SEBAGAI MAHASISWA PENYULUH PERTANIAN YANG NANTINYA AKAN TERJUN DI MASYARAKAT DALAM MEMBERIKAN PENGARAHAN KEPADA PETANI, HARUSLAH MEMILIKI PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG CUKUP BAGAIMANA CARA MENYULUH YANG BAIK DI LAPANGAN, SEHINGGA PENYULUH ITU BENAR-BENAR MENJADI MOTIVATOR YANG BAIK DI MASYARAKAT

Jumat, 07 November 2014

LAPORAN FILDTRIP MATA KULIAH MEDIA PENYULUHAN I





LAPORAN FILDTRIP
MATA KULIAH
MEDIA PENYULUHAN I
TENTANG
PROGRAM KEAHLIAN MULTIMEDIA






                                                                 Disusun Oleh :
                                                                SEMESTER I
                                                            
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN  SUMBER DAYA
MANUSIA PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN ( STPP ) MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
TAHUN, 2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah, SWT atas limpahan rahmat dan karunia Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan fildtrip yang berjudul  Media Penyuluhan I  ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Media penyuluha I , dengan  Bapak, Cucuk Redono SP, MP.  beserta Asisten Dosen Bapak Jonni Kurniawan, SST  selaku pengampuh mata kuliah ini.
Penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian Laporan fildtrip ini. Penulis harap, dengan membaca Laporan fildtrip ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Media Penyuluhan I khususnya bagi Penulis. Pada akhirnya Penulis menyadari bahwasanya Laporan fildtrip ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, dan membantu Penulis membuat Laporan fildtrip yang lebih baik lagi dimasa yang akan dating.

                                                                                  Yogyakarta, 28 Oktober, 2014
                                                                                                    
                                                                                    Penulis








PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Dalam kurikulum pendidikan STSRD VISI terdapat materi presentasi pada tiap mata kuliahnya. Hal tersebut menjadi salah satu pertimbangan yang tidak memungkinkan bagi tuli untuk mengambil program D3 dan S1. Keterbatasan pendengarannya, selama ini diyakini akan menjadi hambatan dalam menempuh tugas presentasi yang terdapat pada setiap mata kuliah di STSRD VISI,” jelasnya menyampaikan alasan penolakan. Semua mahasiswa harus mempresentasikan idenya di depan mahasiswa lain dan dosen, kurikulum ini harus dilalui dengan baik oleh seluruh mahasiswa. Hal lain yang menghambat adalah, adanya materi kuliah bahasa Inggris yang menuntut semua mahasiswa mampu berbahasa Inggris secara lisan dan tulis dengan baik. Dua hal tersebut adalah pertimbangan bagi STSRD VISI belum bisa memberikan kesempatan pada difabel tuli untuk mengambil program studi berjenjang D3/S1,” menambahkan Wahyu dalam penjelasannya. Namun, kesempatan masih diberikan oleh Program Profesi Desain Grafis (PPDG) diploma satu (D1) STSRD VISI “Berdasar pengalaman, beberapa mahasiswa dengan disabilitas tuli mampu menempuh program pendidikan jalur D1 tersebut. Pada jenjang D1 kurikulum lebih pada ilmu terapan, sedangkan pada jenjang D3/S1 lebih menekankan pada aspek pemahaman konseptual dan teoritikal” ujar Wahyu. Menurut Wahyu,
STSRD VISI memiliki otonomi untuk mengubah kurikum. Hal itu akan dilakukan untuk mengakomodasi kebutuhan dan memberikan aksesibilitas bagi difabel khususnya tuli, melalui evaluasi kurikulum. Proses evaluasi dilaksanakan setiap tiga tahun sekali, dan tahun ini baru memasuki proses pelaksanaan evaluasi kurikulum. Kebutuhan aksesibilitas bahasa bagi tuli akan menjadi agenda yang dibahas dalam evaluasi kurikulum yang sedang dalam proses tersebut. Sebagai salah satu wujud kepedulian, pemahaman dan langkah berproses memberikan aksesibilitas bagi tuli, STSRD VISI memulai dengan memberikan dukungan pada difabel tuli untuk mengadakan pameran fotografi maupun lukisan di galeri yang dimiliki PT tersebut dan program pengabdian lapangan bagi mahasiswa akhir STSRD VISI, akan memungkinkan merekomendasikan komunitas tuli menjadi bagian program pelatihan fotografi,” ungkap Wahyu pada Solider.

B.     Landasan Teori
Pada tahun , Henry Cole menjadi salah seorang yang paling berpengaruh dalam pendidikan desain di Inggris, ia meyakinkan pemerintah tentang pentingnya desain dalam sebuah jurnal yang berjudul Journal of Design and Manufactures. Dia menyelenggarakan The Great Exhibition sebagai perayaan atas munculnya teknologi industri modern dan desain bergaya Victoria. Dari tahun 1891 sampai 1896, Percetakan William Morris Kelmscott mempublikasikan buku karya desain grafis yang dibuat oleh gerakan Arts and Crafts , dan membuat buku dengan desain yang lebih bagus dan elegan untuk dijual kepada orang-orang kaya. Morris membuktikan adanya potensi pasar untuk produk-produk desain grafis. Morris juga mempelopori pemisahan desain grafis dari seni rupa. Karya –karya Morris dan karya dari pergerakan Private Press secara langsung mempengaruhi Art Nouveau, dan secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan desain grafis pada awal abad ke 20.  
Kata Desain Grafis pertama kali digunakan pada tahun 1922 di sebuah esai berjudul New Kind of Printing Calls for New Design yang ditulis oleh William Addison Dwiggins, seorang desainer buku Amerika. Raffe's Graphic Design, yang diterbitkan pada tahun 1927, dianggap sebagai buku pertama yang menggunakan istilah Desain Grafis pada judulnya The signage in the London Underground adalah contoh desain klasik pada abad modern yang menggunakan jenis huruf yang dirancang oleh Edward Johnston pada tahun 1916. Pada tahun 1920, Aliran konstuktivisme di Uni Soviet melihat seni yang berorientasi individu tidak ada gunanya bagi Rusia dan membuat sesuatu yang dapat diterapkan di dunia nyata. Mereka mendesain bangunan, perangkat teater, poster, kain, pakaian, perabot, logo, menu, dll. Jan Tschichold merumuskan prinsip-prinsip dasar tipografi modern pada tahun 1928 dalam bukunya yang berjudul New Typography. Tschichold, Bauhaus,Herbert Bayer and Laszlo Moholy-Nagy, and El Lissitzky adalah tipografer yang berpengaruh besar dalam ilmu desain grafis yang kita kenal sekarang ini.




C.    Tujuan
·         Siswa-siswi STPP Yogyakarta dapat mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dalam pembuatan kartun dan desain –desain lainnya dari siswa didik dan staff pengajar STSRD visi.
·         Mengetahui berbagai cara dalam pembuatan kartun dan desain-desain lain.
·         Menambah ilmu dan pengetahuan dalam pembuatan kartun, pensablonan dan ilmu dari mahasiswa dan staff pengajar STRSD visi.
·         Menambah dan melebarkan kemitraan STPP Yogyakarta dengan sekolah tinggi seni rupa desain visi ( STSRD visi).

D.    Manfaat
·         Siswa-siswi STPP Yogyakarta dapat membuat sebuah rangkaian gambar diam menjadi gambar gerak secara sederhana dengan peralatan dan software yang sederhana
·         Siswa-siswi STPP Yogyakarta dapat mengetahui lebih jauh pembuatan fil kartun / animasi dan hasil desain lain dari contoh siswa didik dan staff pengajar STSRD visi

















HASIL DAN PEMBAHASAN


A.    Hasil
Adapun materi yang disampaikan oleh Pak Wahyu Tri Widadjo, S.s.,M.Sn. adalah sebagai berikut :
Desain/Media Komunikasi Visual terdiri dari :
a.       Aspek Visual
Merupakan elemen yang terlihat dan menjadi kosa kata dan kalimat yang menjelaskan pesan), seperti : Warna, Teks, Gambar/Bentuk, Gerak, Ilustrasi
b.      Aspek Komunikasi
Merupakan elemen yang membentuk suatu komunikasi
·         Alur komunikasi adalah sebagai berikut :
Source                    è       Maessage         è        Receiver
     Sumber Pesan        è       Pesan               è        Penerima Pesan          
a.      Aspek Desain
Tujuan utama dalam membuat desain adalah agar pesan yang ada bisa berhasil dikomunikasikan kepada khalayak sasaran pada suatu kesempatan
Bentuk desain adalah :
·         Desain yang bagus  adalah desain yang sederhana,
(jangan membuat media yang rumit dan tidak dipahami oleh sasaran)
·         Desain yang dibuat harus memiliki keunikan tersendiri agar dapat menarik perhatian sasaran
Dalam kegiatan ini mahasiswa juga diajak berkunjung ke beberapa tempat yang  menjadi tempat praktek di Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Visi Indonesia (STSRD VISI) Yokyakarta, yaitu :






a.      Studio Grafika
Distudio ini mahasiswa Semester I STPP  Yogyakarta mendapat penjelasan tentang :
·      studio grafika
·      prasarana dan sarana pembuatan pin, sablon pada baju, gelas, dan piring
·      sistem penggunaan/cara kerja alat-alat tersebut
·      cara pembuatan pin dan sablon
b.      Studio Komputer
Distudio ini mahasiswa Semester I STPP  Yogyakarta mendapat penjelasan tentang :
·         studio komputer
·         Melihat prasarana dan sarana berupa rangkaian unit komputer yang digunakan pada studio tersebut
·         Melihat hasil karya mahasiswa  STSRD VISI Yogyakarta berupa Poster
c.       Studio Fotografi
Distudio ini mahasiswa Semester I STPP  Yogyakarta mendapat penjelasan tentang :
·         studio fotografi
·         Melihat dan mendapat penjelasan tentang alat-alat yang digunakan distudio tersebut
·         jenis-jenis kamera yang digunakan dari zaman dulu sampai kamera zaman modern/digital
·         cara kerja alat-alat pendukung dan kamera yang digunakan di studio tersebut
·         Melihat studio kamar gelap tempat pencetakan foto
Distudio ini mahasiswa Semester I STPP  Yogyakarta mendapat penjelasan tentang :
·         studio animasi
·         jenis alat yang dipergunakan untuk membuat animasi
·         cara pembuatan animasi.








B.     Pembahasan
Ilmu adalah hal yang wajib di cari dan didapatkan semua orang. karena ilmu dpat menjadikan seseoartang mendapatkan pengalaman dan menambah pengetahuan. bukan itu saja siswa-siswi STPP Yogyakarta dapat bertukar pikiran dan bertukar keahlian yang sangat membantu dalam pembuatan sebuah hasil karya dan juga berlatih tanggung jawab. saling memberikan semangat dan menjalin kekerabatan dan mitra kerja yang baik, juga sebagai salah satu ajang unjuk kebolehan keahlian dan pengetahuan masing-masing sekolah. Desain grafis pada awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur. Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik, yang sering kali disebut sebagai desain interaktif atau desain multimedia. Batas dimensi pun telah berubah seiring perkembangan pemikiran tentang desain. Desain grafis bisa diterapkan menjadi sebuah desain lingkungan yang mencakup pengolahan ruang.





















KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Dengan adanya study banding ke sekolajh tinggi seni rupa desain visi (STSRD visi) penulis dapat mengetahui lebih banyak tentang pembuatan, langkah-langkah juga cara membuat kartun dan film animasi yang tingkatannya sudah profesional. bukan hanya itu saja, penulis mendapatkan ilmu tambahan seperti pembuatan desain dengan cara sablon, fotografi, pembuatan kaos, brosur, komik, dan penulis diberi kesempatan untuk melihat tugas akhir para siswa didik sekolah tinggi sni rupa desain visi (STSRD visi) agar menjadi ilmu tambahan dalam pembuatan laporan dan tugas akhir. penulis juga dapat menambah teman dan mitra kerja untuk saling bertukar informasi dengan dengan para anak didik sekolah tinggi seni rupa desain visi (STSRD).

B.     Saran
Sebaiknya bukan kali ini saja dilakukan kunjungan Fieltrip dengan universitas yang berdasarkan ilmu kommputer namun juga menjadi agenda rutin tiap tahunnya agar ilmu siswa-siswi lebih luas lagi terutama tentang multimedia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar