SEBAGAI MAHASISWA PENYULUH PERTANIAN YANG NANTINYA AKAN TERJUN DI MASYARAKAT DALAM MEMBERIKAN PENGARAHAN KEPADA PETANI, HARUSLAH MEMILIKI PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG CUKUP BAGAIMANA CARA MENYULUH YANG BAIK DI LAPANGAN, SEHINGGA PENYULUH ITU BENAR-BENAR MENJADI MOTIVATOR YANG BAIK DI MASYARAKAT

Minggu, 06 Oktober 2013

PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PERUBAHAN SOSIAL

PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PERUBAHAN SOSIAL


BAB I
A.   Latar Belakang Masalah
Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat adalah hal yang sangat lumrah dibicarakan untuk kemajuan dan perubahan bangsa saat ini kedepan, apalagi jika dilihat dari skill masyarakat indonesia kurang baik sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi itu sendiri, konsep pemberdayaan masyarakat mencakup pengertian pembangunan masyarakat (community development) dan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (community based development).
Pertama-tama perlu dipahami arti dan makna pemberdayaan dan pembangunan masyarakat, keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu yang bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. Suatu masyarakat yang sebagian besar meliki kesehatan fisik dan mental, serta didik dan kuatinovatif, tentunyan memiliki keberdayaan yang tinggi, sedangkan pembangunan masyarakat adalah suatu hal yang perlu di minit untuk kemampuan masyarakat itu sendiri.
Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat kita dalam yang dalam kondisi sekarang masih belum mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan dengan kata lain pemberdayaan masyarakat adalah memampukan dan memandirikan masyarakat, hingga muncul perubahan yang lebih efektif dan efisient.
Meskipun pemberdayaan masyarakat bukan semata-mata sebuah konsep ekonomi, dari sudut pandang kita pemberdayaan secara implisit mengandung arti menegakkan demokrasi ekonomi dimana kegiatan ekonomi berlangsung dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep ini menyangkut penguasan teknologi, pemilikan modal, dan akses ke pasar dan kedalam sumber-sumber informasi, serta keterampilan manajemen. Agar demokrasi ekonomi dapat berjalan, maka aspirasi masyarakat tertampung harus diterjemahkan menjadi rumusan-rumusan yang nyata. Untuk merumuska kenyataan tersebut negara mempunyai birokrasi. Birokrasi ini harus dapat berjalan efektif, artinya mampu melaksanakan dan menjabarkanrumusan-rumusan kebijakan publik (Public Policies) dengan baik untuk mencapai tujuan yang di kehendaki.
B.  Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang, maka dapat dirumuskan pada konsep makalah ini adalah:
Apa penyebab terjadinya pembangunan dan pemberdayaan capacity buildingmasyarakat.?
Kenapa pemberdayaan dan pembangunan adalah hal yang paling penting.?
Bagaimana kondisi masyarakat dalammembangun dan memberdayakan untuk menuju perubahan sosial yang lebih baik.?
Metode dalam melakukan perubahan dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.?
C.  Tujuan Masalah
Tujuan penilisan makalah ini adalah agar bisa memahami bagaimana melakukan perubahan pada masyarakat dalam membangun integritas kemjuan bangsa itu sendiri. Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat adalah hal sangat penting dilakukan dalam memperbaiki ekonomi masyarakat itu, khususnya wilayah wilayah yang masih tertinggal baik dalam kontek ekonomi, kesehatan, maupun pendidikan.
Perlu dipahami juga di Negara Indosenesia sendiri masih banyak daerah yang belum dapat dijangkau oleh kemajuan finansial maupun intelektualitas yang disebabkan oleh terhambatnya pembangunan dan program pemberdayaan masyarakat, sehingga masyarakat terisolir dari pemikiran-pemikiran yang lebih terbuka, dan juga kapasitas masyarakat (human capasity) yang layak.
BAB II
1. Konsep Konsep Pembangunan
Sebelum kita membahas konsep konsep pemberdayaan, ada baiknya kita tinjau terlebih dahulu konsep pembangunan yang pada dasarnya untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat yang lebih luas.
Pembangunan menurut literatur literatur ekonomi pembangunan seringkali didefinisikan sebagai suatu proses yang berkesinambunagan  dari peningkatan pendapatan riil perkapita melalui peningkatan produktifitas sumberdaya. Dari pandangan itu lahir konsep konsep mengenai pembangunan pertumbuhan ekonomi.
Teori engenai pertumbuhan ekonomi dapat ditelussuri setidak tidaknya sejak abad ke-18. Menurut Adam Smith (1776) proses pertumbuhan dimulai apabila perekonomian mampu melakukan pembagian kerja (devision of labor). Pembagian kerja akan meningkatkan produktivitas yang ada pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan. Adam Smith juga menggarisbawahi pentingnya skala ekonomi. Setelah Adam Smith muncul pemikiran pemikiran yang berusaha mengkaji batas batas pertumbuhan (limits to growth) antara lain Malthus (1798) dan Ricardo (1917).
Setelah Adam Smith, Malthus, dan Ricardo yang disbut aliran klasik, Berkembang menjadi pertumbuhan ekonomi moderndengan berbagai variasinya yang pada intinya dapat dibagi dua, yaitu menekankan pentingnya akumulasi modal (Physical capital formation) dan meningkatkan kualistas sumberdaya manusia (human capital).
Setelah itu muncul perkembangan model yang disebut neoklasik. Teori pertumbuhan neoklasik mulai memasukkan unsur teknologi yang diyakini akan mempengaruhi pertumbuhan pemberdayaan masyarakat dalm negara ataupun wilayah (Solow, 1957).
Teori pertumbuhan selanjutnya mencoba menemukan faktor-faktor lain diluar modal dan tenaga kerja yang mendorong pertumbuhan ekonomi  masyarakat. Sala satu teori berpendapatbahwa investasi sumber daya manusia berpengaruh yang besar dalam meningkatkan produktivitas. Menurut Becker (1964) peningkatan produktivitas tenaga kerja ini dapat mendorong melalui pendidikan dan pelatihan serta meningkatkan derajat kesehatan.
Disisi lain berkembang berbagai pemikiran untuk mencari alternatif lain terhadap paradigma yang semata-mata memberi penekanan kepada pertumbuhan, maka berkembang kelompok pemikiran yang disebut sebagai pradigma pembanguna sosial yang bertujuan untuk menyelenggarakan pembangunan yang lebih berkeadialaan, serta memberi angin segar dalam perubahan sosial yang lebih dinamis dan elegan.
Salah satu metode yang umun digunakan dalam menilai pengaruh dari pembangunan terhadap kesejahtraan masyarakat adalah dengan mempelajari distribusi pendapatan. Pembagian pendapatan berdasarkan kelas-kelas pendapatan (the size distribisiont of income)dapat di ukur dengan menggunakan kurva Lorenz atau indeks Gini. Selain ditribusi pendapatan, dampak dan hasil pembangunan juga dapat di ukur dengan melihat tingkat kemiskinan (poverty) di suatu negara atau wilayah
2. Pemberdayaan Masyarakat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini membangun paradigma baru dalam pembangunan, yakni yang bersifat “people-centered, participatory, empowering, and subtainable”(Chambers,1995).
Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata mempengaruhi kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk ,mencegah proses kemiskinan lebih lanjut (safety net), yang pemikirannya belakangan ini banyak di kembangkan sebagai upaya untuk mencari alternatif terhadap pertumbuhan-pertumbuhan di masa lalu.
Dalam upaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi:
Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Di sini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan, artnya tidak ada masyarakat yang sama sekali tampa daya. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu sendiri, dengan mendorong memotivasikan dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengemabangkannya.
Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering). Dalam rangka  ini diperlukan langkah langkah positif , selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkutan ini juga meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses kedalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat makin berdaya.
Dalam upaya pemberdayaan ini, upaya yang amat pokok adalah meningkatkan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar. Masukan pemberdayaan ini menyangkut pembangunan sarana dan prasarana dasar baik fisik, seperti irigasi, jalan,listrik ejbatan, mauapun sekolah, dan juga fasilitas pelayanan kesehatan, yang dapat dijangkau oleh masyarakat pada alapisan paling bawah , serta kesediaan lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di pedesaan, dimana terkonsentrasi penduduk yang keberdayaannya amat kurang.
Untuk itu, perlu ada program khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya, karena program-program umum yang berlaku untuk semua, tidak selalu menyentuh pada lapaisan masyarakat ini.
Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi, dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat.
Oleh karena itu, perlindungan dan pemeliharaan kepada yang lemah amat medasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilakan yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat dari upaya untuk mencegah terjadi nya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploritasi yang kuat atas yang lemah.
3. Metodologi dalam pemberdayaan masyarakat untuk menuju perubahan
Pemahaman dalam pemberdayaan masyarakat memerluakan sikap yang subjektif dalam penelitiannya, subjektifitas ini bertolak dari sikap dasar bahwa setiap penelitian tentang suatu permasalahan sosial selalu dilakukan untuk memperbaiki situasi sosial yang ada, untuk meluruskan ketimpangan yang ada dan bukan hanya melukiskan serta menerangkan kenyataan yang ada (Buchori, 1993).
Dalam pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari sudut pandang Deficit Based danStrength Based. Pendekatan Deficit-based terpusat pada berbagai macam permasalahan yang ada serta cara-cara penyelesaiannya. Keberhasilannya tergantung pada adanya identifikasi dan diagnosis yang jelas terhadap masalah, penyelesaian cara pemecahan yang tepat, serta penerapan cara pemecahan tersebut. Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini bisa menghasilkan sesuatu yang baik, tetapi tidak tertutup kemungkinan terjadinya situasi saling menyalahkan atas masalah yang terjadi.
Di sisi lain, pendekatan Strengh Based (Berbasis kekuatan) dengan sebuah produk metode Appreciative Inquiry terpusat pada potensi-potensi atau kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh individu atau organisasi untuk menjadikan hidup lebih baik. Appreciative Inquiry merupakan sebuah metode yang mentransformasikan kapasitas sistem manusia untuk perubahan yang positif dengan memfokuskan pada pengalaman positif dan masa depan yang penuh dengan harapan (Cooperrider dan Srivastva, 1987; Cooperrider dkk., 2000; Fry dkk, 2002; Ludema dkk, 2000, dalam Gergen dkk., 2004).
Dalam metode untuk pemberdayaan masyarakat juga dapat dibangun berdasarkan  beberapa aspek, antra lain:
Kemampuan-kemampuan masyarakat setempat
Penggunaan teknik-teknik fasilitatif dan partisifatoris
Pemberdayaan masyarakat desa dalam prosesnya ( Khan and Suryadanata, 1994).
4. Mekanisme Pemberdayaan masyarakat
Seperti dikemukan di atas, pemberdayaan masyarakat harus melibatkan segenap potensi yang ada dalam masyarakat. Beberapa aspek di antaranya dapat diketengahkan sebagai berikut :
Pertama, peranan pemerintah teramat penting. Berarti birokrasi pemerintah harus dapat menyesuaikan dengan misi dan visi.
Kedua, Organisasi-Organisasi kemasyarakatan diluar lingkungan masyarakat sendiri. Disini yang mempunya fungsi dan peran yang besar adalah lembaga-lembaga swadaya masyarakat, (LSM) dalam membantu peran pemerintah.
Ketiga, lembaga masyarakat yang tumbuh dari masyarakat itu sendiri atau yang sering di sebut local community organizationt. Lembaga ini dapat bersifat semi atau kulisi, seperti LKMD, PKK, atau Karang Taruna, Aatau yang benar-benar tumbuh dari masyarakat sendiri seperti kelompok arisan, kelompok sinoman, dan segainya.
Keempat, Koperasi, merupan wadah ekonomi rakyat yang secara khusus di nyatakan dalam kontitusi yang paling sesui untuk membangun ekonomi indonesia.
5. Studi Kasus
Provinsi Aceh adalah merupakan sebuah daerah yang sangat jauh dengan ibukota Jakarta, juga sangat ketinggalan dalam proses pembangunan maupun pemberdayaan masyarakat baik dari segi sarana dan prasarana, dan juga keterbukaan masyarakat sendiri masih sangat terisolir, .
Peningkatan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar. Dan tidak hanya itu saja yang terhambat di Bumi serambi mekah itu tetapi juga, irigasi, jalan, listrik, jembatan, mauapun sekolah,  juga fasilitas pelayanan kesehatan, seharusnya fasilitas itu semua harus di dijangkau oleh masyarakat pada alapisan paling bawah , serta kesediaan lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di pedesaan, dimana terkonsentrasi penduduk yang keberdayaannya amat kurang.
Dalam hal ini perlu membicarakan daerah terpencil di wilayah pesisir barat selatan pantai Aceh, yang merupakan rentetan masalah kemiskinan dan keterbelakangan indonesia saat ini dalam proses pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, khususnya pembangunan ekonomi, dan juga untuk memenuhi taraf kehidupan yang lebih layak.
Desa yang bernama Beutong Ateuh (Beutong Atas) merupakan salah satu daerah yang sangat terisolir jauh dari jangkauan pendidikan, kesehatan, dan juga pelayanan publik lainnya.
Daerah ini umumnya penduduk berpenghasilan tani dan juga hasil hutan, sangat ketinggalan dalam proses pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain imfra struktur dan juga skiil, sehingga membuat penduduk Beutong Ateuh tidak mampu bangkit dari ancaman kemiskinan, hal ini seharusnya layak di brantas demi kemajuan bangsa kedepan.
BAB III
A.        Kesimpulan
Pembangunan dan pemberdayaan mayarakat adalah sekelumit hal yang patut dijunjung untuk meningkatakan stabilitas dan mobilita sosial masyarakat dan juga pertumbuhan ekonomi sautu negara, wilayah, dan juga daerah. Pertumbuhan dan pemberdayaan masyarakat sangat ditentukan oleh skiil masyarakat itu sendiri dan juga harus di dukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Dalam hal ini pemerintah sebagai tonggak birokrasi merupakan kunci dalam pembangunan suatu masyarakat, tujuan lain pemerintah juga harus menyediakan lapangan kerja, pelayanan  kesehatan, pendidikan, dan juga keamanan, untuk terciptanya suatu perubahan yang lebih baik.
Selain dari itu untuk peran pendukung seperti LSM, Koperasi, dan sebagainya juga sangat menetukan arah pembaharuan yang lebih baik terutama dalam memstabilitaskan suatu perubahan sosial masyakat indonesia kedepan.
B.        Kritik dan Saran
Menyimak begitu panjangnya rentetan kemiskinan dan berbagai persoalan lain yang terjadi  di indonesia seharusnya ada perhatian lebih dari pemerintah dalam menanggapi permasalahan tersebut mesti ada teori-teori yang lebih jitu agar tumbuh suatu perubahan sosial yang lebih dinamis dan juga harmonis, kemiskinan adalah merupan hal yang paling rawan mengancam kestabilan suatu daerah, apalagi jika ada kecemburuan sosial.
Kemajuan bangsa ini kedepan kususnya dari ancaman kemiskinan, pemerintah harus siap menyediakan imfra struktur yang lebih baik, seperti jembatan, jalan, listrik dan juga berbagai sarana pendukung lainnya.
Daftar Isi
Anomim, panduan program inpres desa tertinggal; Jakarta:badan perencanaan pembangunan nasional – departemen dalam negeri, 1994.
Kartasasmita, Ginandjar, Ekonomi Rakyat: Memadukan Pertumbuhan Dan Pemerataan; Jakarta, CIDES, 1995.
Ricardo, David, On The Principles Of Political: ekonomi and Taxation, cambridge; cambridge univ. Press, 1917.
Sairin, Sjafri, Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia; Yogyakarta ,Pustaka Pelajar, 2002.
Soelaeman, M Munandar, Ilmu Sosial Dasar; Bandung,Refika Aditama, Mei 1986.
Smith, Adam, An Inquiry Into The Nature And Cause Ot The Wealth of nations.; New York, Modern Library, 1776.
Solow, Robert M, Technical Chage And The Anggregate Production Pondation dalamreview of economics and Statistics, Au

Kdjff dfdf jdfsadf ajsdfjahfja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar