MAKALAH
MATA KULIAH METODE PENYULUHAN
PERTANIAN
TENTANG
PRINSIP – PRISIP METODE PENYULUHAN
PERTANIAN

Disusun oleh :
ICTIRA JULVIKAR JUROCHMAN
NIREM : 05.1.4.12.0378
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA PERTANIAN SEKOLAH TINGGI
PENYULUHAN PERTANIAN ( STPP ) MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI
YOGYAKARTA
TAHUN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prinsip merupakan suatu pernyataan
mengenai kebijaksanaan yang dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan
keputusan dan dilaksanakan secara konsisten. Dalam kegiatan
penyuluhan, bahwa setiap
penyuluh dalam melaksanakan
kegiatannya harus berpegang teguh
pada prinsip-prinsip yang sudah
disepakati agar dapat melakukan pekerjaannya dengan
baik.
bahwa merujuk pada pemahaman penyuluhan pertanian
sebagai proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip dalam penyuluhan pertanian
sebagai berikut:
1. Mengerjakan;
artinya kegiatan penyuluhan
harus sebanyak mungkin melibatkan masyarakat untuk
menerapkan sesuatu.
2. Akibat; artinya kegiatan pertanian
harus memberikan dampak yang memberi pengaruh baik.
3. Asosiasi; artinya kegiatan
penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatan lainnya. Misalnya apabila seorang
petani berjalan di sawahnya kemudian melihat tanaman padinya terserang hama,
maka ia akan berupaya untuk melakukan tindakan pengendalian.
Lebih lanjut bahwa
yang mencakup prinsip-prinsip penyuluhan pertanian:
1. Minat dan kebutuhan; artinya penyuluhan
akan efektif jika selalu mengacu kepada minat dan kebutuhan masyarakat,
utamanya masyarakat tani.
2. Organisasi masyarakat bawah; artinya
penyuluhan akan efektif jika mampu melibatkan organisasi masyarakat bawah dari
setiap keluarga petani.
3. Keraguan
budaya; artinya penyuluhan
harus memperhatikan adanya keragaman budaya.
4. Perubahan
budaya; artinya setiap
penyuluhan akan mengakibatkan perubahan budaya.
5. Kerjasama dan
partisipasi; artinya penyuluhan hanya akan
efektif jika menggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama
dalam melaksanakan program-program penyuluhan yang telah dicanangkan.
6. Demokrasi dalam penerapan ilmu;
artinya dalam penyuluhan harus selalu memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk menawar setiap alternatif.
7. Belajar sambil bekerja; artinya
dalam kegiatan penyuluhan pertanian harus diupayakan agar masyarakat dapat
belajar sambil berbuat, atau belajar dari pengalaman tentang segala sesuatu
yang ia kerjakan.
8. Penggunaan metode
yang sesuai; artinya penyuluhan harus dilakukan
dengan penerapan metode yang
selalu disesuaikan dengan kondisi lingkungan
fisik, kemampuan ekonomi, dan nilai sosial budaya.
9. Kepemimpinan; artinya
penyuluh tidak melakukan kegiatan yang hanya
bertujuan untuk kepuasan sendiri, tetapi harus mampu mengembangkan
kepemimpinan.
10. Spesialis yang terlatih; artinya penyuluh harus benar-benar orang yang
telah mengikuti latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai dengan
fungsinya sebagai penyuluh.
11. Segenap keluarga; artinya penyuluh harus memperhatikan keluarga sebagai
satu kesatuan dari unit sosial.
Selanjutnya, Mardikanto (2006)
mengemukakan bahwa prinsip-prinsip dalam metode penyuluhan
pertanian, meliputi:
B. Tujuan
Prinsip-prinsip Metode Penyuluhan
1. agar
penyuluh pertanian dapatmenetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode
yang tepat dan berhasil guna,
2. agar
kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan
yang diinginkan yaitu perubahan perilaku petani dan anggota keluarganya dapat
berdayaguna dan berhasil guna.Prinsip-prinsip metode dan teknik penyuluhan
pertaniana. Pengembangan untuk berpikir kreatifb. Tempat yang paling
baik adalah di tempat kegiatan penerima manfaatc. Setiap individu terikat
dengan lingkungan sosialnya.
3. Ciptakan
hubungan yang akrab dengan penerima manfaat. Memberikan sesuatu untuk
terjadinya perubahan
C. Prinsip-prinsip Metode Penyuluhan
agar penyuluhpertanian dapat menetapkan suatu metode
atau kombinasi beberapa metode yangtepat dan berhasil guna,
agar
kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakanuntuk menimbulkan perubahan yang
diinginkan yaitu perubahan perilaku petanidan anggota keluarganya dapat
berdayaguna dan berhasilguna. merujuk pada pemahaman penyuluhanpertanian
sebagai proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip dalam penyuluhanpertanian
sebagai berikut:
1.
Upaya Pengembangan untuk berpikir kreatif: Prinsip ini
dimaksudkan bahwa melalui penyuluhan pertanian harus mampumenghasilkan
petani-petani yang mandiri, mampu mengatasi permasalahanyang dihadapi dan mampu
mengembangkan kreativitasnya untukmemanfaatkan setiap potensi dan peluang yang
diketahui untuk memperbaikimutu hidupnya.
2.
Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan
sasaran: Prinsip ini akan mendorong petani belajar pada situasi nyata
sesuaipermasalahan yang dihadapi.
3.
Setiap individu terkait dengan lingkungan sosialnya:
Prinsip ini mengingatkan kepada penyuluh bahwa keputusan-keputusan yangdiambil
petani dilakukan berdasarkan lingkungan sosialnya.
4.
Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran: Keakraban
hubungan antara penyuluh dan sasaran memungkinkan terciptanyaketerbukaan
sasaran dalam mengemukakan masalahnya.
5.
Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.
BAB II DASAR TEORI
1.
Menurut ( Mardikanto, T., 1999 ) prinsip-prinsip penyuluhan pertanian adalah
a.
bekerja
dengan klien, bukan untuk klien,
b.
bekerjasama
dan melakukan koordinasi dengan organisasi pembangunan lainnya,
c.
pertukaran
informasi bersifat dua arah,
d.
bekerja
dengan kelompok-kelompok sasaran yang berbeda-beda di masyarakat,
e.
bekerja
melalui apa yang klien ketahui dan miliki,
f.
masyarakat
harus ikut serta dalam semua aspek kegiatan pendidikan dan penyuluhan.
2.
Menurut Ban, van den, A.W. dan Hawkins, A.S.1980 prinsip-prinsip penyuluhan itu adalah :
a.
Minat dan kebutuhan artinya penyuluhan
pertanian akan efektif jika selalu mengacu kepada minat dan kebutuhan
masyarakat mengenai hal ini harus dikaji secara mendalam apa yang harus menjadi
minat dan kebutuhan setiap induvidu maupun segenap masyarakatnya, kebutuhan apa
saja yang dapat dipenuhi sesuai dengan ketersediaanya sumberdaya, serta minat
dan kebutuhan mana yang perlu mendapat prioritas untuk dipenuhi lebih dahulu.
b.
Organisasi masyarakat bawah artinya penyuluhan
pertanian akan efektif jika mampu melibatkan/membentuk organisasi masyarakat
bawah, sejak dari setiap keluarga/kekerabatan.
c.
Keragaman
budaya artinya penyuluh pertanian harus memperhatikan adanya
keragaman budaya. Perencanaan penyuluhan pertanian harus selalu disesuaikan
dengan budaya lokal yang beragam.
d.
Perubahan budaya artinya setiap kegiatan
penyuluhan pertanian mengakibatkan perubahan budaya. Karena itu kegiatan
penyuluhan pertanian harus dilaksanakan dengan bijak dan hati-hati agar
perubahan yang terjadi tidak menimbulkan kejutan-kejutan budaya. Dengan
demikian setiap penyuluh pertanian perlu terlebih dahulu memperhatikan nilai –
nilai budaya lokal seperti tabu, kebiasaan-kebiasaan dan lain-lain.
e.
Kerjasama dan Partisipatif artinya penyuluh
pertanian hanya akan efektif jika mampu menggerakkan masyarakat untuk selalu
kerjasama dalam melaksanakan program-program/programa penyuluhan pertanian yang
telah dirancang.
f.
Demokrasi dalam penerapan
ilmu artinya dalam penyuluhan pertanian harus selalu memberikan kesempatan
kepada petani untuk menawarkan setiap ilmu alternatif yang ingin diterapkan.
Yang dimaksud dengan demokrasi disini bukan terbatas pada tawar menawar tentang
ilmu alternatif saja, tetapi juga dalam penggunaan metode penyuluhan, serta
proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh masyarakat sasarannya.
g.
Belajar sambil bekerja artinya dalam kegiatan
penyuluhan pertanian harus diupayakan agar masyarakat dapat belajar sambil
bekerja atau belajar dari pengalaman tentang segala sesuatu yang ia kerjakan
dengan kata lain penyuluhan pertanian tidah hanya sekedar menyampaikan
informasi atau konsep-konsep teoritis tetapi harus memberikan kesmpatan kepada
masyarakat sasaran untuk mencoba atau memperoleh pengalaman melalui pelaksanaan
kegiatan secara nyata.
h.
Penggunaan metode yang
sesuai artinya penyuluhan pertanian harus dilaksanakan dengan penerapan
metode yang selalu disesuaikan dengan kondisi (lingkungan fisik, kemampuan
ekonomi dan nilai sosial budaya) sasarannya. Dengan kata lain tidak satupun
metode yang diterapkan di semua kondisi sasaran berjalan efektif dan efisien.
i.
Kepemimpinan artinya penyuluhan
pertanian tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang hanya bertujuan untuk
kepentingan/kepuasan sendiri, dan harus mampu mengembangkan kepeminpinan. Dalam
hal ini penyuluhan pertanian mampu menumbuhkan kepemimpinan
petani/pemimpin-pemimpin lokal atau memanfaatkan pemimpin lokal yang
telah ada untuk membantu kegiatan penyuluhan pertanian.
j.
Spesialisasi yang
terlatih artinya penyuluh pertanian harus benar-benar orang yang telah memperoleh
latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai dengan fungsinya sebagai
penyuluh
k.
Segenap keluarga artinya penyuluh pertanian
harus memperhatikan keluarga sebagai suatu kesatuan dari unit social. Dalam hal
ini terkandung pengertian-pengertian :
1.
Penyuluh
pertanian harus mempegaruhi segenap anggota keluarga.
2.
Setiap
anggota keluarga memiliki peran/pengaruh dalam setiap pengambilan keputusan.
3.
Penyuluh
pertanian harus mampu mengembangkan pemahaman bersama.
4.
Penyuluh
pertanian harus juga mengerjakan pengelolaan keuangan keluarga.
5.
Penyuluh
pertanian mendorong keseimbangan antara kebutuhan dan kebutuhan usahatani.
6.
Penyuluh
pertanian harus mampu memdidik anggota keluarga yang masih muda.
7.
Penyuluh
pertanian harus mengembangkan kegiatan-kegiatan keluarga.
8.
Memperkokoh
kesatuan keluarga baik yang menyangkut masalah social, ekonomi maupun budaya.
9.
Mengembangkan
pelayanan keluarga terhadap masyarakat.
10.
Kepuasan artinya penyuluh pertanian harus mampu mewujudkan tercapainya
kepuasan. Adanya kepuasan akan sangat menentukan keikutsertaan sasaran pada
programa penyuluhan pertanain.
3. Berdasarkan
Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Spesifik Lokal (2001) prinsip prinsip penyuluhan partisipatif adalah :
a.
Menolong
diri sendiri
b.
Partisipasi
c.
Kemitrasejajaran/egaliter
d.
Demokrasi
e.
Keterbukaan
f.
Desentralisasi
g.
Kemandirian/keswadayaan
h.
Akuntabilitas
i.
Menemukan
sendiri dan spesifik lokasi
j.
Membangun
pengetahuan
k.
Kerjasama
dan koordinasi
BAB III PEMBAHASAN
Banyak pihak menilai bahwa penyuluhan pertanian
mempunyai andil yang sangat besar dalam keberhasilan pembangunan pertanian dan
peternakan di Indonesia. Bimbingan masal atau yang dikenal bimas dengan metode
latihan dan kunjungannya telah berhasil mendifusikan suatu inovasi sehingga
transfer pengetahuan dan teknologi dapat terjadi secara kontinu dan faktanya
adalah Indonesia mencapai swasembada beras untuk pertamakalinya. Penyuluhan
pada dasarnya adalah pendidikan dimana target/sasarannya yaitu para
petani/peternak harus mengalami perubahan perilaku, dari mulai aspek yang bersifat
kognitif, afektif dan akhirnya psikomotorik. Tentang hal ini, diakui bahwa, penyuluhan
sebagai proses perubahan perilaku melalui pendidikan akan memakan waktu lebih
lama, tetapi perubahan perilaku yang terjadi akan berlangsung lebih kekal.
Sebaliknya, meskipun perubahan perilaku melalui
pemaksaan dapat lebih cepat dan mudah dilakukan, tetapi perubahan perilaku
tersebut akan segera hilang, manakala faktor pemaksanya sudah dihentikan. Oleh
karena itu penyuluhan merupakan investasi untuk masa depan. Hasil dari
penyuluhan tidak dapat diketahui dalam waktu yang singkat terlebih lagi jika
tujuan utama suatu program penyuluhan adalah terjadinya adopsi suatu iknovasi
yang ditawarkan atau terjadinya perubahan perilaku sasaran, tentu akan
membutuhkan waktu yang relatif lama. Kegiatan penyuluhan banyak melibatkan
pertimbangan nilai. Tidak jarang penyuluh dihadapkan pada keharusan memberi
informasi tidak saja demi kepentingan petani sendiri tetapi juga untuk
kepentingan masyarakatnya secara keseluruhan. Dengan demikian, dari penyuluh
diinginkan kemampuannya untuk dapat mendorong petani belajar sekaligus
melakukan perubahan perilaku sasaran tanpa mengabaikan falsafah, etika dan
prinsip penyuluhan. Hal ini penting dilakukan demi tercapainya tujuan
penyuluhan itu sendiri.
IV
KESIMPULAN
Prinsip Prinsip Metode penyuluhan pertanian merupakan cara yang
digunakan untuk menyampaikan pesan sehingga agar petani mau dan mampu
menerapkan inovasi baru. Agar pesan dapat diserap lebih optimal oleh petani
maka penyuluh harus dapat memilih dan menerapkan metode dan teknik yang sesuai
dengan kondisi petani tersebut. Tingkat keberhasilan dari penerapan Prinsip
Prinsip Metode penyuluhan pertanian dapat diukur dengan menganalisis tingkat
efektifitas pemanfaatan dan pendayagunaan dari satu atau kombinasi beberapa
metode.
Berdasarkan
hal tersebut diatas Prinsip
Prinsip Metode penyuluhan yang efektif yaitu Penyuluh Pertanian sebelum
melakukan kegiatan dilapangan memahami tentang permasalahan dipetani (pelaku
utama maupun pelaku usaha), siapkan alternatif pemecahan yang harus dilakukan,
lakukan penyuluhan yang tepat seperti tersebut diatas, apabila telah selesai
melakukan penyuluhan untuk melihat sejauhmana sasaran penyuluhan ada perubahan
pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan tahapan adopsi inovasi
teknologi yang dianjurkannya. Penyuluhan yang dilakukan sebaiknya dilakukan
secara partisipatif, sehingga petani mampu mengemukakan pendapatnya, serta
mampu menyusun rencana kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, maupun
lingkungannya.
V DAFTAR PUSTAKA
Ban, van den, A.W. dan Hawkins, A.S. Penyuluhan Pertanian,
Kanisius, Yogyakarta.
Kartasapoetra, A.G., 1988. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi
Aksara, Jakarta
Mardikanto, T., 1999. Penyuluhan Pembangunan Pertanian,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Padmowihardjo, S., 2000. Metode dan teknik penyuluhan pertanian,
Universitas Terbuka, Jakarta.
Samsudin, U. 1987. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian,Bina
Cipta, Bandung.
Soedijanto, 2004. Menata Kembali Penyuluhan Pertanian di Era
Agribisnis, Departemen Pertanian, Jakarta.
Undang-undang Nomor 16 Tahun
2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar