I.PENDAHULUAN
Di
Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat
produksi belum optimal.maka dari itu kami akan membantu dalam teknis budidaya
tanaman nya supaya hasilnya lebih optimal
II.SYARAT
TUMBUH
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl
III.TEKNIS BUDIDAYA
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl
III.TEKNIS BUDIDAYA
A.Pengolahan
tanah
Alternatif
I
-Pada lahan bekas sawah dibuat alur tanaman menggunakan bajak dengan jarak 80 cm
-pembuatan saluran air disesuaiakan dengan panjang lahan.
Alternatif II
-olah tanah I dilakukan 5 hari sebelum tanam,dengan cara bajak sistem kering,
-pengolahan tanah II dilakukan 2 hari sebelum tanam dengan cara dibajak berlawanan dari arah pengolahan I serta digaru/diratakan.
-dibuat alur tanaman dengan jarak 80 cm,
-pembuatan saluran air disesuaiakan dengan panjang lahan.
B.Persiapan Tanam
-Dosis untuk pupuk tanaman jagung hibrida 270 kg Phonska,270 kg urea,dan 500 kg -petroganik/hektar,atau disesuaikan dengan PH tanah yang mau ditanam jagung.
-untuk kebutuhan benih perhektar antara 20-25 kg.
C.PENANAMAN
Jarak tanam untuk tanaman jagung adalah 80cm X 40cm(2 tanaman) atau 80cm X 20cm (1Tanaman)populasi tanaman 62.500 per hektar.
D.PUPUK DASAR
Pupuk dasar berupa 500kg Petroganik,135kg Phonska,dan 65kg Ureaper ha diberikan saat tanam dengan cara ditugal disamping benih dalam baris tanaman dengan jarak 10cm,lubang yang sudah di beri pupuk kemudian di tutup kembalui dengan tanah.
E.PUPUK SUSULAN
-Pupuk susulan I diberikan pada umur 15 HST dengan dosis 135kg Phonska + 70kg Urea,
-Pupuk susulan ke II diberikan saat umur 30 HST dengan dosis 135kg Urea per ha.pupuk diberikan dengan cara ditugal disamping tanaman dalam baris tanaman dengan jarak 10cm,lubang yang sudah di beri pupuk kemudian di tutup kembali dengan tanah.
Jenis,takaran,dan waktu pemupukan
-Pada lahan bekas sawah dibuat alur tanaman menggunakan bajak dengan jarak 80 cm
-pembuatan saluran air disesuaiakan dengan panjang lahan.
Alternatif II
-olah tanah I dilakukan 5 hari sebelum tanam,dengan cara bajak sistem kering,
-pengolahan tanah II dilakukan 2 hari sebelum tanam dengan cara dibajak berlawanan dari arah pengolahan I serta digaru/diratakan.
-dibuat alur tanaman dengan jarak 80 cm,
-pembuatan saluran air disesuaiakan dengan panjang lahan.
B.Persiapan Tanam
-Dosis untuk pupuk tanaman jagung hibrida 270 kg Phonska,270 kg urea,dan 500 kg -petroganik/hektar,atau disesuaikan dengan PH tanah yang mau ditanam jagung.
-untuk kebutuhan benih perhektar antara 20-25 kg.
C.PENANAMAN
Jarak tanam untuk tanaman jagung adalah 80cm X 40cm(2 tanaman) atau 80cm X 20cm (1Tanaman)populasi tanaman 62.500 per hektar.
D.PUPUK DASAR
Pupuk dasar berupa 500kg Petroganik,135kg Phonska,dan 65kg Ureaper ha diberikan saat tanam dengan cara ditugal disamping benih dalam baris tanaman dengan jarak 10cm,lubang yang sudah di beri pupuk kemudian di tutup kembalui dengan tanah.
E.PUPUK SUSULAN
-Pupuk susulan I diberikan pada umur 15 HST dengan dosis 135kg Phonska + 70kg Urea,
-Pupuk susulan ke II diberikan saat umur 30 HST dengan dosis 135kg Urea per ha.pupuk diberikan dengan cara ditugal disamping tanaman dalam baris tanaman dengan jarak 10cm,lubang yang sudah di beri pupuk kemudian di tutup kembali dengan tanah.
Jenis,takaran,dan waktu pemupukan
Jenis Pupuk
|
Takaran
(kg/ha)
|
Takaran dan waktu pemupukan
|
||
Dasar
0 HST
|
Susulan I
15 HST
|
Susulan II
30 HST
|
||
Petroganik
|
500
|
500
|
-
|
-
|
Phonska
|
270
|
135
|
135
|
-
|
Urea
|
270
|
65
|
70
|
135
|
Jumlah
|
1,040
|
700
|
205
|
135
|
F.PEMELIHARAAN
-Pengairan dilakukan seminggu sekali tergantung kondisi.
-Penyiangan dilakukan sebelum pemupukan susulan I dan II
-Pembubunan dilakukan bersamaan pemupukan I dan II
G.PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan secepat mungkin begitu diketahui ada serangan.
H.PANEN DAN PASCA PANEN
Panen dilalakukan pada saat umur 100-110 HST,di tandai dengan klobot yang sudah kering,biji jagung mengkilap dan keras dan bila ditekan kuku tidak meninggalkan bekas.panen dengan cara mengupas kelobot jagung dilahan dan mengambil tongkolnya,tongkol segera di jemur sampai kering kemudian di pipil dan di sortasi guna memisahkan biji yang baik dan yang rusak.
Produksi 6-8 ton per ha pipilan kering atau tergantung Varietas.
Copyright
© 2013 BPIJ Gorontalo. All rights reserved.
Teknik
Budidaya Jagung Komposit
|
Written
by
|
DATE_FORMAT_LC2
|
TEKNIK
BUDIDAYA JAGUNG KOMPOSIT
Di
negara berkembang seperti Indonesia penggunaan jagung benih unggul masih
didominasi oleh varietas bersari bebas atau jagung komposit. Beberapa alas-
an penting kenapa jagung komposit ditanam di beberapa lingkungan tumbuh,
: mudah dan sederhana dikembangkan, benih dapat secara cepat
diperbanyak oleh petani atau kelompok tani sehingga memungkinkan menyebar,
mengurangi ketergantungan petani kepada pihak lain karena dapat menyimpan
benih sendiri, biaya produksi lebih murah.
Selain
itu, ada beberapa alasan kenapa sebagian besar petani masih menggunakan
jagung komposit varietas unggul, antara lain : daya adaptasi yang luas, dapat
dikembangkan pada lahan marginal maupun lahan subur, harga benih relatif
murah, benih dapat digunakan beberapa generasi tanpa mengalami
degenerasi(kemunduran hasil), umur genjah dan daya hasil cukup tinggi.
TEKNIK
BUDIDAYA
1.
Penyiapan lahan
2.
Penggunaan benih unggul
3.
Penanaman
4.
Pemupukan
5.
Pemeliharaan
Pemeliharaan
meliputi kegiatan : penyiangan, pembumbunan dan pengaturan drainase.
6.
Pengendalian hama
Serangan
hama merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
peningkatan produksi jagung. Hama yang menyerang di pertanaman antara lain :
7.
Pengendalian penyakit
Suatu
penyakit merupakan hasil interaksi 3(tiga) komponen utama yaitu: pathogen,
inang dan lingkungan (PIL). Usaha-usaha pengendalian untuk mengatasi masalah
penyakit pada dasarnya adalah cara-cara memanfaatkan PIL tersebut untuk
memperkecil akibat yang ditimbulkannya sehingga mencapai suatu titik di bawah
ambang ekonomi dengan kerugian yang dapat diabaikan.
7.
Panen dan pasca panen
VARIETAS
UNGGUL
Informasi
dan Pemasaran benih :
Informasi
benih :
|
Pencarian
Copyright
© 2006-2013. PT. Sang Hyang Seri (Persero).
Secured
by Siteground Web Hosting
I. PENDAHULUAN
Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat produksi belum optimal. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan produksi tanaman jagung secara kuantitas, kualitas dan ramah lingkungan /berkelanjutan ( Aspek K-3).
II. SYARAT PERTUMBUHAN
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A. Syarat benih
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam).
B. Pengolahan Lahan
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung.
C. Pemupukan
Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat produksi belum optimal. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan produksi tanaman jagung secara kuantitas, kualitas dan ramah lingkungan /berkelanjutan ( Aspek K-3).
II. SYARAT PERTUMBUHAN
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A. Syarat benih
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam).
B. Pengolahan Lahan
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung.
C. Pemupukan
Waktu |
Dosis Pupuk Makro (per ha) |
Dosis POC NASA |
||
Urea (kg) |
TSP (kg) |
KCl (kg) |
||
Perendaman benih |
-
|
-
|
-
|
2 - 4 cc/ lt air |
Pupuk dasar |
120
|
80
|
25
|
20 - 40 tutup/tangki ( siram merata ) |
2 minggu |
-
|
-
|
-
|
4 - 8 tutup/tangki ( semprot/siram) |
Susulan I (3 minggu) |
115
|
-
|
55
|
- |
4 minggu |
-
|
-
|
-
|
4 - 8 tutup/tangki ( semprot/siram ) |
Susulan II (6minggu) |
115
|
-
|
-
|
4 - 8 tutup/tangki ( semprot/siram ) |
Catatan : akan lebih baik pupuk dasar menggunakan SUPER NASA dosis ± 1 botol/1000 m2 dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 lt air (jadi larutan induk). Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- alternatif 2 : 1 gembor (10-15 lt) beri 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 m bedengan.
D. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan :
a. Tumpang sari ( intercropping ),
melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
b. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ),
dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.
c. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ):
pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
d. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) :
penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.
2. Lubang Tanam dan Cara Tanam
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang). Panen <>E. Pengelolaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.
3. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.
4. Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.
F. Hama dan Penyakit
1. Hama
a. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman. (2) tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan. (3) Sanitasi kebun. (4) semprot dengan PESTONA
b. Ulat Pemotong
Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) Tanam serentak atau pergiliran tanaman; (2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah); (3) Semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.
2. Penyakit
a. Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan; (3) cabut tanaman terserang dan musnahkan; (4) Preventif diawal tanam dengan GLIO
b. Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman. (2) mengatur kondisi lahan tidak lembab; (3) Prenventif diawal dengan GLIO
c. Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) menanam varietas tahan terhadap penyakit; (3) sanitasi kebun; (4) semprot dengan GLIO.
d. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus rusak dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) memotong bagian tanaman dan dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur GLIO dan POC NASA .
e. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) GLIO di awal tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
G. Panen dan Pasca Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.
2. Cara Panen
Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.
3. Pengupasan
Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.
4. Pengeringan
Pengeringan jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau dengan mesin pengering.
5. Pemipilan
Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.
6. Penyortiran dan Penggolongan
Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama selama dalam penyimpanan dan menaikkan kualitas panenan.
===================================
Cara Pemesanan Produk :
- SMS/Telp 081227634646 untuk
konfirmasi Pemesanan.
- Kemudian akan dihitung
jumlah biaya yang harus ditransfer.
- Transfer biaya pembelian + bea
kirim (bila diperlukan) sesuai dengan Pemesanan melalui BCA 4450965338 a/n
Abror Yudi Prabowo atau MANDIRI 1370006554766 a/n Abror Yudi Prabowo .
- Konfirmasi Nama dan Alamat
pengiriman Via Hp 081227634646
Tidak ada komentar:
Posting Komentar