TUGAS
AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN
TENTANG
RINGKASAN ANALISIS DAN EVALUASI
KEGIATAN TANAMAN PANGAN
Disusun oleh :
ICTIRA
JULVIKAR JUROCHMAN
NIREM : 05.1.4.12.0378
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA PERTANIAN SEKOLAH TINGGI
PENYULUHAN PERTANIAN ( STPP ) MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI
YOGYAKARTA
TAHUN,
2014
RINGKASAN ANALISA DAN EVALUASI
KEGIATAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN
Dalam bidang agribisnis didapat
berbagai istilah yang dapat digunakan secara bersamaan misalnya pemasaran produk pertanian dan
pemasaran produk makanan dimana untuk tujuan terbatas istilah tersebut dapat
digunakan secara umum. Agribisnis dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
kegiatan meliputi manufaktur, distribusi kebutuhan usahatani, proses produksi
usahatani, penyimpanan, pengolahan, serta distribusi hasil atau komoditas dari
usahatani dan jenis lainnya. Definisi lain yang dapat disebutkan mengatakan bahwa
agribisnis adalah setiap kegiatan perusahaan yang dimaksudkan untuk mencapai
laba, meliputi bahan-bahan pertanian atau pengolahan, pemasaran, transportasi,
serta distribusi material dan produkproduk konsumen. mendefinisikan agribisnis
sebagai pengetahuan yang mengkoordinasikan masukan pertanian, input, seterusnya
produksi, pengolahan, serta distribusi produk makanan dan serat.
Definisi ini jelas menunjukkan
betapa luasnya bidang kajian agribisnis, yang jauh lebih luas dari kajian
disiplin pemasaran misalnya. Produk yang diamati dalam bidang agribisnis
meliputi produk makanan termasuk serat
dan industri pendukung seperti penyedia bibit dan jasa keuangan. Dari
pembidangan seperti ini maka kegiatan dalam agribisnis lebih kompleks
dibandingkan dengan kegiatan manufaktur yang lebih terfokus pada masalah
membuat barang dan jasa, menyampaikan, hingga mengevaluasi; sebagaimana ditemui
pada pendekatan manajemen pemasaran atau pendekatan produksi. Kekompleksan
demikian membutuhkan pemaduan antara disiplin ilmu ekonomi dan pertanian
utamanya.Bidang agribisnis menjadi lebih berkembang dewasa ini karena
produk-produknya dihasilkan dalam berbagai bentuk yang sedemikian rupa
sehingga mudah dikonsumsi dan dapat memenuhi pola konsumsi masyarakat modern.
Sepertinya sudah tidak mengherankan lagi ketika anda memasuki supermarket dan
menyaksikan produk pertanian seperti buah buahan, biji-bijian, kacang-kacangan
serba tersedia; dan mungkin tidak perlu mempersoalkan lagi di mana semua itu
dihasilkan, diangkut, dikemas dengan baik; sehingga bisa sampai di tempat
tujuan. Konsumen menyaksikan ini dan merasa semuanya siap dikonsumsi.
Padahal setiap industri yang terlibat di dalamnya dengan seksama mengelola
seluruh input (mulai dari bibit, pupuk pemeliharaan, panen, kepakan) hingga ada
pengiriman ke tempat lain. Kegiatan yang terdapat di dalamnya sesungguhnya
menarik dan kompleks. Kegiatan ini sangat kompleks karena melibatkan banyak
kegiatan pada satu perusahaan dan melibatkan Pemerintah; kebijakan pemerintah –
politik dalam mempertahankan dan mengembangkan satu komoditi.
SISTEM
AGRIBISNIS
Secara konsepsional sistem agribisnis jagung merupakan
keseluruhan aktivitas yang saling berkaitan mulai dari pembuatan dan pengadaan
sarana produksi pertanian hingga pemasaran hasil jagung, baik hasil usahatani
maupun hasil olahannya. sistem agribisnis terdiri dari subsistem pengadaan dan
penyaluran sarana produksi, subsistem produksi primer, subsistem pengolahan, subsistem
pemasaran dan lembaga penunjang. Pada umumnya sistem agribisnis jagung yang
dilakukan oleh petani antara lain meliputi :
1.
Subsistem Pasokan input
pembuatan, pengadaan dan penyaluran sarana
produksi pertanian. Sarana produksi pertanian ini diperoleh petani dengan
sistem pembelian atau dengan bantuan dalam bentuk kemitraan.
2. Subsistem produksi dalam usahatani.
Kegiatan pada subsistem ini meliputi pemilihan benih
jagung, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan panen.
3. Subsistem
pengolahan hasil panen.
Penanganan lepas panen jagung
pada ting kat petani pada umumnya baru sampai pada pengeringan jagung tongkol
dan pengupasan kulit jagung (klobot), hal ini karena petani belum memiliki alat
teknologi dan biaya yang cukup untuk melakukan pengolahan lanjutan. Untuk
tingkat pengolahan lanjutan seperti pemipilan dan pengolahan dilakukan pada
tingkat pedagang atau perusahaan, sehingga nilai tambah yang besar biasanya
berada pada tingkat ini.
4. Subsistem pemasaran hasil.
4. Subsistem pemasaran hasil.
Pola pemasaran jagung melalui jalur
pemasaran yang beragam, diantaranya bagi petani yang tidak melakukan kemitraan
usaha dengan perusahaan mitra biasanya pemasaran jagung dilakukan melalui
pedagang pengumpul baik yang memfungsikan kelompok tani atau koperasi maupun
yang tidak, ada pula yang langsung menjual produknya ke pabrik pengolahan atau
langsung ke konsumen jika produk tersebut untuk langsung dikonsumsi. Bagi
petani yang telah melakukan kemitraan usaha dengan perusahaan mitra pemasaran
produk jagung dilakukan melalui kelompok tani atau koperasi, perusahaan mitra,
pabrik pengolahan dan konsumen.
5. Kelembagaan jasa pendukung agribisnis jagung pada
umumnya adalah lembaga di tingkat petani dan lembaga di luar petani. Lembaga
ditingkat petani terdiri dari kelompok tani dan koperasi, Lembaga di luar
petani seperti pemerintah, lembaga keuangan, perusahaan dan lain-lain.
Ø Beberapa Manfaat Kemitraan Usaha
pada Agribisnis Jagung
Beberapa manfaat yang dapat diambil oleh petani jagung
pada kemitraan usaha pertanian dengan perusahaan mitra dengan pola inti plasma
antara lain adalah tersedianya fasilitas modal usaha yang murah (tanpa
diperhitungkan bunga) yang selama ini tidak mudah diperoleh, terjaminya
pemasaran hasil baik dari volume maupun harga yang memadai, pendapatan petani
meningkat. sedangkan manfaat lainnya adalah semakin meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan petani dan kelompok tani dalam penerapan teknologi dan
kelembagaan karena mendapat bimbingan dan pembinaan yang lebih intensif dari
perusahaan inti. Bagi perusahaan mitra, kemitraan usaha memberikan manfaat
berupa terjaminnya pasokan bahan baku jagung untuk industri pakan ternak pada
tingkat harga yang wajar dalam arti masih memberikan keuntungan dan mendorong
kegairahan usaha berkelanjutan bagi petani dan pihak perusahaan masih mampu
melakukan efisiensi dalam proses industri pakan ternak, sehingga pada
gilirannya harga pakan yang dijual tidak memberatkan bagi peternak pendapatan
petani pola kemitraan usaha pertanian yang dilakukan adalah pola Kerjasama
Operasional Agribisnis yang disertai dengan pembinaan. Peningkatan ini antara
lain dikarenakan produktivitas lahan petani meningkat karena penggunaan input
produksi yang lebih baik.
Ø Kendala dan Alternatif Model
Kemitraan pada Agribisnis Jagung
Kendala yang sering terjadi dalam pelaksanaan
kemitraan usaha dalam bidang pertanian khususnya dalam agribisnis jagung yang
dapat menimbulkan kerugian pada pihak petani adalah masih rendahnya kualitas
sumber daya manusia dan masih rendahnya tingkat pendapatan petani jagung, serta
kurangnya komitmen dalam pelaksanaan mekanisme kemitraan usaha tersebut baik
oleh petani maupun oleh perusahaan mitra.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dalam pelaksanaan kemitraan usaha diperlukan peningkatan dalam pembinaan dan kontrol. Fungsi pembinaan dan kotrol ini dapat dilakukan oleh pihak pemerintah maupun perusahaan mitra atau lembaga lain yang terlibat dalam kemitraan usaha tersebut. Dalam kemitraan usaha pada bidang pertanian telah banyak diterapkan berbagai model hubungan kemitraan, dari yang tradisional hingga modern dengan kelebihan dan ekurangannya masing-masing. Model kemitraan usaha alternatif yang dapat diterapkan dalam agribisnis jagung dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan petani jagung dan juga meningkatkan keuntungan bagi perusahaan mitra adalah sebagai berikut:
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dalam pelaksanaan kemitraan usaha diperlukan peningkatan dalam pembinaan dan kontrol. Fungsi pembinaan dan kotrol ini dapat dilakukan oleh pihak pemerintah maupun perusahaan mitra atau lembaga lain yang terlibat dalam kemitraan usaha tersebut. Dalam kemitraan usaha pada bidang pertanian telah banyak diterapkan berbagai model hubungan kemitraan, dari yang tradisional hingga modern dengan kelebihan dan ekurangannya masing-masing. Model kemitraan usaha alternatif yang dapat diterapkan dalam agribisnis jagung dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan petani jagung dan juga meningkatkan keuntungan bagi perusahaan mitra adalah sebagai berikut:
1.
Model
kemitraan usaha dengan melibatkan satu perusahaan mitra. Pada model ini
biasanya perusahaan mitra bertindak sebagai off farm business (sector hulu) dan
sekaligus juga sebagai out farm business (sector hilir), sedangkan kelompok
mitra sebagi on farm business (sector produksi/usahatani).
2. Model kemitraan usaha dengan melibatkan lebih dari
satu perusahaan mitra. Pada model ini biasanya ada perusahaan mitra yang
bertindak sebagai off farm business (sector hulu) dan yang lainnya bertindak
sebagai out farm business (sector hilir), sedangkan kelompok mitra sebagi on
farm business (sector produksi/usahatani).
KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan dari penyusunan
tugas ini yang didasarkan padarumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Sistem dapat dikatakan merupakan kumpulan elemen
yang saling berinteraksisatu sama lain guna mencapai satu tujuan. Sedangkan
Agribisnis melibatkanmulti sektor kehidupan manusia, berbagai hasil pertanian,
perkebunan,kehutanan, peternakan, perikanan, berperan dalam memenuhi
kebutuhanmanusia.
2. Agribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis
merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas. Disinidapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari
dari berbagai sub sistem yangtergabung dalam rangkaian interaksi dan
interpedensi secara reguler, sertaterorganisir sebagai suatu
totalitas.Penggambaran sistem agribisnis yang bertitik pangkal pada on
farm(usaha tani) telah amat membantu untuk mendiagnosis, mendisain
danmengembangkan agribisnis. Andaikan sistem agribisnis tersebut terus
menerusdirinci maka belum ada gambaran mengenai elemen (elemen berasal
dari bahasa Latin “elementum” yang artinya bagian terkecil) pembentuk
sistemagribisnis sekaligus menjelaskan elemen-elemen pembentuk subsitem-subsistem
dalam sistem agribisnis.Pendekatan sistem juga akan memberikan pemahaman bahwa
sistemagribisnis tidaklah langsung berkembang menjadi sistem yang kompleks,
unik dan selalu bersifat dinamis tetapi berevolusi dari sistem yang amat
sederhanamenjadi sistem yang kompleks. Ada pergeseran orientasi
pengembanganagribisnis, pada awalnya pengembangan agribisnis memiliki orientasi
agraris berkembang menjadi orientasi produktifitas, orientasi profit,
orientasi industri,orientasi berkelanjutan.
SARAN
Sebaiknya kita mempelajari dan memahami Manajemen
Agribisnis,terutama Sistem Agribisnis, hal ini dimaksudkan agar kita lebih
memahami tentang bagaimana cara beragribisnis yang baik dengan sistem yang
terpadu danmengaplikasikan salah satu strategi pengembangan sistem agribisnis
terutama pada bidang pertanian. Yang selanjutnya dapat
meningkatkanSebaiknya dalam menyusun makalah harus memperhatikan
teknik penyusunan makalah yang baik agar tidak terjadi
kesalahan-kesalahan yang berpengaruh pada pemahaman isi makalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar