SEBAGAI MAHASISWA PENYULUH PERTANIAN YANG NANTINYA AKAN TERJUN DI MASYARAKAT DALAM MEMBERIKAN PENGARAHAN KEPADA PETANI, HARUSLAH MEMILIKI PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG CUKUP BAGAIMANA CARA MENYULUH YANG BAIK DI LAPANGAN, SEHINGGA PENYULUH ITU BENAR-BENAR MENJADI MOTIVATOR YANG BAIK DI MASYARAKAT

Rabu, 08 Januari 2014

TUGAS AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN TENTANG RINGKASAN ANALISIS DAN EVALUASI KEGIATAN TANAMAN PANGAN




TUGAS
AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN
TENTANG
RINGKASAN ANALISIS DAN EVALUASI KEGIATAN TANAMAN PANGAN





                                                                     Disusun oleh :
                                                                 
                                                  ICTIRA JULVIKAR JUROCHMAN
NIREM : 05.1.4.12.0378




KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN  SUMBER DAYA
MANUSIA PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN ( STPP ) MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
TAHUN, 2014





RINGKASAN ANALISA DAN EVALUASI KEGIATAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN
Dalam bidang agribisnis didapat berbagai istilah yang dapat digunakan secara bersamaan  misalnya pemasaran produk pertanian dan pemasaran produk makanan dimana untuk tujuan terbatas istilah tersebut dapat digunakan secara umum. Agribisnis dapat didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan meliputi manufaktur, distribusi kebutuhan usahatani, proses produksi usahatani, penyimpanan, pengolahan, serta distribusi hasil atau komoditas dari usahatani dan jenis lainnya. Definisi lain yang dapat disebutkan mengatakan bahwa agribisnis adalah setiap kegiatan perusahaan yang dimaksudkan untuk mencapai laba, meliputi bahan-bahan pertanian atau pengolahan, pemasaran, transportasi, serta distribusi material dan produkproduk konsumen. mendefinisikan agribisnis sebagai pengetahuan yang mengkoordinasikan masukan pertanian, input, seterusnya produksi, pengolahan, serta distribusi produk makanan dan serat.
Definisi ini jelas menunjukkan betapa luasnya bidang kajian agribisnis, yang jauh lebih luas dari kajian disiplin pemasaran misalnya. Produk yang diamati dalam bidang agribisnis meliputi produk makanan termasuk serat  dan industri pendukung seperti penyedia bibit dan jasa keuangan. Dari pembidangan seperti ini maka kegiatan dalam agribisnis lebih kompleks dibandingkan dengan kegiatan manufaktur yang lebih terfokus pada masalah membuat barang dan jasa, menyampaikan, hingga mengevaluasi; sebagaimana ditemui pada pendekatan manajemen pemasaran atau pendekatan produksi. Kekompleksan demikian membutuhkan pemaduan antara disiplin ilmu ekonomi dan pertanian utamanya.Bidang agribisnis menjadi lebih berkembang dewasa ini karena produk-produknya dihasilkan dalam berbagai bentuk yang sedemikian rupa  sehingga mudah dikonsumsi dan dapat memenuhi pola konsumsi masyarakat modern. Sepertinya sudah tidak mengherankan lagi ketika anda memasuki supermarket dan menyaksikan produk pertanian seperti buah buahan, biji-bijian, kacang-kacangan serba tersedia; dan mungkin tidak perlu mempersoalkan lagi di mana semua itu dihasilkan, diangkut, dikemas dengan baik; sehingga bisa sampai di tempat tujuan. Konsumen  menyaksikan ini dan merasa semuanya siap dikonsumsi. Padahal setiap industri yang terlibat di dalamnya dengan seksama mengelola seluruh input (mulai dari bibit, pupuk pemeliharaan, panen, kepakan) hingga ada pengiriman ke tempat lain. Kegiatan yang terdapat di dalamnya sesungguhnya menarik dan kompleks. Kegiatan ini sangat kompleks karena melibatkan banyak kegiatan pada satu perusahaan dan melibatkan Pemerintah; kebijakan pemerintah – politik dalam mempertahankan dan mengembangkan satu komoditi.
SISTEM AGRIBISNIS
Secara konsepsional sistem agribisnis jagung merupakan keseluruhan aktivitas yang saling berkaitan mulai dari pembuatan dan pengadaan sarana produksi pertanian hingga pemasaran hasil jagung, baik hasil usahatani maupun hasil olahannya. sistem agribisnis terdiri dari subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, subsistem produksi primer, subsistem pengolahan, subsistem pemasaran dan lembaga penunjang. Pada umumnya sistem agribisnis jagung yang dilakukan oleh petani antara lain meliputi :

1.        Subsistem Pasokan input

 pembuatan, pengadaan dan penyaluran sarana produksi pertanian. Sarana produksi pertanian ini diperoleh petani dengan sistem pembelian atau dengan bantuan dalam bentuk kemitraan.

2. Subsistem produksi dalam usahatani.

Kegiatan pada subsistem ini meliputi pemilihan benih jagung, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan panen.

3. Subsistem pengolahan hasil panen.
 Penanganan lepas panen jagung pada ting kat petani pada umumnya baru sampai pada pengeringan jagung tongkol dan pengupasan kulit jagung (klobot), hal ini karena petani belum memiliki alat teknologi dan biaya yang cukup untuk melakukan pengolahan lanjutan. Untuk tingkat pengolahan lanjutan seperti pemipilan dan pengolahan dilakukan pada tingkat pedagang atau perusahaan, sehingga nilai tambah yang besar biasanya berada pada tingkat ini.
4. Subsistem pemasaran hasil.
Pola pemasaran jagung melalui jalur pemasaran yang beragam, diantaranya bagi petani yang tidak melakukan kemitraan usaha dengan perusahaan mitra biasanya pemasaran jagung dilakukan melalui pedagang pengumpul baik yang memfungsikan kelompok tani atau koperasi maupun yang tidak, ada pula yang langsung menjual produknya ke pabrik pengolahan atau langsung ke konsumen jika produk tersebut untuk langsung dikonsumsi. Bagi petani yang telah melakukan kemitraan usaha dengan perusahaan mitra pemasaran produk jagung dilakukan melalui kelompok tani atau koperasi, perusahaan mitra, pabrik pengolahan dan konsumen.
5. Kelembagaan jasa pendukung agribisnis jagung pada umumnya adalah lembaga di tingkat petani dan lembaga di luar petani. Lembaga ditingkat petani terdiri dari kelompok tani dan koperasi, Lembaga di luar petani seperti pemerintah, lembaga keuangan, perusahaan dan lain-lain.
Ø   Beberapa Manfaat Kemitraan Usaha pada Agribisnis Jagung
Beberapa manfaat yang dapat diambil oleh petani jagung pada kemitraan usaha pertanian dengan perusahaan mitra dengan pola inti plasma antara lain adalah tersedianya fasilitas modal usaha yang murah (tanpa diperhitungkan bunga) yang selama ini tidak mudah diperoleh, terjaminya pemasaran hasil baik dari volume maupun harga yang memadai, pendapatan petani meningkat. sedangkan manfaat lainnya adalah semakin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dan kelompok tani dalam penerapan teknologi dan kelembagaan karena mendapat bimbingan dan pembinaan yang lebih intensif dari perusahaan inti. Bagi perusahaan mitra, kemitraan usaha memberikan manfaat berupa terjaminnya pasokan bahan baku jagung untuk industri pakan ternak pada tingkat harga yang wajar dalam arti masih memberikan keuntungan dan mendorong kegairahan usaha berkelanjutan bagi petani dan pihak perusahaan masih mampu melakukan efisiensi dalam proses industri pakan ternak, sehingga pada gilirannya harga pakan yang dijual tidak memberatkan bagi peternak pendapatan petani pola kemitraan usaha pertanian yang dilakukan adalah pola Kerjasama Operasional Agribisnis yang disertai dengan pembinaan. Peningkatan ini antara lain dikarenakan produktivitas lahan petani meningkat karena penggunaan input produksi yang lebih baik.
Ø   Kendala dan Alternatif Model Kemitraan pada Agribisnis Jagung
Kendala yang sering terjadi dalam pelaksanaan kemitraan usaha dalam bidang pertanian khususnya dalam agribisnis jagung yang dapat menimbulkan kerugian pada pihak petani adalah masih rendahnya kualitas sumber daya manusia dan masih rendahnya tingkat pendapatan petani jagung, serta kurangnya komitmen dalam pelaksanaan mekanisme kemitraan usaha tersebut baik oleh petani maupun oleh perusahaan mitra.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dalam pelaksanaan kemitraan usaha diperlukan peningkatan dalam pembinaan dan kontrol. Fungsi pembinaan dan kotrol ini dapat dilakukan oleh pihak pemerintah maupun perusahaan mitra atau lembaga lain yang terlibat dalam kemitraan usaha tersebut. Dalam kemitraan usaha pada bidang pertanian telah banyak diterapkan berbagai model hubungan kemitraan, dari yang tradisional hingga modern dengan kelebihan dan ekurangannya masing-masing. Model kemitraan usaha alternatif yang dapat diterapkan dalam agribisnis jagung dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan petani jagung dan juga meningkatkan keuntungan bagi perusahaan mitra adalah sebagai berikut:
1.    Model kemitraan usaha dengan melibatkan satu perusahaan mitra. Pada model ini biasanya perusahaan mitra bertindak sebagai off farm business (sector hulu) dan sekaligus juga sebagai out farm business (sector hilir), sedangkan kelompok mitra sebagi on farm business (sector produksi/usahatani).
2. Model kemitraan usaha dengan melibatkan lebih dari satu perusahaan mitra. Pada model ini biasanya ada perusahaan mitra yang bertindak sebagai off farm business (sector hulu) dan yang lainnya bertindak sebagai out farm business (sector hilir), sedangkan kelompok mitra sebagi on farm business (sector produksi/usahatani).
KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan dari penyusunan tugas ini yang didasarkan padarumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Sistem dapat dikatakan merupakan kumpulan elemen yang saling berinteraksisatu sama lain guna mencapai satu tujuan. Sedangkan Agribisnis melibatkanmulti sektor kehidupan manusia, berbagai hasil pertanian, perkebunan,kehutanan, peternakan, perikanan, berperan dalam memenuhi kebutuhanmanusia.
2. Agribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Disinidapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yangtergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, sertaterorganisir sebagai suatu totalitas.Penggambaran sistem agribisnis yang bertitik pangkal pada on farm(usaha tani) telah amat membantu untuk mendiagnosis, mendisain danmengembangkan agribisnis. Andaikan sistem agribisnis tersebut terus menerusdirinci maka belum ada gambaran mengenai elemen (elemen berasal dari bahasa Latin “elementum” yang artinya bagian terkecil) pembentuk sistemagribisnis sekaligus menjelaskan elemen-elemen pembentuk subsitem-subsistem dalam sistem agribisnis.Pendekatan sistem juga akan memberikan pemahaman bahwa sistemagribisnis tidaklah langsung berkembang menjadi sistem yang kompleks, unik dan selalu bersifat dinamis tetapi berevolusi dari sistem yang amat sederhanamenjadi sistem yang kompleks. Ada pergeseran orientasi pengembanganagribisnis, pada awalnya pengembangan agribisnis memiliki orientasi agraris berkembang menjadi orientasi produktifitas, orientasi profit, orientasi industri,orientasi berkelanjutan. 
SARAN
Sebaiknya kita mempelajari dan memahami Manajemen Agribisnis,terutama Sistem Agribisnis, hal ini dimaksudkan agar kita lebih memahami tentang bagaimana cara beragribisnis yang baik dengan sistem yang terpadu danmengaplikasikan salah satu strategi pengembangan sistem agribisnis terutama pada bidang pertanian. Yang selanjutnya dapat meningkatkanSebaiknya dalam menyusun makalah harus memperhatikan teknik  penyusunan makalah yang baik agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang berpengaruh pada pemahaman isi makalah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar