SEBAGAI MAHASISWA PENYULUH PERTANIAN YANG NANTINYA AKAN TERJUN DI MASYARAKAT DALAM MEMBERIKAN PENGARAHAN KEPADA PETANI, HARUSLAH MEMILIKI PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG CUKUP BAGAIMANA CARA MENYULUH YANG BAIK DI LAPANGAN, SEHINGGA PENYULUH ITU BENAR-BENAR MENJADI MOTIVATOR YANG BAIK DI MASYARAKAT

Selasa, 18 November 2014

RUANG LINGKUP PERENCANAAN FSIK WILAYAH PEDESAAN



MID SMESTER
MATA KULIAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH PEDESAAN
TENTANG
RUANG LINGKUP PERENCANAAN FSIK WILAYAH PEDESAAN












Disusun oleh :
ICTIRA JULVIKAR JUROCHMAN
NIREM : 05.1.4.12.0378

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN  SUMBER DAYA
MANUSIA PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN ( STPP ) MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
2013


RUANG LINGKUP PERENCANAAN FSIK WILAYAH

Ø  Tujuan Perencanaan Fisik Wilayah.
1.        Perencanaan wilayah haruslah mampu menggambarkan proyeksi dari berbagai kegiatan ekonomi dan penggunaan lahan diwilayah tersebut di masa yang akan datang
2.        Dapat membantu atau memandu para pelaku ekonomi untuk memilih kegiatan apa yang perlu dikembangkan di masa yang akan datang dan dimana lokasi kegiatan seperti itu masih diizinkan.
3.        sebagai bahan acuan bagi pemerintah untuk mengendalikan atau mengawasi arah pertumbuhan kegiatan ekonomi dan arah penggunaan lahan.
4.        Sebagai landasan bagi rencana – rencana lainnya yang lebih sempit tetapi lebih detail, misalnya perencanaan sektoral dan perencanaan prasarana
5.        Lokasi itu sendiri dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan, penetapan kegiatan tertentu pada lokasi tertentu haruslah memberi nilai tambah maksimal bagi seluruh masyarakat, artinya dicapai suatu manfaat optimal dari lokasi tersebut.

Ø  Manfaat Perencanaan Fisik Wilayah
v  Menggambarkan proyeksi dari berbagai kegiatan ekonomi & penggunaan lahan di wilayah tsb di masa y
v  Membantu atau memandu para pelaku ekonomi utk memilih kegiatan apa yg perlu dikembangkan di masa y.a.d & di mana lokasi kegiatan seperti itu masih diijinkan;
v  Sebagai bahan acuan bagi pemerintah untuk mengendalikan atau mengawasi arah pertumbuhan kegiatan ekonomi dan arah penggunaan lahan;
v  Sebagai landasan bagi rencana2 lainnya yg lebih sempit tetapi lebih detail;
v  Lokasi itu sendiri dapat digunakan utk berbagai kegiatan, penetapan kegiatan tertentu pada lokasi tertentu haruslah memberi nilai tambah maksimal bagi seluruh mmasyarakat.

Ø  Langkah-Langkah Dalam Perencanaan Fisik Wilayah.
1.        Gambaran kondisi saat ini dan identifikasi persoalan, baik jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
2.        Tetapkan visi, misi dan tujuan umum.
3.         identifikasi pembatas dan kendala yang sudah ada saat ini maupun yang diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang.
4.         proyeksikan berbagai variabel yang terkait baik yang bersifat controllable maupun non-controllable.
5.        Tetapkan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu yaitu berupa tujuan yang dapat diukur
6.         mencari dan mengevaluasi berbagai alternatif untuk mencapai sasaran tersebut.
7.        Memilih alternatif yang terbaik, termasuk menentukan berbagai kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan
8.         menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan
9.         menyusun kebijakan dan strategi agar kegiatan pada tiap lokasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Ø  Mengapa Perencanaan Wilayah Perlu Dilakukan.
1.         Banyak diantara potensi wilayah selain terbatas juga tidak mungkin lagi diperbanyak atau diperbaruhi.
2.         Kemampuan teknologi dan cepatnya perubahan dalam kehidupan manusia.
3.          kesalahan perencanaan yang sudah dieksekusi di lapangan sering tidak dapat diubah atau diperbaiki kembali.
4.         Lahan dibutuhkan oleh setiap manusia untuk menompang kehidupannya.
5.          tatanan wilayah sekaligus menggambarkan kepribadian dari masyarakat yang berdomisili diwilayah tersebut.
6.         Potensi wilayah berupa pemberian alam maupun hasil karya manusia di masa lalu adalah aset yang harus dimanfaatkan untuk sebesar – besarnya kemakmuran rakyat
Dalam jangka panjang dan bersifat langgeng.

Ø Contoh Pengenalan Perencanaan Fisik Wilayah.
Perencanaan Fisik Wilayah adalah suatu proses perencanaan pembangunan yang dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan lingkungannya dalam wilayah tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber daya yang ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap, tetap berpegang pada azas prioritas Dalam upaya pembangunan wilayah, masalah yang terpenting yang menjadi perhatian para ahli ekonomi dan perencanaan wilayah adalah menyangkut proses pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan. Perbedaan teori pertumbuhan  ekonomi wilayah dan teori pertumbuhan ekonomi nasional terletak pada sifat keterbukaan dalam proses input-output barang dan jasa maupun orang.
Dalam sistem wilayah keluar masuk orang atau barang dan jasa relatif bersifat lebih terbuka, sedangkan pada skala nasional bersifat lebih tertutup Perencanaan Wilayah merupakan satu-satunya jalan yang terbuka untuk menaikkan pendapatan per kapita, mengurangi ketimpangan pendapatan dan meningkatkan kesempatan kerja Perencanaan Pembangunan Daerah adalah “Suatu usaha yang sistematik dari pelbagai pelaku (aktor), baik umum (publik) atau pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik, sosial,

a.        Transek Desa




Penggunaan Lahan
Kebun
Lahan Ternak
Pemukiman
Saluran Irigasi
Sayuran
Perkampungan

Jenis
Tanaman
Kakao
Langsat
Duren
Jagung
Pisang
Ubi Kayu
Ubi Jalar
Berbagai
Jenis Rumput
Mangga
Jambu Air
Advokad
Pinang
Kelapa

-
Sawi
Bayam
Kacang Panjang
Lombok
Kelapa
Mangga
Bambu
Sirsak
Pepaya
Pisang

Tanaman
Semak dan rumputan
Status
Lahan
Milik
Digunakan oleh msyarakat peternak
Milik
Umum
Milik
Milik
-
Kesuburan
Tanah
Sedang
Sedang
Sedang
_
Sedang
Sedang
_
Masalah-
Masalah
Variatas Lokal
Lahan Sempit
Jalan kurang
Baik
Kering
Musim kemarau
Hama penyakit
Sayuran rusak musim hujan
Tidak ada MCK
Lahan sempit
Potensi
Lahan masih Luas

Jalan kurang baik
Cukup bagus
Kurang bagus
Sumber Air minum, Batu Gunung dan kayu bakar


b.     Pembuatan peta Transek
Peta transek adalah teknik pemetaan sumberdaya untuk memberikan gambaran yang lebih rinci tentang keadaan lingkungan, ekonomi, dan sosial masyarakat. Hasil pengamatan dituangkan dalam bagan atau gambar irisan muka bumi untuk didiskusikan lebih lanjut, transek dibuat berdasarkan sumberdaya dan merupakan satu dimensi yang memotong suatu desa untuk menyusun informasih tata ruang dan keadaan ekosistem dari suatu wilayah. Berdasarkan jenis informasih (topik kajian) maka transek terbagi menjadi beberapa jenis :
c.         Transek Sumberdaya Desa (umum)
     Penelusuran Desa adalah pengamatan sambil berjalan melalui daerah pemukiman Desa yang bersangkutan guna mengamati dan mendiskusikan berbagai keadaan. Keadaan-kradaan yang diamati yaitu :
      Pengaturan air bersih untuk keluarga, keadaan sarana MCK, serta sarana umum Desa ( sekolah, toko, dan gapura desa), juga lokasi kebun sumberdaya pertanian secara garis besar.



d.      Transek Sumberdaya Alam
Transek ini dilakukan untuk mengenal dan mengamati secara lebih tajam mengenai potensi sumberdaya alam serta permasalahan-permasalahannya, terutama sumberdaya pertanian. Transek ini meliputi bentuk dan keadaan pemukiman alam (topografi), jenis dan kesuburan tanah,daerah tangkapan air dan sumber-sumber air (sungai, mata air).
Tahapan pelaksanaan pembuatan peta transek adalah :
-       Menyepakati topik-topik utama yang dijadikan bahan ujian.
-       Melakukan penelusuran wilayah dengan melakukan perjalanan yang melintasi berbagai zona yang akan dikaji.
-       Membuat peta transek dengan memilih satu garis lurus pada peta yang akan djadikan transek.
-       Mendiskusikan dan menganalisa secara bersama tentang kondisi yang terjadi pada berbagai zona tersebut.

Ø  Ketersediaan data.
Data tidak selalu tersedia seperti yang diingini oleh kepentingan analisis.  Keadaan ini terutama dijumpai di Indone­sia, yang sistem pencatatan datanya masih beragam.  Bahkan dalam suatu daerah pun, misalnya propinsi, terdapat perbedaan pencatatan.  Contohnya dalam hal data penduduk, terdapat kabupaten atau kecamatan yang mencatat jumlah penduduk terinci menurut golongan umur , sedangkan lainnya mencatat menurut golongan umur lima tahunan bahkan ada yang merinci dengan sebutan anak-anak, dewasa dan tua.

Ø  Penentuan daerah perencanaan.
Daerah perencanaan tidak selalu terikat pada wilayah administrasi daerah. Kadangkala daerah perencanaan didasarkan atas aspek fisik, misalnya daerah perencanaan aliran sungai, daerah perencanaan persawahan pasang-surut, wilayah pembangunan.

Ø  Survei
Survei merupakan tindakan awal dari sutau  proses riset atau penelitian dan biasnaya mengandung maksud  untuk "pengumpulan data". Tahapan pengumpulan data ini merupakan  sarana pokok untuk menemukan  penyelesaian suatu masalah secara ilmiah. Penelitian merupakan  penyelidikan dan epengujian  yang amat kritis dan teliti guna  menanggapi dan memecahkan suatu masalah. Kesukaran umum pada proses pemecahan masalah lazimnya berkisar pada dua sebab, yaitu
(1)   Orang kurang mampu menggunakan cara pemecahan atau cara epenyelesaian masalah tersebut.  Hal ini karena beberapa faktor, seperti kurang tajam dan kurang obyektifnya cara berfikir, kurang cerdas,  kurang memiliki kemampuan psikis untuk berfikir secara rasional, tidak cukup memiliki ketrampilan teknis, tidak cukup memiliki ketrampilan sosial untuk menaggapi berbagai masalah sosial, dan sebagainya.  Keadaan seperti ini disebut sebagai "kekurangan formal" atau kekurangan  yang  bersifat  meto­dologis.
(2).  Disebabkan oleh kurangnya jumlah fakta yang ada hubungannya dengan permasalahan yang tengah dihadapi. Hal ini disebut seba­gai "kekurangan bersifat materi"

Ø  Pengumpulan Data
Riset merupakan kegiatan ilmiah yang sistematik, terarah dan bertujuan.  Dengan demikian bukan merupakan pengumpulan data yang secara kebetulan, tetapi menghimpun data  dan informasi yang relevan. Dalam kegiatan ini perhlu diperhatikan  beberapa hal sbb:
a.          Jenis data,
b.         Tempat diperolehnya data,
c.          Cara memperolehnya,
d.        Jumlah data yang harus dikumpulkan agar mencukupi kebutuhan (cukup, memadai, dan tepat).

Ø  Jenis Data
(1). Data kuantitatif,  yaitu data yang dapat diselidiki secara langsung dan dapat dihitung dengan menggunakan cara sederhana.
(2). Data kualitatif, data yang tidak dapat diselidiki secara langsung dan hanya dapat diukur dengan cara tidak langsung, seperti misalnya tingkat inteligensia, ketrampilan, kejujuran, dan lainnya.
Ø  Sumber data
Dua macam sumber data yang lazim dilibatkan adalah sumber lapan­gan dan sumber dokumenter.
Ø  Teknik pengumpulan data
Ø  Teknik Komunikasi
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai  pengumpul data, se­dangkan pihak lain yang dihubungi bertindak sebagai ionforman. Dengan teknik ini  terjadi komunikasi tanya-jawab, baik secara lisan maupun tertulis. Oleh karena itu perlu diusahakan agar pihak informan mau dan dapat mengerti isi dan arti dari masalah yang akan dibahas. Ada dua faktor yang sangat berpengaruh , yaitu  bahasa dan cara pendekatan.  Beberapa petunjuk  dalam pelaksanaan teknik komunikasi ini a.l.
1.        Perumusan masalah dan tujuan penelitian yang jelas, untuk menentukan pengarahan topik yang hendak dikomunikasikan,
2.        Menggunakan alat komunikasi yang tepat dan penggunaan bahasa yang harus menarik, bersikap simpatik dan luwes,
3.        Menghindari berbagai hal yang dapat menyinggung harga diri dan  perasaan subyek pemberi informasi. Menjunjung tinggi kerahasiaan fakta pribadi,
4.        Kalau mungkin diadakan percobaan atau latihan pendekatan terlebih dahulu.

Ø  Teknik Observasi
Pada dasarnya teknik observasi sama dengan teknik komunikasi. Perbedaannya adalah pada cara pengisian daftar sisian dan daftar pertanyaan.  Pada teknik komunikasi pengisian dilakukan oleh informan, sedangkan pada teknik observasi dilakukan oleh epenel­iti.
Ø  Studi literatur
Peneliti mempelajari data, kuantitatif dan kualitatif, melalui sumber dokumenter (laporan, monografi daerah, dan lainnya).   Untuk kepentingan perencanaan pembangunan wilayah, pengum pulan data dan informasi dengan cara-cara di atas masih harus didukung dengan  pengamatan langsung ke lapangan.  Hal ini dapat dilaku­kan dengan jalan menjelajahi seluruh daerah perencanaan, menin­jau daerah perencanaan dari udara, atau meninjau beberapa bagian daerah perencanaan yang dianggap dapat memberikan gambaran  daerah secara keseluruhan.
Ø  Kompilasi data
Data yang berhasil dikumpulkan dari survei dikumpulkan dan disusun sedemikian rupa agar mudah dibaca, mudah dilihat kaitan­nya satu dengan yang lain, dan informatif.  Tahap kompilasi data ini harus mempunyai bobot "pra analisis", artinya dari kompilasi data ini sudah dapat terbaca segala kecenderungan di masa menda­tang, yang akan sangat penting peranannya dalam proses perama­lan.  Macam kompilasi data dipengaruhi oleh sistem analisis data yang akan digunakan, yang juga menentukan volume data yang dibutuhkan. Oleh karena itu pencatatan data  harus dibuat sede­mikian rupa agar bermanfaat bagi analisis data.  Data mentah harus dibuat selengkap mungkin dan terinci.
Kompilasi data dapat disajikan dengan berbagai cara seperti dalam bentuk tabel, peta, grafik, gambar dan bagan.
Ø  Analisis data
Analisis adalah penyelidikan sesuatu peristiwa untuk menge tahui penyebabnya, dan bagaimana duduk perkaranya. Menganalisis ialah menyelidiki dengan menguraikan masing-masing bagiannya.  Pengertian "analisis" ini  memberikan petunjuk kepada kita apa yang menjadi tujuan pokok analisis. Di dalam perencanaan daerah atau kota, siapakah yang harus mempu nyai kemampuan menganalisis? Perencanaan selalu dihadapkan pada persoalan yang sangat rumit. telah membagi  proses perencanaan menjadi tiga kegiatan, yaitu: penyusunan kebijaksa­naan,  rencana (disain) dan analisis.
Perencana perlu  memiliki kemampuan menganalisis agar mampu menemukan persoalan dan meramalkan  pengaruh (impact) perenca­naannya.  Penentu kebijaksanaan harus mempunyai kemam puan meren­cana dengan baik untuk menjamin agar ia mempunyai pandangan yang luas atas alternatif rencana yang dihadapinya, dan juga memiliki sekedar kemampuan  menganalisis guna  membantu mengembangkan kriteria penilaian dalam menentukan pilihan atas alternatif.



KEBIJAKSANAAN    ............  Pelaksanaan
                         
              
Kriteria penilaian
Perumusan tujuan

RENCANA (DISAIN)  ..........   Penyajian rencana
                        

  
Mencari alternatif rencana

ANALISIS           ..............       Diagnosis masalah
Model, sistem.



Proses perencanaan yang lengkap selalu akan melalui tahap anali­sis.  Kebijaksanaan  perencanaan muncul sebagai hasil dari proses analisis, dan seluruh wujud  perencanaan merupakan hasil dari proses analisis.  Suatu daerah atau kota tidak akan terus mener­us berada dalam keadaannya sekarang, tetapi ia akan berubah.  Perubahan ini dpaat bergerak menuju ke arah positif, tetapi dapat pula  bergerak ke arah negatif; keduanya dikenal sebagai "perkembangan" daerah atau kota.  Untuk mengetahui perubahan ini dan untuk menentukan arah kecenderungan perkembangannya diperlu­kan suatu alat observasi.
Perencanaan tidak dapat dilepaskan dari pengetahuan akan ke­cenderungan obyek perencanaan.  Dengan mengetahui kecende rungan perkembangan dan berbagai faktor atau variabel yang berpengaruh, dapatlah ditentukan strategi perencanaan agar dicapai hasil sebaik mungkin. Untuk semua ini diperlukan analisis yang cukup teliti dan rumit yang menyangkut berbagai segi kehidupan dan penghidupan daerah dan kota.
Diagram keterkaitan  tiga kegiatan dalam proses perencanaan pembangunan wilayah dapat diabstraksikan seperti bagan berikut.
 Dalam analisis, yang diharapkan adalah kesimpulan analisis yang akan digunakan sebagai pegangan tindakan selanjutnya.  Selain metode logika, dalam analisis data juga dikenal  penggunaan model matematika yang akan memberikan jawaban baik kuantitatif maupun kualitatif.  Penggunaan model amtematika sudah barang tentu tidak dapat dilepaskan dari beberapa asumsi yang mendasari pemakaiannya.

Ø  Hakekat Perencanaan
Dalam masyarakat Indonesia yang sedang membangun menuju masyara­kat yang adil dan makmur, pencapaian tujuan pembangunan tidak dapat dilepaskan dari perencanaan, yaitu program tindakan yang menuju ke kesejahteraan masyarakat.
Ukuran kesejahteraan masyarakat merupakan ukuran relatif dan sangat sukar didefinisikan.  Kesejahteraan itu sendiri dibentuk oleh berbagai faktor yang kait mengkait yang dapat diterjemahkan ke dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam membentuk  suatu sistem.  Perencanaan merusaha merubah salah satu atau beberapa faktor  dalam sistem tersebut, yang diharapkan dapat menimbulkan  suatu rangkaian akibat yang merubah faktor lainnya dalam sistem tersebut secara positif.
Dalam usaha pembangunan masyarakat, pemerintah dan masyarakat itu sendiri  dihadapkan kepada berbagai  keterbatasan yang mengurangi kebebasan gerak usaha usaha pencapaian tujuan.  Bersamaan dengan segala keterbatasan tersebut, terkandung hasrat mencapai hasil yang sebesar-besarnya untuk memenuhi segala kebutuhan sebagai ukuran kesejahteraan. Dari kedua hal yang tidak saling menenggang inilah, perlu disusun suatu rencana agar usaha pencapaian tujuan dapat berjalan  efektif dan efisien. Hasil yang dicapai dari usaha menggunakan kemampuan maksimum dengan hasil sebesatr-besarnya yang mungkin diperoleh, disebut "usaha optimum".
Perencanaan merupakan proyeksi masa depan. Segala tindakan untuk tujuan masa depan jelas mempunyai hubungan  erat dengan apa yang dimiliki sekarang. Tidakan tersebut di atas disadari oleh pemik­iran pragmatis rasional untuk sutau kurun waktu tertentu.  Perencanaan mendasari pembangunan, karena pembangunan berarti perencanaan dan pelaksanaan. Pembangunan dapat pula diartikan sebagai usaha merubah nilai suatu keadaan  ke keadaan lain yang mempunyai mutu yang lebih baik.
Perencanaan dimaksudkan untuk waktu yang akan datang, sehingga setiap perencanaan harus dapat memperkirakan berbagai situasi yang akan terjadi di kemudian hari.  Dengan demikian, tidak saja tujuan yang dirumuskan, tetapi juga penelaahan situasi yang cukup tepat harus merupakan indikator utama. Selain dihadapkan kepada beberapa hal yang harus diramalkan, perencanaan dihadap­kan pula kepada pemilihan tidakan yang diperhitungkan mempunyai akibat potimum. Hal-hal ini mengakibatkan pentingnya dilaukan analisis  data dasar dan berbagai keterangan masa lalu, sehingga tujuan perencanaan dapat diharapkan tercapai.  Dengan analisis dapat pula diketahui dan dinilai potensi dan masalah yang diha­dapi, sehingga dengan demikian dapat dipilih serangkaian alter­natif tindakan guna memecahkan masalah yang dihadapi tersebut. Disamping itu dapat diperhitungkan akibat berantai yang akan terjadi karena pelaksanaan suatu tindakan. 
Ø  Analisis dan Model
Untuk dapat melihat segala aspek perencanaan menurut proporsi­nya, perencana harus mempunyai daya pandang yang luas dan menye­luruh.  Oleh karena perencana pada kenyataannya hanya merupakan bagian kecil daripada  rancangannya, maka ia harus "mengecilkan" atau 'menyederhanakan" obyek rencananya.  Dengan kata lain perencana menggunakan "model".
Perencana pembangunan wilayah berkepentingan dengan kebutuhan penduduk akan perumahan, perkembangan ekonomi dan pola transpor­tasi.
Hal-hal di atas mewajibkan perencana untuk memper hatikan model kependudukan (struktur penduduk, arus migrasi antar daerah) dan model ekonomi dalam setiap kasus distribusi ruang kegiatan.


Beberapa model yang sering digunakan ialah:
(1). Model Kependudukan
(2). Model Ekonomi
(3). Model Transpor
(4). Model Tempat Kediaman dan Pengadaan Rumah
(5). Model pemilihan tempat kerja
(6). Model Pengadaan dan penggunaan fasilitas.


   PENDUDUK              KEGIATAN                ORGANISASI

                                        Perumahan
                                     Lapangan kerja
              

              
                                         Organisasi                 Pengadaan
Kebutuhan penduduk     Berbagai pelayanan         dan kadang                      
                                                                                       permintaan
                                      

                                       Komunikasi
 
             

                                     Prasarana


Model atau simulasi  digunakan sebagai langkah 'penye derhanaan' masalah yang akan dianalisis. Penyederhanaan ini dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu:
(1). Menggunakan Model Matematika, yaitu menyatakan hubungan aspek perencanaan seperti hubungan matematika.  Hal ini dilaku­kan pabila masalah yang akan dianalisis mempunyai hubungan yang dapat diasosiasikan dengan hubungan fungsi matematika, seperti garis lurus, lengkungan , model gravitasi, atau model aljabar lainnya. Contohnya adalah analisis perkembangan jumlah penduduk, analisis migrasi, analisis transportasi, analisis input-output, analisis ekonomi.
(2). Menggunakan model Miniatur, yaitu menyatakan obyek dalam skala miniatur yang tetap proporsional, misalnya maket, peta, sistem nilai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar