LAPORAN FIELDTRIP
TENTANG
PEMASARAN HOLTIKULTURA
MATA KULIAH
PEMASARAN HASIL PERTANIAN

Disusun Oleh :
ICTIRA
JULVIKAR JUROCHMAN
NIREM : 05.1.4.12.0378
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENGEMBANGAN
SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN ( SDM )
SEKOLAH TINGGI
PENYULUHAN PERTANIAN ( STPP
)
MAGELANG
JURUSAN
PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pertanian
dalam arti luas mencakup pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit
disebut perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan rakyat dan perkebunan
besar), kehutanan, peternakan, dan perikanan (dalam perikanan dikenal pembagian
lebih lanjut yaitu perikanan darat dan perikanan laut). Indonesia masih
merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari
keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya
penduduk yang hidup atau bekerja pada sector pertanian atau dari produk
nasional yang berasal dari pertanian. Menurut Mubyarto (1995).
Sektor pertanian merupakan sektor
yang strategis dan berperan penting dalam perekonomian nasional dan
kelangsungan hidup masyarakat, terutama dalam sumbangan hasil produk pertanian
terhadap PDB, penyedia lapangan kerja dan penyediaan pangan dalam negeri.
Untuk Hasil-hasil produk pertanian
di butuhkan peran dari tataniaga hasil pertanian, dimana tataniaga merupakan
suatu aktivitas bisnis yang didalamnya
terdapat aliran barang dan jasa dari
titik produksi sampai ke titik konsumen. Tataniaga pertanian juga merupakan
salah satu faktor pertanian untuk memperlancar proses produksi, distribusi dan
pemasaran hasil produk pertanian.
Sebagai proses produksi yang
komersial, maka pemasaran pertanian merupakan syarat mutlak yang diperlukan
dalam pembangunan pertanian. Pemasaran pertanian dapat menciptakan nilai tambah
melalui nilai guna tempat, guna bentuk, dan guna waktu. Dengan demikian
pemasaran pertanian di anggap memberikan nilai tambah yang dapat dianggap
sebagai kegiatan produktif. Pemasaran pertanian merupakan bagian dari ilmu
pemasaran pada umumnya, tetapi dapat dianggap sebagai disiplin ilmu yang
berdiri sendiri. Anggapan ini didasarkan pada karakteristik produk pertanian
serta subjek dan objek pemasaran pertanian itu sendiri
Pemasaran produksi barang pertanian,
membutuhkan lembaga pemasaran dan proses yang lebih panjang (pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan) bila dibandingkan dengan pemasaran produk non
pertanian. Hal tersebut terjadi karena komoditas pertanian memiliki
karakteristik khusus yang dimiliki oleh barang-barang non pertanian, karakteristik
tersebut meliput : sifat produk pertanian yang mudah busuk, rusak dan bersifat
bulky serta sangat tergantung oleh faktor lingkungan (khususnya musim).
Karakteristik hasil pertanian tersebut menuntut lembaga-lembaga
pemasaran untuk lebih mengefesienkan biaya dalam proses produksi pertanian,
karena pada dasaranya kegiatan pemasaran produk pertanian membutuhkan rantai
pemasaran yang panjang, sehingga dengan adanya efisiensi tersebut diharapkan
dapat memberikan pemasaran yang efisien, dimana pendapatan untuk petani dapat
meningkat, namun harga yang dibebankan pada konsumen juga tidak terlampau
tinggi.
Seperti
diketahui sektor pertanian di Indonesia dan manajmen tataniaga hasil pertanian
dianggap penting untuk pembangunan pertanian. Hal ini terlihat dari peranan
sektor pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan,
penyumbang devisa negara melalui ekspor dan sebagainya serta tataniaga sebagai
metode yang di gunakan untuk mengoperasionalkan proses produksi, distribusi dan
pemasaran hasil pertanian. (Soekartawi, 1994: 1).
B.
Rumusan Masalah
Hasil produk pertanian sifatnya selalu dibutuhkan dan
harus selalu tersedia, Jadi produk harus tersedia setiap saat dibutuhkan oleh
konsumennya. Oleh karena itu peran petani hasil
pertanian diperlukan agar dapat membantu memperlancar proses pemasaran produk
dari tersedianya produk, distribusi produk hingga pemasaran hasil produk
pertanian. Dari itu, dapat diambil kesimpulan bahwa tata niaga itu adalah
kegiatan yang produktif.
C.
Tujuan
Fieldtrip
Mahasiswa
dapat memperoleh informasi secara langsung mengenai tataniaga pertanian dari
pelaku/ responden yang menjadi sasaran survey, dalam hal ini petani desa Seuan kecamatan Dukun kabupaten
sawangan.
a.
mahasiswa dapat memahami pengertian
manajemen tataniaga pertanian
b. mahasiswa
dapat memahami dan menjelaskan lembaga-lembaga pemasaran produk hasil pertanian
c. mahasiswa
dapat menjelaskan saluran pemasaran produk pertanian dan fungsi-fungsi serta
peran dari tataniaga/pemasaran hasil pertanian.
d. Mahasiswa
dapat menjelaskan apa yang di maksud struktur, prilaku dan penampilan pemasaran
hasil pertanian
e. Mahasiswa
memahami serta dapat menjelaskan marjin pemasaran dan produk pertanian
D.
Manfaat
a. Mahasiswa dapat berinteraksi dan beradaptasi langsung dengan
responden desa Seuan kecamatan
sawangan.
b. Terjalinnya kerja sama mahasiswa dalam pelaksanaan praktik
lapang.
C.
Waktu
dan Tempat
Fieldtrip Pemasaran Hasil Pertanian dengan acara Pemasaran Holtikultura yang dilaksanakan pada hari senin,
12 November 2014, pukul 09.00 Wib dan bertempat di desa
Seuan kecamatan dukun kabupaten sawangan Magelang.
II.
DASAR TEORI
Menurut Limbong dan Soitorus (1987,
dalam Wulandari, 2008) pada dasarnya tataniaga memiliki pengertian yang sama
dengan pemasaran. Para ahli telah mendefinisikan pemasaran atau tataniaga
sebagai sesuatu yang berbeda- beda sesuai sudut pandang mereka. Pemasaran atau
tataniaga dapat didefinisikan sebagai suatu proses manajerial dimana individu
atau kelompok di dalamnya mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain.
Tataniaga dapat juga diartikan
sebagai suatu tempat atau wahana dimana ada kekuatan supply dan demand yang
bekerja, ada proses pembentukan harga dan terjadinya proses pengalihan
kepemilikan barang maupun jasa (Dahl dan Hammond, 1987), sedangkan menurut
Kohls dan Uhl (1990, dalam Kertawati, 2008) tataniaga adalah semua kegiatan
bisnis yang terlibat dalam arus barang dan jasa dari titik produksi hingga
barang dan jasa tersebut ada di tangan konsumen.
Lembaga-Lembaga, Saluran Dan Fungsi
Pemasaran Hasil Pertanaian
Lembaga
Pemasaran
Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang
menyelenggarakan aktifitas pemasaran, menyalurkan jasa dan produk pertanian
kepada konsumen akhir serta memilki jejaring koneksitas dengan badan usaha dan
individu lainnya. Lembaga pemasaran muncul sebagai akibat kebutuhan konsumen
untuk memperoleh produk yang di inginkan sesuai waktu, tempat maupun bentuknya.
Peran lembaga pemasaran adalah
melakukan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen secara maksimal. Konsumen memberikan balas jasa atas fungsi pemasaran
yang di lakukan oleh lembaga konsumen. Nilai balas jasa tersebut tercermin pada
besarnya marjin pemasaran.
Berdasarkan penguasaannya terhadap
komoditi yang di perjual belikan lembaga pemasaran, di bedakan menjadi 3
kelompok :
1. lembaga pemasaran yang bukan pemilik
namun mempunyai kuasa atas produk (agent middleman), di antarnya ;
a. perantara makelar atau broker baik
selling broker maupun buying broker.
Broker merupakan pedagang perantara yang tidak secara aktif
berpartisifasi dalam melakukan fungsi pemasaran, mereka hanya berperan
menghubungkan pihak-pihak yang bertransaksi untuk memperoleh komisi atas jasa
broker.
b. Commission agent, yaitu pedagang
perantara yang secara aktif turut serta dalam pelaksanaan fungsi pemasaran
terutama yang berkaitan dengan proses seleksi produk, penimbangan dan grading.
Umunya mereka memperoleh komisi dari perbedaan harga produk.
2.
Lembaga pemasran yang memilki dan menguasai produk pertanian
yang di perjual belikan, antara lain ;
a. Pedagang pengumpul, penebas,
tengkulak atau contract buyer dan whole seller. Mereka umunya menafsir total
produk pertanian dengan cara menaksir jumlah hasil panen di kalikan dengan
harga yang di harapkan pada saat panen (expectation price)
b. Grain millers, pedagang attau
lembaga pemasaran yang memiliki gudang menyimpan produk pertanian. Mereka
membeli aneka produk pertanian utamanya padi dan palawija serta menangani pasca
panen.
c. Eksporter dan importer
3.
Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai
produk pertanian yang di transaksikan ;
a. Processors dan manufaktur.
Lembaga-lembaga ini sangat berperan dalam proses agroproduk sebab keberadaannya
menjadi jaminan pasar bagi produk pertanian
b. Facilitative organization, salah
satu bentuk oragnisasi fasilitatif yang sudah di kenal di Indonesia adalah
pasar lelang ikan (TPI). Sub terminal agribisnis, walaupun belum sepenuhnya
berjalan dengan baik sudah menawarkan alternatif transaksi berbagai produk
pertanian melalui lelang.
c.
Trade associations, asosiasi perdagangan agroproduk yang
terutama bertujuan untuk mengumpulkan, mengevaluasi dan mendistribusikan
informasi pada anggotanya
III. HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil
1.
Gambaran Umum Lokasi Fieltrip
Lokasi kegiatan Fieltrip bertempat di Desa Seuan kabupaten sawangan
magelang, sebagian penduduk desa Seuan bekerja di sector pertanian, dimana
kegiatan pertanian yang di lakukan ialah Holtikultura.
Desa Seuan luas wilayahnya 5.500 Ha / 5,5 KM2 yang berjarak
5 KM dari pusat Kota yaitu dekat dari tempat pemasaran hasil
pertanian, pasar agribisnis namun hasil yang di dapatkan tidak sesuai serta distribusi
hasil pertanian masih berjalan lambat. Tataniaga hasil pertanian Desa Seuan perlu lebih di kembangkan lagi di
maksudkan untuk memperlancar proses produksi, distribusi dan pemasran hasil.
Tabel 1. Identitas dan kegiatan
usaha tani responden
Identitas responden
|
|||
Nama
|
Prasetyo
|
Sardi
|
|
Umur
|
41 tahun
|
40 tahun
|
|
Jenis kelamin
|
Laki-laki
|
Laki-laki
|
|
Pend. terakhir
|
SD
|
SMK
|
|
Pengalaman UT
|
10 Tahun
|
9 tahun
|
|
Tanggungan RT
|
2
|
2
|
|
Kegiatan usaha tani
|
|||
Sttus kepemilikan lahan ?
|
Penggarap
|
Penggarap
|
|
Luas areal usaha ?
|
0,2 ha
|
0,2 ha
|
|
Jenis usaha tani ?
|
Cabe
|
Tomat
Sayur-sayuran
|
|
Produksi Saat panen raya ?
|
5 - 10 Peti
|
Tomat, 10 Peti
Sayuran,
5 karung
|
|
Berapa x Panen dalam 1 tahun ?
|
2 – 4x
|
Tomat, 2-4x
Sayuran,tiap bulan
|
|
Jadwal tanam ?
|
Pagi & sore hari
|
Pagi dan sore hari
|
|
Pembayaran distribusi ?
|
10.000/distribusi
|
Cabe, 5000
Sayuran, 5.000
|
|
Perlakuan khusus pasca panen
|
Sortasi,
Pengemasan
|
Sortasi,
Grading,
pengemasan
|
2. Kelembagaan Pemasaran
a.
Sub Terminal Agribisnis ( di sentra produsen)
b.
Terminal Agribisnis/Pasar Induk (di sentra konsumen)
c.
Pasar Tani (pasar yang mendekat ke konsumen)
3.
Kendala
Pengembangan Pasar Produk Pertanian
a. Teknologi
informasi /komunikasi masih perlu ditingkatkan
b.
Lokasi pertanian di
pedesaan dan terpencar
c.
Infrastruktur yang
kurang memadai
d.
Sharing informasi
melalui nertworking system masih terbatas
e.
Struktur pasar yang
sering terdistorsi
f.
Posisi tawar petani
rendah
g.
Kurang dimanfaatkannya
lembaga pemasaran
h. Akses
pemasaran yang kurang dimanfaatkan
4. Diagram Saluran / Rantai Pemasaran Komoditas Holtikultura Di Desa Seuan Kecamatan Dukun Kabupaten Sleman
Kenyataannya
pemasaran hasil pertanian yang diproduksi pada sentra produksi yang tersebar
sangat jauh dari kenyataan. Pembentukan kelompok yang
bisa memperkuat harga jauh hasil pertanian milik petani, maka
terbentuklah kelompok tani ngudi
rejeki
Dari
sinilah, petani bisa membuka pasar lebih baik. Saat ini, produksi mereka
dipasarkan Langsung ke pasar agribisnis
/ konsumen.
Bagan
Pemasaran Kelompoktani ngudi rejeki.
![]() |
B. Pembahasan
Sebagian dari penduduk desa seuan bekerja di sektor pertanian
sayur-sayuran. Saluran pemasaran yang di gunakan petani dalam pemasaran hasil pertanian dengan dua cara,
dari petani ke pasar agribisnis dan konsumen Petani desa seuan umumnya bertindak
sebagai pengarap, meskipun beberapa usaha tani dari holtikultura serta luas area yang usaha tani kan
juga tidak luas, tetapi hasil yang di dapatkan begitu besar, konsep ini biasa
di katakan produktifitas hasil pertanian. Dengan hasil yang begitu besar di
sector pertanian dalam hal holtikultura, di butuhkan tataniaga untuk hasil pertanian untuk
memaksimalkan hasilnya dengan marjin pemasarannya.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil pertanian dari desa seuan, berasal dari bidang pertanian holtikultura. Dari hasil fieltrip hasil pertanian petani sebagian
besar dari pertanian holtikultura. Dimana hasil usaha tani ini juga menjadi konstribusi desa
dari bidang pertanian.
Dilihat dari fungsinya, tataniaga
hasil pertanian dapat memperlancar pemasaran hasil pertanian dari proses
produksi, distribusi hingga ke konsumen.
Dari hasil fieltrip, saluran pemasaran yang umum di
gunakan dalam tataniaga hasil pertanian produk pertanian, yaitu dari petani ke pasar agribisnis dan ke pedagang pengecer kemudian di jual ke konsumen.
B.
Saran
Dengan melihat tabel identitas dan
kegiatan usaha tani responden, hasil
yang di dapatkan petani, produksi yang begitu besar di sektor pertanian holtikultura, sehingga di butuhkan peran
tataniaga untuk hasil pertanian yang baik untuk memaksimalkan hasilnya dengan
marjin pemasarannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Annindita, 2004.
Struktur pasar, tingkah laku dan penampilan pasar. Modul praktikum tataniaga
hasil pertanian.
Annonymous. 2010. Definisi
dan Usaha Pertanian. http://pustaka.ut.ac.id. Diakses pada 24 Februari 2010.
Arvareza D, 2010. Konsep
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Dan Pertanian Agropolitan. Fakultas pertanian, Bogor.
C Glend Waters dalam bayu swasta, 1982.
Lembaga, saluran dan fungsi-fungsi tataniaga pertanian, pemasarannya. tingkah laku dan penampilan pasar. Modul praktikum
tataniaga hasil pertanian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar