan masalahnya
|
x
|
xxx
|
|
Pengetahuan
akan situasi yang diharapkan
|
xxx
|
x
|
|
Hak
untuk memeutuskan situasi apa yang diinginkan
|
xxx
|
x
|
|
Hak
untuk memutuskan siapa yang menjadi kelompok sasaran
|
xx
|
xx
|
|
Pengetahuan
akan konsekwensi dari diterimanya saran oleh petani
|
xx
|
xx
|
|
Pengatahuan
akan dampak-dampak penyuluhan
|
xx
|
xx
|
|
Pengetahuan
akan reaksi petani terhadap kegiatan penyuluhan terdahulu
|
xxx
|
x
|
|
Pengetahuan
akan sumber daya penyuluhan yang tersedia
|
x
|
xxx
|
|
Pengetahuan
akan kepentingan dan keahlian agen penyuluhan
|
x
|
xxxx
|
|
Pengetahuan
akan prosedur yang efektif untuk perencanaan program
|
x
|
xxx
|
Keterangan : jumlah tanda silang (x) menunjukkan siapa yang
paling diharapkan untuk memberikan kontribusi.
Sumber : Van Den Ban, A.W & H.S. Hawkins.
1999.Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta. Kanisius
Petani mempunyai harapan dari cara agen penyuluhan
membantunya, tetapi atasan dari agen penyuluhan itu juga mengharapkan
peranannya. Dengan demikian, posisi agen prnyuluhan berada ditengah-tengah dan
akan mengalami kesulutan jika terjadi pertentangan antara dua kelompok ini.
Beberapa studi menunjukkan bahwa agen penyuluhan di negara induetri maju lebih
memperhatikan pendapat petani daripda atasannya mengenai pekerjaan penyuluhan
karena mereka bekerja dengan petani setiap harinya[4].
- Pengisi kehampaan pedesaan
Menurut teori tersebut penyuluh pertanian adalah seseorang
ysng hidup dikalangan petani, mengenal dengan akrab kegiatan-kegiatan mereka
dan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam memajukan pertanian, kemudian
membantu mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan oleh mereka
untuk memajukan pertanian.
- Penyebar hasil-hasil penelitian
Peranan ini dipandang hanya relevan bagi para petani yang
telah modern. Mereka telah menghasilkan produksi yang berorientasi pasar, akses
pada input produksi dan slalu merespon terhadap perubahan-perubahan sepanjang
harga terjangkau mereka.
- Pelatih pengambilan keputusan
Peranan ini membantu para petani agar dapat meningkatkan
keterampilannya dalam mengambil keputusan-keputusan tentang produksi, pemasaran
dan infestasi dalam usaha taninya.
- Rekan pemberi semangat
Menurut Mosher, petani membutuhkan suatu dorongan semangat (encouragement).
Mereka membutuhkan rekan yang akan menyemangati dan mendampingi mereka untuk percobaan
dalam menerapkan teknologi baru dan memfasilitasi mereka untuk berhasil dalam
percobaan tersebut.
- Pendorong peningkatan produksi suatu komoditas
Pandangan lain tentang ujuan pnyuluhan pertanian adalah
mendukung rencana pemerintah untuk meningkatkan produksi suatu komoditi
pertanian atau ternak tertentu. Dalam hal ini pemerintah meminta penyuluh untuk
menggerakkan petani untuk membudidayakan produksi komoditas tertentu yang
dianjurkan pemerintah tersebut.
- Pelayan pemerintah
Penyuluh sangat terbatas dan mereka juga pegawai pemerintah,
sementara dipihak lain sumberdaya manusia setempat yang diakses pada pendidikan
lanjutan atau tinggi juga terbatas, menyebabkan pemerintah menuntut penyuluh
untuk menjalankan beragam tugas diluar peranan mereka yang seharusnya.
2.3 Pengaruh Penyuluh Pertanian
Setiap program pengembangan sektor pertanian khususnya yang
berkait dengan program pengembangan SDM pertanian harus merupakan bagian
integral dari peningkatan kesejahteraan petani (PPK). Pengembangan model
pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan berbasis kompetensi dan agribisnis
diharapkan mampu meningkatkan mutu SDM pertanian. Pada gilirannya mampu
meningkatkan produktifitas, mutu dan harga hasil pertanian yang kompetitif.
Tujuannya adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani yang didukung
dengan pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumberdaya usaha pertanian,
pengembangan kelembagaan dan perlindungan terhadap petani.
Tujuan utama kebijakan pembangunan pertanian di kebanyakan
negara adalah meningkatkan produksi pangan dalam jumlah yang sama dengan
permintaan akan bahan pangan yang semakin meningkat. Dengan harga yang bersaing
di pasar dunia kian dimengerti bahwa pembangunan semacam itu harus
berkelanjutan dan sering kali harus dilakukan dengan cara yang berbeda dari
cara terdahulu. Organisasi penyuluhan pertanian yang efektif sangat penting di
dalam situasi demikian.
Proses penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat berjalan
dengan baik dan benar apabila didukung dengan tenaga penyuluh yang profesional,
kelembagaan penyuluh yang handal, materi penyuluhan yang terus-menerus
mengalir, sistem penyelenggaraan penyuluhan yang benar serta metode penyuluhan
yang tepat dan manajemen penyuluhan yang polivalen. Dengan demikian penyuluhan
pertanian sangat penting artinya dalam memberikan modal bagi petani dan
keluargannya, sehingga memiliki kemampuan menolong dirinya sendiri untuk
mencapai tujuan dalam memperbaiki kesejahteraan hidup petani dan keluarganya.
BAB III
KESIMPULAN & SARAN
3.1 KESIMPULAN
Peranan dari penyuluh pertanian sebagai fasilitator,
motivator dan sebagai pendukung gerak usaha petani merupakan titik sentral
dalam memberikan penyuluhan kepada petani akan pentingnya berusaha tani
dengan memperhatikan kelestarian dari sumber daya alam. Kesalahan dalam
memberikan penyuluhan kepada petani – nelayan akan menimbulkan dampak negatif
dan merusak lingkungan. Proses penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat
berjalan dengan baik dan benar apabila didukung dengan tenaga penyuluh yang
profesional, kelembagaan penyuluh yang handal, materi penyuluhan yang
terus-menerus mengalir, sistem penyelenggaraan penyuluhan yang benar serta
metode penyuluhan yang tepat dan manajemen penyuluhan yang polivalen. Dengan
demikian penyuluhan pertanian sangat penting artinya dalam memberikan modal
bagi petani dan keluargannya, sehingga memiliki kemampuan menolong dirinya
sendiri untuk mencapai tujuan dalam memperbaiki kesejahteraan hidup petani dan
keluarganya, tanpa harus merusak lingkungan di sekitarnya.
3.2 SARAN
Ditinjau dari permasalahan ini, maka saran yang dapat
penulis sampaikan adalah agen penyuluhan diharapkan bukan saja untuk melakukan
penyulihan, tetapi juga melakukan peranan lain seperti menentukan kebijakan
peraturan, atau mengawasi ditribusi kredit yang sebenarnya bertentangan dengan
tugasnya sebagai penyuluh.
Daftar pustaka
Sugiah M Siti. 2006. Bahan Kuliah Ilmu Penyuluhan.
Tidak dipublikasikan. Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.
Fakultas Ekologi Manusia. IPB. Bogor.
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan
Masyarakat. Bandung. PT Refika Aditama.
Van Den Ban, A.W & H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan
Pertanian. Yogyakarta. Kanisius.
[1] Siti Sugiah Mugniesyah,Ilmu
Penyuluhan/Kuliah-2(Departemen Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, IPB Bogor, 2006), h.1
[2] A.W. Van den Ban & A.W Hawkins, Penyuluhan
Pertanian (Yogyakarta:Kanisius, 1999), h. 314
[3] Agen penyuluhan yaitu orang yang tugas utamanya
membantu penyuluhan atau mengelola organisasi penyuluhan ditingkat lapangan.
[4] Hawkins, Op.cit. h. 315
[5] Mugniesyah, Op.cit, h. 13-17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar