PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Tujuan utama Erosifitas
Tanah adalah untuk mendapatkan tingkat keberlanjutan produktivitas lahan dengan
menjaga laju kehilangan tanah di bawah ambang batas yang diperkenankan. Secara
teoritis dapat dikatakan bahwa laju erosi harus lebih kecil atau sama dengan
laju pembentukan tanah bahwa erosi disebut juga pengikisan atau kelongsoran
yang merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air
dan angin, baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan
manusia.
B.
Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1.
Untuk
memenuhi tugas mata pelajaran Erosifitas Tanah dan untuk menambah nilai.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana Erosifitas Tanah itu bisa terjadi, apa penyebabnya,
bagaimana cara menanggulanginya dan dampak-dampak apa saja yang dapat
diakibatkan karenaadanya erosi tersebut.
3.
Untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang berbagai macam bencana alamyang
belakangan ini sering terjadi di Indonesia
C.
Hasil Wawancara
Survei dan
wawancara dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di dusun nawungan I kecamatan
imogiri kabupaten bantul, yang dipilih
secara sengaja yaitu desa selopamioro merupakan desa dengan perkebunan terluas di kecamatan imogiri yaitu 6.357 ha (
BPS, 2006). Responden ditentukan secara proporsional sampling. Petani padi
desa selopamioro
Data primer
dikumpulkan dengan wawancara terstruktur menggunakan daftar pertanyaan atau
kuesioner. Data sekunder digunakan untuk melengkapi data primer dan untuk cross
ceck data.
Salah satu
penerapan konservasi lahan secara agronomis adalah menanam tanaman penutup
tanah yang bertujuan mengurangi tetesan air hujan secara langsung sehingga
menghambat laju erosi tanah dan longsor. bahwa tanaman penutup tanah adalah
tanaman yang sengaja ditanam untuk melindungi tanah dari erosi, menambah bahan
organik tanah dan sekaligus meningkatkan produktivitas tanah. menunjukkan
tingkat penerapan upaya konservasi ini 68,5% petani tidak melakukan, 14,6%
kadang-kadang dan 16,9% selalu melakukan.
Pemangkasan
pohon pelindung berarti melakukan pemeliharaan terhadap pohon pelindung. Pohon
pelindung berperan dalam memperbaiki struktur tanah, mengembalikan hara tercuci
dan menahan terpaan angin bagi tanaman menunjukkan petani yang melakukan
penanaman dan pemangkasan pohon pelindung adalah 53,8%, 43% kadang-kadang dan
hanya 2,3% tidak melakukan. Penggunaan kompos/pupuk kandang bertujuan untuk
meningkatkan suplai bahan organik ke dalam tanah. Kotoran ternak memiliki
kandungan bahan organik yang baik sebagai penyuplai unsur hara lengkap
sekaligus bahan pembenah tanah. Arti konservasi upaya ini adalah perlindungan
terhadap kesuburan tanah dan secara fisik lebih memantapkan agregasi tanah.
dapat dilihat bahwa 68,5% petani tidak pernah menggunakan kompos/pupuk kandang
dan 31,5% yang kadang-kadang menggunakan.
Menanam tanaman
menurut kontur (menanam searah/sejajar garis kontur) sangat diperlukan untuk
penanaman pada lahan dengan kelerengan tinggi (>3%), bertujuan untuk
menghambat kecepatan aliran permukaan, memperbesar peresapan air permukaan ke
dalam tanah Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5,4% yang selalu
melakukuan upaya konservasi ini, 33,1% kadang-kadang dan 61,5% tidak pernah
melakukan
Ada 4 upaya konservasi secara mekanis
sebagai indikator untuk mengetahui apakah petani melakukan penerapan konservasi
lahan, yaitu membuat saluran air/drainase, melakukan pengolahan lahan sesuai
garis kontur, membuat teras sesuai garis kontur dan melakukan pemeliharaan
saluran air. Membuat saluran air (drainase) bertujuan untuk mengarahkan dan
menyalurkan aliran permukaan dengan kecepatan yang tidak erosif ke lokasi
pembuangan air yang sesuai Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50% petani tidak
pernah melakukan upaya ini, 33,1% kadang-kadang melakukan dan 16,9% yang selalu
melakukan. Melakukan pengolahan lahan menurut garis kontur dapat mengurangi
laju erosi sampai 50% dibandingkan dengan pengolahan tanah dan penanaman
menurut lereng Pengolahan tanah menurut
kontur adalah membajak memotong lereng atau mengikuti kontur sehingga terbentuk
jalur-jalur tumpukan tanah dan alur yang sejajar atau mengikuti garis kontur.
dapat diketahui bahwa 80,8% petani tidak pernah melakukan pengolahan lahan
secara garis kontur, 16,1% kadang-kadang melakukan dan hanya 3,1% selalu
melakukan. Dalam hal pembuatan teras pada lahan miring terdapat 65,4% petani
tidak pernah membuat, 34,6% kadang-kadang dan tidak ada (0%) yang selalu
membuat teras. Untuk pemeliharaan saluran air, terdapat 73,9% petani tidak
pernah melakukan, 9,2% kadang-kadang melakukan dan 16,9% petani yang selalu
melakukan.
D.
PEMBAHASAN
Dari hasil di atas menunjukan bahwa :
Erosifitas Tanah
adalah
hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat
yang diangkut oleh media alami ketempat lain. Erosifitas Tanah menyebabkan hilangnya lapisan atas
tanah yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya
kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air. Tanah yang terangkut tersebut
akan diendapkan ditempat lain: didalam sungai, waduk, danau, saluran irigasi
dan sebagainya. Erosifitas
Tanah sebenarnya
merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian
ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk,
penggundulanhutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan
konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan.
Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya
mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih
fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar
tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur
akar tanaman pertanian yang lebih lemah
E.
KESIMPULAN
Erosifitas Tanah adalah hilangnya atau terkikisnya
tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang diangkut oleh media alami
ketempat lain
Erosifitas Tanah terjadi akibat interaksi kerja
antara faktor-faktor iklim, topografi, tumbuh-tumbuhan (vegetasi), dan manusia
Pengaruh erosi pada
kesuburan fisik tanah diantaranya adalah terjadinya penghanyutan
partikel-partikel tanah, perubahan struktur tanah, penurunan kapasitas
infiltrasi dan penampungan, serta perubahan profil tanah. Sedangkan pengaruh
pada kesuburan kimia tanah adalah kehilangan unsur hara
F.
SARAN
Sebaiknya dalam pengelolaan
lahan, kita harus lebih bijak menggunakan air dan tanah. Sebab jika kedua
sumber daya alam itu mengalami kerusakan kita sebagai manusia akan mengalami
kesulitan untuk mendapatkan lahan yang baik untuk ditanami tumbuhan yang
dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2011. Kompaksi Tanah. http://library.usu.ac.id/download/fisip/sosiologi-henry.pdf. (Diakses 3 Mei 2011)
Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hardjowigeno. 2003. Ilmu Tanah. Akademi
Pressindo, Jakarta.
Nasiah. 2000. Evaluasi
Kemampuan Lahan dan Tingkat Bahaya Erosi Untuk Prioritas. UGM. Yogyakarta.
Rahim, S. E. 2000. Pengendalian
Erosi Tanah Dalam Rangka Pelestarian Lingkungan Hidup. Bumi Aksara,
Jakarta.
Samrumi. 2009. Pengertian
dan Bentuk-bentuk Erosi. http://samrumi.blogspot. com/2009/01/
pengertian-dan-bentuk-bentuk-erosi.html. (Diakses 3 Mei 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar