SEBAGAI MAHASISWA PENYULUH PERTANIAN YANG NANTINYA AKAN TERJUN DI MASYARAKAT DALAM MEMBERIKAN PENGARAHAN KEPADA PETANI, HARUSLAH MEMILIKI PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG CUKUP BAGAIMANA CARA MENYULUH YANG BAIK DI LAPANGAN, SEHINGGA PENYULUH ITU BENAR-BENAR MENJADI MOTIVATOR YANG BAIK DI MASYARAKAT

Selasa, 18 November 2014

LAPORAN FIELDTRIP PEMASARAN HASIL PERTANIAN



   

                                                          LAPORAN FIELDTRIP
TENTANG
PEMASARAN HOLTIKULTURA

MATA KULIAH
PEMASARAN HASIL PERTANIAN
Description: F:\Foto\LOGO STPP.jpg







Disusun Oleh :


ICTIRA JULVIKAR JUROCHMAN
NIREM : 05.1.4.12.0378


KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN ( SDM )
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN ( STPP ) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
2014

I.       PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan rakyat dan perkebunan besar), kehutanan, peternakan, dan perikanan (dalam perikanan dikenal pembagian lebih lanjut yaitu perikanan darat dan perikanan laut). Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk yang hidup atau bekerja pada sector pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian. Menurut Mubyarto (1995).
Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting dalam perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama dalam sumbangan hasil produk pertanian terhadap PDB, penyedia lapangan kerja dan penyediaan pangan dalam negeri.
Untuk Hasil-hasil produk pertanian di butuhkan peran dari tataniaga hasil pertanian, dimana tataniaga merupakan suatu  aktivitas bisnis yang didalamnya terdapat aliran barang dan  jasa dari titik produksi sampai ke  titik  konsumen. Tataniaga pertanian juga merupakan salah satu faktor pertanian untuk memperlancar proses produksi, distribusi dan pemasaran hasil produk pertanian.
Sebagai proses produksi yang komersial, maka pemasaran pertanian merupakan syarat mutlak yang diperlukan dalam pembangunan pertanian. Pemasaran pertanian dapat menciptakan nilai tambah melalui nilai guna tempat, guna bentuk, dan guna waktu. Dengan demikian pemasaran pertanian di anggap memberikan nilai tambah yang dapat dianggap sebagai kegiatan produktif. Pemasaran pertanian merupakan bagian dari ilmu pemasaran pada umumnya, tetapi dapat dianggap sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Anggapan ini didasarkan pada karakteristik produk pertanian serta subjek dan objek pemasaran pertanian itu sendiri
Pemasaran produksi barang pertanian, membutuhkan lembaga pemasaran dan proses yang lebih panjang (pengolahan, penyimpanan, pengangkutan) bila dibandingkan dengan pemasaran produk non pertanian. Hal tersebut terjadi karena komoditas pertanian memiliki karakteristik khusus yang dimiliki oleh barang-barang non pertanian, karakteristik tersebut meliput : sifat produk pertanian yang mudah busuk, rusak dan bersifat bulky serta sangat tergantung oleh faktor lingkungan (khususnya musim). Karakteristik hasil pertanian tersebut menuntut lembaga-lembaga pemasaran untuk lebih mengefesienkan biaya dalam proses produksi pertanian, karena pada dasaranya kegiatan pemasaran produk pertanian membutuhkan rantai pemasaran yang panjang, sehingga dengan adanya efisiensi tersebut diharapkan dapat memberikan pemasaran yang efisien, dimana pendapatan untuk petani dapat meningkat, namun harga yang dibebankan pada konsumen juga tidak terlampau tinggi.
Seperti diketahui sektor pertanian di Indonesia dan manajmen tataniaga hasil pertanian dianggap penting untuk pembangunan pertanian. Hal ini terlihat dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor dan sebagainya serta tataniaga sebagai metode yang di gunakan untuk mengoperasionalkan proses produksi, distribusi dan pemasaran hasil pertanian. (Soekartawi, 1994: 1).






















B.     Rumusan Masalah
Hasil produk pertanian sifatnya selalu dibutuhkan dan harus selalu tersedia, Jadi produk harus tersedia setiap saat dibutuhkan oleh konsumennya. Oleh karena itu peran petani hasil pertanian diperlukan agar dapat membantu memperlancar proses pemasaran produk dari tersedianya produk, distribusi produk hingga pemasaran hasil produk pertanian. Dari itu, dapat diambil kesimpulan bahwa tata niaga itu adalah kegiatan yang produktif.

C.    Tujuan Fieldtrip
Mahasiswa dapat memperoleh informasi secara langsung mengenai tataniaga pertanian dari pelaku/ responden yang menjadi sasaran survey, dalam hal ini petani desa Seuan kecamatan Dukun kabupaten sawangan.
a.       mahasiswa dapat memahami pengertian manajemen tataniaga pertanian
b.      mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan lembaga-lembaga pemasaran produk hasil pertanian
c.       mahasiswa dapat menjelaskan saluran pemasaran produk pertanian dan fungsi-fungsi serta peran dari tataniaga/pemasaran hasil pertanian.
d.      Mahasiswa dapat menjelaskan apa yang di maksud struktur, prilaku dan penampilan pemasaran hasil pertanian
e.       Mahasiswa memahami serta dapat menjelaskan marjin pemasaran dan produk pertanian

D.    Manfaat
a.       Mahasiswa dapat berinteraksi dan beradaptasi langsung dengan responden desa Seuan kecamatan sawangan.
b.      Terjalinnya kerja sama mahasiswa dalam pelaksanaan praktik lapang.

C.    Waktu dan Tempat

Fieldtrip Pemasaran Hasil Pertanian dengan acara Pemasaran Holtikultura yang dilaksanakan pada hari senin, 12 November 2014, pukul 09.00 Wib dan bertempat di desa Seuan kecamatan dukun kabupaten sawangan Magelang.



II.    DASAR TEORI

Menurut Limbong dan Soitorus (1987, dalam Wulandari, 2008) pada dasarnya tataniaga memiliki pengertian yang sama dengan pemasaran. Para ahli telah mendefinisikan pemasaran atau tataniaga sebagai sesuatu yang berbeda- beda sesuai sudut pandang mereka. Pemasaran atau tataniaga dapat didefinisikan sebagai suatu proses manajerial dimana individu atau kelompok di dalamnya mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Tataniaga dapat juga diartikan sebagai suatu tempat atau wahana dimana ada kekuatan supply dan demand yang bekerja, ada proses pembentukan harga dan terjadinya proses pengalihan kepemilikan barang maupun jasa (Dahl dan Hammond, 1987), sedangkan menurut Kohls dan Uhl (1990, dalam Kertawati, 2008) tataniaga adalah semua kegiatan bisnis yang terlibat dalam arus barang dan jasa dari titik produksi hingga barang dan jasa tersebut ada di tangan konsumen.

Lembaga-Lembaga, Saluran Dan Fungsi Pemasaran Hasil Pertanaian
Lembaga Pemasaran
Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan aktifitas pemasaran, menyalurkan jasa dan produk pertanian kepada konsumen akhir serta memilki jejaring koneksitas dengan badan usaha dan individu lainnya. Lembaga pemasaran muncul sebagai akibat kebutuhan konsumen untuk memperoleh produk yang di inginkan sesuai waktu, tempat maupun bentuknya.
            Peran lembaga pemasaran adalah melakukan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara maksimal. Konsumen memberikan balas jasa atas fungsi pemasaran yang di lakukan oleh lembaga konsumen. Nilai balas jasa tersebut tercermin pada besarnya marjin pemasaran.







            Berdasarkan penguasaannya terhadap komoditi yang di perjual belikan lembaga pemasaran, di bedakan menjadi 3 kelompok :
1.      lembaga pemasaran yang bukan pemilik namun mempunyai kuasa atas produk (agent middleman), di antarnya ;
a.       perantara makelar atau broker baik selling broker maupun buying broker.  Broker merupakan pedagang perantara yang tidak secara aktif berpartisifasi dalam melakukan fungsi pemasaran, mereka hanya berperan menghubungkan pihak-pihak yang bertransaksi untuk memperoleh komisi atas jasa broker.
b.      Commission agent, yaitu pedagang perantara yang secara aktif turut serta dalam pelaksanaan fungsi pemasaran terutama yang berkaitan dengan proses seleksi produk, penimbangan dan grading. Umunya mereka memperoleh komisi dari perbedaan harga produk.
2.   Lembaga pemasran yang memilki dan menguasai produk pertanian yang di perjual belikan, antara lain ;
a.       Pedagang pengumpul, penebas, tengkulak atau contract buyer dan whole seller. Mereka umunya menafsir total produk pertanian dengan cara menaksir jumlah hasil panen di kalikan dengan harga yang di harapkan pada saat panen (expectation price)
b.      Grain millers, pedagang attau lembaga pemasaran yang memiliki gudang menyimpan produk pertanian. Mereka membeli aneka produk pertanian utamanya padi dan palawija serta menangani pasca panen.
c.       Eksporter dan importer
3.      Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai produk pertanian yang di transaksikan ;
a.       Processors dan manufaktur. Lembaga-lembaga ini sangat berperan dalam proses agroproduk sebab keberadaannya menjadi jaminan pasar bagi produk pertanian
b.      Facilitative organization, salah satu bentuk oragnisasi fasilitatif yang sudah di kenal di Indonesia adalah pasar lelang ikan (TPI). Sub terminal agribisnis, walaupun belum sepenuhnya berjalan dengan baik sudah menawarkan alternatif transaksi berbagai produk pertanian melalui lelang.
c.       Trade associations, asosiasi perdagangan agroproduk yang terutama bertujuan untuk mengumpulkan, mengevaluasi dan mendistribusikan informasi pada anggotanya



III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil

1.      Gambaran Umum Lokasi Fieltrip
Lokasi kegiatan Fieltrip bertempat di Desa Seuan kabupaten sawangan magelang, sebagian penduduk desa Seuan bekerja di sector pertanian, dimana kegiatan pertanian yang di lakukan ialah Holtikultura.
Desa Seuan luas wilayahnya 5.500 Ha / 5,5 KM2 yang berjarak 5 KM dari pusat Kota  yaitu dekat dari tempat pemasaran hasil pertanian, pasar agribisnis namun hasil yang di dapatkan tidak sesuai serta distribusi hasil pertanian masih berjalan lambat. Tataniaga hasil pertanian Desa Seuan perlu lebih di kembangkan lagi di maksudkan untuk memperlancar proses produksi, distribusi dan pemasran hasil.






















Tabel 1. Identitas dan kegiatan usaha tani responden
Identitas responden
Nama
Prasetyo
Sardi
Umur
41 tahun
40 tahun
Jenis kelamin
Laki-laki
Laki-laki
Pend. terakhir
SD
SMK
Pengalaman UT
10 Tahun
9 tahun
Tanggungan RT
2
2
Kegiatan usaha tani
Sttus kepemilikan lahan ?
Penggarap
Penggarap
Luas areal usaha ?
0,2 ha
0,2 ha
Jenis usaha tani ?
Cabe
Tomat
Sayur-sayuran
Produksi Saat panen raya ?

5 - 10  Peti

Tomat, 10 Peti
Sayuran, 5 karung
Berapa x Panen dalam 1 tahun ?
2 – 4x
Tomat, 2-4x
Sayuran,tiap bulan
Jadwal tanam ?
Pagi & sore hari
Pagi dan sore hari
Pembayaran distribusi ?
10.000/distribusi
Cabe, 5000
Sayuran, 5.000
Perlakuan khusus pasca panen
Sortasi,
Pengemasan
Sortasi,
Grading,
pengemasan









2. Kelembagaan Pemasaran
a.       Sub Terminal Agribisnis ( di sentra produsen)
b.      Terminal Agribisnis/Pasar Induk (di sentra konsumen)
c.       Pasar Tani (pasar yang mendekat ke konsumen)

3. Kendala Pengembangan Pasar Produk Pertanian
a.       Teknologi informasi /komunikasi masih perlu ditingkatkan
b.      Lokasi pertanian di pedesaan dan terpencar
c.       Infrastruktur yang kurang memadai
d.      Sharing informasi melalui nertworking system masih terbatas
e.       Struktur pasar yang sering terdistorsi
f.       Posisi tawar petani rendah
g.      Kurang dimanfaatkannya lembaga pemasaran
h.      Akses pemasaran yang kurang dimanfaatkan

4.      Diagram Saluran / Rantai Pemasaran Komoditas Holtikultura Di Desa Seuan  Kecamatan Dukun Kabupaten  Sleman
Kenyataannya pemasaran hasil pertanian yang diproduksi pada sentra produksi yang tersebar sangat jauh dari kenyataan. Pembentukan kelompok  yang bisa memperkuat harga jauh hasil pertanian milik petani,  maka terbentuklah kelompok tani ngudi rejeki  Dari sinilah, petani bisa membuka pasar lebih baik. Saat ini, produksi mereka dipasarkan Langsung ke pasar agribisnis / konsumen.

Bagan Pemasaran Kelompoktani ngudi rejeki.

 









B.     Pembahasan
Sebagian dari penduduk desa seuan bekerja di sektor pertanian sayur-sayuran. Saluran pemasaran yang di gunakan petani dalam pemasaran hasil pertanian dengan dua cara, dari petani ke pasar agribisnis dan konsumen Petani desa seuan umumnya bertindak sebagai pengarap, meskipun beberapa usaha tani dari holtikultura serta luas area yang usaha tani kan juga tidak luas, tetapi hasil yang di dapatkan begitu besar, konsep ini biasa di katakan produktifitas hasil pertanian. Dengan hasil yang begitu besar di sector pertanian dalam hal holtikultura, di butuhkan tataniaga untuk hasil pertanian untuk memaksimalkan hasilnya dengan marjin pemasarannya.






































IV.       KESIMPULAN DAN SARAN


A.    Kesimpulan
Hasil pertanian dari desa seuan, berasal dari bidang pertanian holtikultura. Dari hasil fieltrip hasil pertanian petani sebagian besar dari pertanian holtikultura. Dimana hasil usaha tani ini juga menjadi konstribusi desa dari bidang pertanian.
Dilihat dari fungsinya, tataniaga hasil pertanian dapat memperlancar pemasaran hasil pertanian dari proses produksi, distribusi hingga ke konsumen.
Dari hasil fieltrip, saluran pemasaran yang umum di gunakan dalam tataniaga hasil pertanian produk pertanian,  yaitu dari petani ke pasar agribisnis dan ke pedagang pengecer kemudian di jual ke konsumen.

B.     Saran
Dengan melihat tabel identitas dan kegiatan usaha tani responden, hasil   yang di dapatkan petani, produksi yang begitu besar di sektor pertanian holtikultura, sehingga di butuhkan peran tataniaga untuk hasil pertanian yang baik untuk memaksimalkan hasilnya dengan marjin pemasarannya.


























DAFTAR PUSTAKA


Annindita, 2004. Struktur pasar, tingkah laku dan penampilan pasar. Modul praktikum tataniaga hasil pertanian.
Annonymous. 2010. Definisi dan Usaha Pertanian.  http://pustaka.ut.ac.id. Diakses pada  24 Februari  2010.
Arvareza D, 2010. Konsep Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Dan Pertanian Agropolitan. Fakultas pertanian, Bogor.
AT Mosher, 1965, pertanian dan pembangunan pertanian, www.google.com
C Glend Waters dalam bayu swasta, 1982. Lembaga, saluran dan fungsi-fungsi tataniaga pertanian, pemasarannya. tingkah laku dan penampilan pasar. Modul praktikum tataniaga hasil pertanian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar