SEBAGAI MAHASISWA PENYULUH PERTANIAN YANG NANTINYA AKAN TERJUN DI MASYARAKAT DALAM MEMBERIKAN PENGARAHAN KEPADA PETANI, HARUSLAH MEMILIKI PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG CUKUP BAGAIMANA CARA MENYULUH YANG BAIK DI LAPANGAN, SEHINGGA PENYULUH ITU BENAR-BENAR MENJADI MOTIVATOR YANG BAIK DI MASYARAKAT

Jumat, 07 November 2014

ACARA VI PENGENDALIAN PENNYAKIT TUMBUHAN



ACARA VI
PENGENDALIAN PENNYAKIT TUMBUHAN

I.       IDENTITAS
1.      Mata Kuliah                            : Pengendalian organisme Pengganggu Tanaman ( POPT )
2.      Acara Praktikum                     : Pengendalian Pennyakit Tumbuhan
3.      Tujuan                                     : Agar mahasiswa mengetahui dan dapat membuat pengendalian hayati pada kumbang kelapa dengan menggunakan wetanisium
4.      Tempat                                    : Laboratorium POPT,  STPP
5.      Hari / Tanggal                         : Kamis, 16 Oktober, 2014
6.      Nama Mahasiswa                    : Ictira Julvikar Jurochman
7.      No. Presentasi / Semester        : V. B
8.      Dosen Pengampuh                  : Ir. Heriyanto, MS
9.      TPA                                         : -

II.    DARAS TEORI
Kumbang Janur Kelapa, Brontispa longissima merupakan hama penting pada tanaman kelapa, yang menyerang daun janur dan daun muda. Serangan B. longissima dapat menyebabkan terjadinya penurunan produksi kelapa bahkan hingga kematian pada tanaman. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)  B. longissimadiarahkan untuk dilaksanakan secara terpadu dengan mengkombinasikan berbagai cara pengendalian yang tersedia baik secara kultur budidaya, tanaman resisten, mekanik, fisik, biologi dan kimia, dengan penekanan lebih pada upaya pengendalian hayati yang aman bagi lingkungan, dan meletakkan pengendalian secara kimiawi sebagai alternatif terakhir pengendalian.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat
-          Toples kaca, mikroskop, stimin plastic, gelas penutup, karet, Kain Kasa
Bahan
1.      Media sebut kelapa steril
2.      Media sebut kelapa tidak steril
3.      Larva kumbang kelapa
4.      Aguades
5.      Pestisida dengan bahan aktif jamur mertasium








IV. CARA KERJA
1.      Siapkan 12 buah toples kaca 6 buah diisi media sebut kelapa steril dan 6 buah media tidak steril
2.      Dari 6 buah toples steril salah satunya diisi 2 larva dan di pisahkan sebagai control sedangkan 5 buah toples kemudian isi dengan larva masing masing toples 1 kemudian di tutup kasa di ikat.
3.      Selanjutnya 6 buah toples yang di isi media tidak steril salah 1 toples dipisahkan sebagai control diisi 2 larva tutup kasa dan pisahkan
4.      5 toplesnya di tambahkan pestisida isi masing masing 1 larva tutup kasa ikat dan pisahkan
5.      Lakukan pengamatan tiap hari sampai hari ke 21.





















V.    HASIL
Hasil pengamatan

TIDAK
STERIL
HARI
KET
HAMA
16
17
18
19
20
21
22
23
24
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
2
3
4
5
6

ULAT

























A
B



























KONTROL


























STERIL
HARI
KET
HAMA
16
17
18
19
20
21
22
23
24
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
2
3
4
5
6

ULAT

























A
B



























KONTROL




































 




                A     = Jumlah ulat yang mati
                B     = Jumlah ulat yang hidup
                          


                                                                                                                             Ulat Kumbang Kelapa
                                                                                                                                         Panjang Kumbang Kelapa 11,30 mm
                                                                                                                              Lebar Kumbang Kelapa 5,36 mm 
Berdasarkan hasil pengamatan, kumbang kelapa
Oryctes rhynoceros memiliki ciri morfologi yaitu berbentuk menyerupai
huruf ”C”, berukuran seperti biji durian, mempunyai caput, thorax, abdomen,
kaki, mulut, mata, berwarna keputihan



 





                                                                                                             
 



Pengendalian Secara Kimiawi Pengendalian dengan cara ini merupakan
pengendalian yang biasanya dilakukan sebagai  alternatif terakhir.
Karena kebanyakan masing menggunakan bahan kimia sintetik yang membahayakan.  
Akan tetapi pada dasarnya penggunaan bahan kimia untuk pengendalian  
OPT tidak serta merta membasmi keseluruhan opt dengan membunuhnya.  
Bahan kimia yang banyak dikenal untuk melakukan pemberantasan hama adalah pestisida.



VI. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
.
A.    Pembahasan
Pada hasil pengamatan praktikum morfologi hama kumbang kelapa  diperoleh bahwa hama ini memiliki bagian badan dan kepala yang keras, pada bagian kepala terdapat tanduk, memiliki 6 kaki, memiliki mata, sayap luar, sayap dalam, abdomen , dan ofipositor. Morfologi pada kumbang kelapa  terdiri atas sungut, tungkai depan, caput, thorax, sayap depan, eliptra, abdomen, dan tungkai belakang. Dari hasil pengamatan praktikum Gejala serangan yang ditimbulkan oleh kumbang kelapa adalah ujung daun kelapa menjadi patah. Gejala serangan yang ditimbulkan yaitu menyebabkan Pucuk kelapa menjadi rusak, daun yang mudah menjadi patah, pelepah kelapa menjadi tumbang dan penyerangan dalam jumlah besar kadang apucuk tanaman akan abusuk dan tanaman kelapa akan mati Pada hasil pengamatan praktikum morfologi larva kumbang kelapa  diperoleh bahwa hama itersebut memiliki kepala, sepasang mata, mulut menggigit, abdomen, kaki, dan ofipositor. Pada bagian badan bawah terdapat garis, dan badannya lunak. Morfologi pada larva kumbang kelapa  terdiri atas stigma, abdomen, thorax, caput, mata, dan tungkai thoraxial  
Pada hasil pengamatan praktikum morfologi hama belalang pedang  diperoleh bahwa hama ini memiliki kepala, sepasang mata, antena, sayap, kaki, thoraks, ofipositor, dan pada bagian atas ofipositor terdapat bagian yang seperti pedang dan berwarna hitam. morfologi belalang pedang terdiri atas caput, tungkai depan, tungkai tengah, tungkai belakang, sayap depan,dan sayap belakang Belalang pedang  merupakan ordo orthoptera yang berfamili tettigonidae, ciri khas serangga dari famili ini adalah serangga betina mempunyai ovipositor panjang yang berbentuk seperti pedang, dan antena yang panjang pada kedua jenis kelamin. Belalang pedang biasanya aktif pada malam hari  Pada pengamatan praktikum gejala serangan yang ditimbulkan oleh belalang pedang pada daun jagung diperoleh bahwa daun yang terserang akan mengalami pkerusakan dari bagian samping, dan berlubang-lubang. Gejala serangan yanhg ditimbulkan oleh belalang pedang yaitu memakan daun kelapa, hingga daun kelapa menjadi berlubang - lubang

















B.     Kesimpulan
Pengendali hayati secara umum memiliki mekanisme penghambatan terhadap patogen melalui antibiotik yang dihasilkannya, kompetisi terhadap nutrisi, atau parasitisme langsung terhadap patogen. Pengendalian hayati sangat penting dalam pengendalian hama maupun penyakit pada tumbuhan. pada pengendalian hama tanaman hortikultura dan perkebunan dapat dilakukan dengan cara manual namun pada umumnya pengendaliannya dilakukan dengan cara kimiawi.


Pustaka
Laboratorium POPT, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Yogyakarta ( STPP ).


Dosen Pengampuh



------------------------



Tidak ada komentar:

Posting Komentar