SEBAGAI MAHASISWA PENYULUH PERTANIAN YANG NANTINYA AKAN TERJUN DI MASYARAKAT DALAM MEMBERIKAN PENGARAHAN KEPADA PETANI, HARUSLAH MEMILIKI PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG CUKUP BAGAIMANA CARA MENYULUH YANG BAIK DI LAPANGAN, SEHINGGA PENYULUH ITU BENAR-BENAR MENJADI MOTIVATOR YANG BAIK DI MASYARAKAT

Minggu, 27 Maret 2016

KPU Serahkan Hasil PSU Halsel ke MK

KPU Serahkan Hasil PSU Halsel ke MK: Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Maluku Utara akan menyerahkan dokumen hasil Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kecamatan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan ...

Senin, 21 Desember 2015

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO




I.     PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Undang Undang Pangan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 menyatakan bahwa penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan,kemandirian pangan, dan ketahanan pangan. Ketahanan pangan dinyatakan sebagai “kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermindari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan denganagama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif,  dan produktif  secara berkelanjutan.
Beras merupakan komoditas pangan yang sangat strategis dan merupakan salah satu sumber pangan utama bagi rakyat  Indonesia. Jawa tengah merupakan pemasok utama beras nasional setelah Jawa timur. Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, Kebutuhan beras terus meningkat hal ini juga dipengaruhi oleh perubahan pola konsumsi masyarakat dari non beras ke beras. Dipihak lain terjadinya penyempitan lahan karena alih fungsi dari sawah produktif menjadi lahan tidak produktif ( perumahan ) sehingga pengelolaan usaha tani harus lebih ditingkatkan dan juga adaya perubahan iklim yang berdampak pada terganggunya proses produksi padi. Salah satu upaya peningkatan jumlah produksi padi tanpa harus menambah luas tanam (intensifikasi) adalah Peningkatan Optimalisasi Lahan (POL) dengan penambahan jumlah populasi dalam sebuah luasan dengan penggunaan teknologi system tanam jajar legowobaik 4:1,3:1, dan 2:1 yang di dukung oleh pemupukan berimbang dengan teknik 5 tepat, pengairan berselang yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, sertaditambah dengan penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) dan atau varietas spesifik lokal.
Berkaitan dengan teknologi peningkatan produksi padi dengan cara intensifikasi tersebut, makadi perlukan pengujian teknologi sebagai percontohan/laboratorium Lapangan (LL) bagi petani, mahasiswa, dan penyuluh yang digunakan sebagai wahana percobaan untuk merangsang minat petani untuk menerapkannya hingga ketingkat adopsi.  Desa Sarwadadi  memiliki luas lahan baku sawah sebesar 1.173,2 Ha merupakan salah satu desa dikecamatan Kawunganten yang mempunyai potensi untuk pengembangan produksi padi dan menjadi tempat untuk pengujian teknologi ini. Di tingkat kelompoktani saat ini telah menyiapkan lahan seluas 0,25 Ha, yang perlu dilengkapi  dengan  bantuan  sarana  produksi benih, pupukdan lain-lain, serta alat mesin pertanian guna mendukung kegiatan pengujian teknologi in idari budidaya hingga panen.


B.     Masalah
Dalam Pencapaian tujuan peningkatan produksi padi khususnya di Desa Sarwadadi dan kecamatan Kawunganten Kelompok tani menghadapi permasalahan diantaranya :
1.      Masih kurangnya minat petani untuk menerapkan system tanam jajar legowo.
2.      Kurangnya tenaga kerja dan alat untuk pengolahan tanah ( traktor ), sehingga musim tanam tidak dapat dilakukan sesuai jadwal tanam

C.    Tujuan
Memberikan petunjuk dan acuan pelaksanaan pengawalan dan pendampingan secara terpadu upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai 

D.    Manfaat
Meningkatkan kesejahtraan petani dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pertanian  di sentra-sentra produksi pertanian khususnya komoditas padi, jagung, dan kedelai melalui peningkatan intensitas pengawalan di lapangan.











II.  RENCANA KEGIATAN


A.    Identitas Pelaksana
Kelompoktani “Sri Dadi” berdiri pada tahun 2013 yang susunan kepengurusannya disahkan oleh surat keputusan kepala desa Sarwadadi Nomor: 144/5/2013 yang beralamat di desa Sarwadadi beranggotakan 46 orang petani dengan luas lahan 27 Ha. Berikut adalah Susunan kepengurusan Kelompok Tani  “Tani Maju”
Tabel : 1 Identitas Pelaksana
No
Nama
Jabatan
Alamat
1
Sumarto
Penasehat
RT 004/04
2
Jamal
Ketua
RT 003/01
3
Sugiyo
WakilKetua
RT 001/01
4
Muhajir Ahmad
Sekertaris I
RT 002/01
5
Tri HarsoPurnoko
Sekertaris II
RT 004/04
6
Sri Suetni
Bendahara I
RT 005/01
7
Jariyah
Bendahara II
RT 003/01
8
PujiAsmoro
Humas
RT 003/01
9
Ngatijo
Pemasaran
RT 003/0


B.     Lokasi dan waktu
1.      Lokasi
Calon lahan pengkajian teknologi beralamat di
Desa    : Sridadi
Dusun  : Bowokan
Jalan    : Kawunganten - Cilacap
2.      Waktu
Terhitung sejak hari awal tanam pada hari Senin tanggal 2 Juni 2015
C.    Bahan dan Alat
1.      Bahan
-          Benih
-          Pupuk
2.      Alat
-          Traktor
-          Alat tanam (Atajale) atau caplak
D.    Jalannya kajian
Kegiatan dilaksanakan oleh Mahasiswa bersama dengan petani dibawah bimbingan Dosen dan dibantu Penyuluh Lapangan. Diwilayah kerja BPK kecamatan Kawunganten. sehingga diharapkan dapat merangsang minat petani untuk menerapkan hingga ketingkat adopsi teknologi.
Berikut peran masing – masing pelaksana kegiatan demi jalannya kajian ini.
1.      Anggota kelompok tani sebagai pelaksana utama.
2.      Mahasiswa sebagai pendamping petani
3.      Dosen sebagai narasumber pengujian teknologi
4.      Penyuluh lapangan (BPK) sebagai fasilitator
Selain pelaksana di atas kegiatan ini juga di dukung oleh Koramil kecamatan Kawunganten bersama Bintara Pembina Desa (Babinsa) serta gapoktan yang ada dikecamatan Kawunganten yang siap bekerja sama untuk melaksanakan pengkajian teknolagi ini, baik teknis maupun non teknis, dengan menggunakan motto belajar melalui bekerja, dan belajar dengan melihat (learning by doing and  seeing is believing), untuk tersampainya teknologi ini kesasaran (petani) akan diterapkan beberapa metode penyuluhan dalam proses berjalannya.

E.     Rencana Anggaran Belanja (RAB)
Tabel : 2 Rencana Anggaran Belanja (RAB)
No
Uraian
Volume
Hargasatuan   (Rp)
Harga (Rp)
1
Olahtanah


420.000
2
Benih/Bibit


140.000
3
Tenagakerja






1.      Penyiangan


2 kali


300.000
2.      Pemupukan

2 kali

200.000
3.      Ongkostanamgruptanam

1 kali

200.000
4.      Pengendalian OPT
2 kali

175.000
5
Pupuk





1.      Urea

75 Kg
1900
142.500
2.      Sp36


75 Kg
2100
157.000
3.      Phonska

50 Kg
2400
120.000
4.      Petroganik

65 Kg
625
40.625
Jumlah

1.895.125










III.       HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    HASIL PENGAMATAN DEMPLOT UJI TEKNOLOGI
Tabel : 3 Pengamatan Demplot Uji Teknologi
TABEL PENGAMATAN DEMPLOT UJI TEKNOLOGI MAHASISWA PENDAMPINGAN UPSUS
TANAM JAJAR LEGOWO 4:1 DAN PEMUPUKAN BERIMBANG
DESA                            
: SARWADADI
KECAMATAN             
: KAWUNGANTEN
KABUPATEN               
: CILACAP
TANGGAL TANAM  
: 2 JUNI 2015
VARIETAS                   
: CIHERANG
A. TABEL JAJAR LEGOWO 4:1 DENGAN PEMUPUKAN BERIMBANG
       Dosis Pemupukan :
Pupuk Urea
: 50 kg
Pupuk SP36
: 35 kg
Pupuk Phonska
: 75 kg
Pupuk Organik
: 500 kg
Tanggal
Jam
Hasil Pengamatan
Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Tanaman Awal (batang)
Jumlah Anakan (batang)
Jumlah Tanaman (batang)
12 Juni 2015
11.00 WIB
18
2
0
2
22 Juni 2015
11.00 WIB
25
2
4
6
1 Juli 2015
11.00 WIB
25
2
15
17
11 Juli 2015
11.00 WIB
35
2
16
18
21 Juli 2015
11.00 WIB
50
2
20
22
31 Juli  2015
11.00 WIB
55
2
30
32
10 Agustus 2015
11.00 WIB
60
2
40
42
20 Agustus 2015
11.00 WIB
70
2
40
42
30 Agustus 2015
11.00 WIB
75
2
40
42




B.      KONTROL / TANAM SISTEM TEGEL
Tabel :  4 Kontrol / Tanam Sistem Tegel
       Dosis Pemupukan :
Pupuk Urea
: 50 kg
Pupuk SP36
: 35 kg
Pupuk Phonska
: 75 kg
Pupuk Organik
: 500 kg
Tanggal
Jam
Hasil Pengamatan

Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Tanaman Awal (batang)
Jumlah Anakan (batang)
Jumlah Tanaman (batang)

12 Juni 2015
11.00 WIB
17
4
0
4

22 Juni 2015
11.00 WIB
23
4
6
10

1 Juli 2015
11.00 WIB
23
4
12
16

11 Juli 2015
11.00 WIB
35
4
13
17

21 Juli 2015
11.00 WIB
48
4
17
21

31 Juli  2015
11.00 WIB
52
4
26
30

10 Agustus 2015
11.00 WIB
57
4
35
39

20 Agustus 2015
11.00 WIB
62
4
35
39

30 Agustus 2015
11.00 WIB
67
4
35
39




C.    HASIL SAMPEL PANEN 9 SEPTEMBER 2015
Tabel : 5 Hasil Sampel Panen

Tanam Padi Sistem Jajar Legowo 4:1
Tanam Padi Sistem Tegel
Hasil Ubinan 2,5m x 2,5m (kg)
Sampel I : 6,21
Sampel I : 5,51
Sampel II : 4,39
Sampel II : 4,27
Rata-rata : 5,3
Rata-rata : 4,89
Penghitungan Gabah Kering Panen (ton/ha)
Sampel I : 9,936
Sampel I : 8,816
Sampel II : 7,024
Sampel II : 6,832
Rata-rata : 8,48
Rata-rata : 7,824
Penghitungan Gabah Kering Giling (ton/ha)
Sampel I : 8,942
Sampel I : 7,934
Sampel II : 7,726
Sampel II : 6,148
Rata-rata : 8,334
Rata-rata : 7,041





D.    PEMBAHASAN
Dengan diterapkannya cara tanam sistem legowo yang menambah kemungkinan barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir, sinar matahari dapat dimanfaatkan lebih banyak untuk proses fotosintesis. Pada lahan yang lebih terbuka karena adanya lorong pada baris tanaman, serangan hama, khususnya tikus, dapat ditekan karena tikus tidak suka tinggal di dalamnya dan dengan terciptanya kelembaban lebih rendah, perkembangan penyakit dapat juga ditekan.
Tidak hanya itu, pemupukan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman menjadi lebih mudah dilakukan di dalam lorong-lorong. Cara tanam padi sistem legowo juga meningkatkan populasi tanaman. Untuk populasi tanaman padi yang lebih banyak, dibutuhkan benih padi dan tenaga kerja yang lebih banyak namun tenaga kerja lebih sedikit pada penyiangan. Kenaikan jumlah gabah yang dipanen menyebakan upah pekerja juga meningkat. Walaupun demikian, cara tanam sistem legowo lebih menguntungkan bila ditinjau dari hasil gabah kering panen dan pemeliharaan.
Teknologi tanaman padi sistem legowo merupakan rekayasa  teknologi pengaturan jarak tanam untuk mendapatkan nilai lebih dari sistem tegel, yang sudah biasa dilakukan oleh petani. Tanam jajar legowo adalah suatu rekayasa teknik tanam yang merupakan perubahan dari jarak tanam sistem tegel, dengan mengatur jarak tanam antar rumpun dan antar barisan, sehingga terjadi pemadatan rumpun padi. 
Dengan menerapkan sistem tanam tersebut populasi tanaman persatuan luas meningkat disbanding dengan sistem tegel. Sistem tanam padi jajar legowo merupakan salah satu teknik budidaya yang dapat memberikan peluang tanaman padi untuk berproduksi lebih tinggi dari sistem tanam biasa (sistem tegel), selain itu sistem tanam padi jajar legowo memberikan berbagai kemudahan diantaranya kemudahan dalam aplikasi pupuk, pengendalian gulma serta pengendalian organisme pengganggu tanaman.






IV.             KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian teknologi diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.      Sistem  tanam  jajar  legowo  dapat  meningkatkan  produktivitas  rata rata 8,334,   sedangkan  dengan  menggunakan  sistem  tanam  non  jajar  legowo  menghasilkan produktivitas  rata rata 7,041.
2.      Hasil  pengkajian teknologi di lapangan  produktivitas  yang  menggunakan  sistem  tanam  jajar  legowo   lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas pada sistem  tanam  non    jajar  legowo. 
3.      Perbandingan  pendapatan  pada  strata  luas  lahan  I  dan  strata  luas  lahan  II  adalah  adanya  perbedaan  pendapatan  antara  sistem  tanam  jajar  legowo  dengan sistem tanam non jajar legowo. 

B.     Saran
C.     Kepada  petani adalah :
Petani  diharapkan  untuk  lebih  memperhatikan  pola  sistem  tanam  yang  digunakan agar  dapat meningkatkan pendapatannya.
D.    Kepada  pemerintah adalah :
Pemerintah  membantu  petani  memperkenalkan  sistem  tanam  jajar  legowo  sehingga tingkat ketercapaian teknologi ini dapat diterapkan petani lebih baik lagi.
E.     Kepada mahasiswa selanjutnya adalah :
Untuk  pengkajian  agar  dapat  mengadakan  pengkajian teknologi  lebih  lanjut  mengenai  sistem tanam jajar legowo ini.  



C.    Penutup
Para  petani  hendaknya  menerapkan  tipe  legowo  4:1  karena  terbukti  memberikan produksi padi yang lebih tinggi dibanding tipe non legowo, Untuk merubah perilaku para petani agar mau melakukan penanaman padi dengan sistem jajar legowo maka perlu dikenalkan keseluruan tipe jara legowo dan tujuan serta manfaatnya sehingga para petani mau melakukan dan dapat memilih tipe jajar legowo apa yang akan digunakan.
Demikian kajian teknologi yang bisa diuraikan tentang sistem tanam jajar legowo semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Dan semoga dengan penanaman padi system jajar legowo  para petani dan buruh tanam dapat memahami manfaat dari sistem tanam jajar legowo. Memang pada awal penggunaan sistem ini akan terasa berat dan lama lantaran belum terbiasa, namun hasil yang diperoleh nantinya sangat menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan petani itu sendiri.








DAFTAR PUSTAKA

Undang Undang Pangan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012
Modul pendampingan mahasiswa dalam upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai Tahun 2015










  



LAMPIRAN : 1 PENGAMATAN DEMPLOT UJI TEKNOLOGI
TABEL PENGAMATAN DEMPLOT UJI TEKNOLOGI MAHASISWA PENDAMPINGAN UPSUS
TANAM JAJAR LEGOWO 4:1 DAN PEMUPUKAN BERIMBANG
DESA                            
: SARWADADI
KECAMATAN             
: KAWUNGANTEN
KABUPATEN               
: CILACAP
TANGGAL TANAM  
: 2 JUNI 2015
VARIETAS                   
: CIHERANG
A. TABEL JAJAR LEGOWO 4:1 DENGAN PEMUPUKAN BERIMBANG
       Dosis Pemupukan :
Pupuk Urea
: 50 kg
Pupuk SP36
: 35 kg
Pupuk Phonska
: 75 kg
Pupuk Organik
: 500 kg
Tanggal
Jam
Hasil Pengamatan
Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Tanaman Awal (batang)
Jumlah Anakan (batang)
Jumlah Tanaman (batang)
12 Juni 2015
11.00 WIB
18
2
0
2
22 Juni 2015
11.00 WIB
25
2
4
6
1 Juli 2015
11.00 WIB
25
2
15
17
11 Juli 2015
11.00 WIB
35
2
16
18
21 Juli 2015
11.00 WIB
50
2
20
22
31 Juli  2015
11.00 WIB
55
2
30
32
10 Agustus 2015
11.00 WIB
60
2
40
42
20 Agustus 2015
11.00 WIB
70
2
40
42
30 Agustus 2015
11.00 WIB
75
2
40
42




LAMPIRAN : 2 KONTROL / TANAM SISTEM TEGEL
       Dosis Pemupukan :
Pupuk Urea
: 50 kg
Pupuk SP36
: 35 kg
Pupuk Phonska
: 75 kg
Pupuk Organik
: 500 kg
Tanggal
Jam
Hasil Pengamatan

Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Tanaman Awal (batang)
Jumlah Anakan (batang)
Jumlah Tanaman (batang)

12 Juni 2015
11.00 WIB
17
4
0
4

22 Juni 2015
11.00 WIB
23
4
6
10

1 Juli 2015
11.00 WIB
23
4
12
16

11 Juli 2015
11.00 WIB
35
4
13
17

21 Juli 2015
11.00 WIB
48
4
17
21

31 Juli  2015
11.00 WIB
52
4
26
30

10 Agustus 2015
11.00 WIB
57
4
35
39

20 Agustus 2015
11.00 WIB
62
4
35
39

30 Agustus 2015
11.00 WIB
67
4
35
39







LAMPIRAN : 3 HASIL SAMPEL PANEN 9 SEPTEMBER 2015

Tanam Padi Sistem Jajar Legowo 4:1
Tanam Padi Sistem Tegel
Hasil Ubinan 2,5m x 2,5m (kg)
Sampel I : 6,21
Sampel I : 5,51
Sampel II : 4,39
Sampel II : 4,27
Rata-rata : 5,3
Rata-rata : 4,89
Penghitungan Gabah Kering Panen (ton/ha)
Sampel I : 9,936
Sampel I : 8,816
Sampel II : 7,024
Sampel II : 6,832
Rata-rata : 8,48
Rata-rata : 7,824
Penghitungan Gabah Kering Giling (ton/ha)
Sampel I : 8,942
Sampel I : 7,934
Sampel II : 7,726
Sampel II : 6,148
Rata-rata : 8,334
Rata-rata : 7,041








DOKUMENTASI