KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah, SWT atas limpahan rahmat dan karunia Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Sub, Sistem Agribisnis Tanaman Jagung ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah Agribisnis Tanaman Pangan, dengan Ibu, Ir.RikaNalinda, MP.Ibu Ir, Koeswini Tri Ariani, MS.Bapak, Suharno, SP, MP.beserta Asisten Dosen selaku pengampuh mata kuliah ini.. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Sub, Sistem Agribisnis Tanaman Jagung, serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan. Sub, Sistem Agribisnis Tanaman Jagung.
Penulis
ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian makalah
ini. Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Sub, Sistem
Agribisnis Tanaman Jagung khususnya bagi Penulis. Pada akhirnya Penulis
menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, dan membantu Penulis membuat
Makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan,datang.
Yogyakarta, Oktober 2013
Ictira Julvikar Jurochman
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris, artinya pertanian
memegang peranan penting dalam keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat
ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja
pada sektor pertanian dan dari produk nasional yang berasal dari pertanian
serta data ekspor produk pertanian
Pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan hasil dan mutu produksi, meningkatkan pendapatan serta taraf hidup petani, peternak dan nelayan, memperluas lapangan kerja dan lapangan usaha, menunjang pembangunan industri serta meningkatkan ekspor, karena sektor pertanian masih merupakan sektor yang penting, maka seyogyanya meningkatkan pendapatan petani menjadi tujuan utama. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan hasil usahatani tanaman pangan
Pangan adalah kebutuhan pokok manusia yang dapat
dipenuhi dari sektor pertanian. Palawija merupakan komoditas pangan utama
setelah beras yang dimanfaatkan oleh masyarakat, baik untuk konsumsi, bahan
baku industri makanan maupun pakan ternak. Komoditas yang banyak diusahakan
adalah jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar dan kacang hijau.
Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang
tumbuh hmpir di seluruh dunia dan tergolong spesies dengan variabilitas genetik
yang besar. Di Indonesia, jagung merupakan bahan makanan pokok kedua setelah
padi.
Jagung dapat dibudidayakan di Indonesia karena jagung
memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan komoditas lain. Keunggulan itu
antara lain nilai kandungan gijinya yang cukup tinggi. Sumber daya alam
Indonesia sangat mendukung untuk pembudidayaannya juga tersedianya teknologi
budidaya hingga pengolahan. Selain sebagai bahan makanan pokok jagung juga
dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak dan bahan industri serta komoditas
ekspor
Tanaman jagung banyak dibudidayakan secara komersil
oleh petani di daerah-daerah tertentu.Peningkatan produksi hasil tanaman jagung
tanpa diikuti dengan kelancaran sistem tataniaga dapat merugikan petani, bahkan
motivasi petani untuk berproduksi menjadi berkurang.
Berdasarkan hasil survai pendahuluan diperoleh data
mengenai pola saluran pemasaran jagung, Pelaku pemasaran yang terlibat pada saluran pemasaran
tersebut adalah gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan Koperasi pertanian
(Koptan), sedangkan konsumen terdiri dari konsumen individu (peternak) dan
konsumen industri/home industry (pabrik pakan, makanan ringan,dll).
Pola Saluran Pemasaran Jagung
, sistem tataniaga di negara kita merupakan bagian
paling lemah dalam mata rantai perekonomian atau dalam aliran
barang-barang.Maksudnya adalah efisiensi di bidang ini masih rendah, sehingga
kemungkinannya untuk dipertinggi masih besar.bahwa Tataniaga yang berjalan
sekarang selain merugikan petani juga merugikan konsumen, petani pada saat ini
telah bekerja keras namun mereka belum menerima hasil yang seimbang.
2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana meningkatkan
produktivitas jagung guna meningkatkan pendapatan petani jagung?
2. Bagaimana cara budidaya
jagung yang baik?
3. Bagaimana sistem tataniaga
jagung yang baik sehingga tidak merugikan petani?
3.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas bertujuan untuk
mengetahuai :
1. Peningkatan produktivitas
jagung guna meningkatkan pendapatan petani jagung.
2. Budidaya jagung yang baik
3. Sistem tataniaga dari
komoditas jagung
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Budidaya Jagung
1 Deskripsi Jagung
Sebagai tanaman serealia, jagung bisa tumbuh di
seluruh Indonesia.Jagung termaasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber
karbohidrat kedua setelah beras.Bahkan, di beberapa daerah di Indonesia jagung
dijadikan sebagai bahan pangan utama, juga dikenal sebagai bahan pakan ternak
dan industri.Seiring dengan adanya peningkatan konsumsi hewani, maka industri
pakan mulai banyak bermunculan.Tentu saja dengan pertumbuhan industri pakan
yang semakin meningkat menuntut penyediaan jagung yang semakin besar.
2 Pengelompokan Jagung
Untuk mempermudah pengenalan jenis jagung atau
kelompokan jagung maka didasarkan pada bentuk bijinya, jenis jagung dapat
digolongkan menjadi tujuh tipe :
a. Jagung
Gigi Kuda (Zea mays indentata)
Disebut jagung gigi kuda (dent corn), karena dapat lekukan dipuncak biji
lekukan tersebut terjadi karena pati keras terdapat di sekeliling pinggir dan
pati lembut terdapat di tengah biji dengan warna biji kuning.
b. Jagung mutiara
(zea mays inderast)
Jagung Mutiara (flint corn), bentuknya bulat dan umumnya berwarna putih,
bagian luar biji keras dan licin karena terdiri dari pati keras dan umurnya
genjah.
c. Jagung
Manis (zea mays saccharata)
Jagung manis (sweet corn) mengandung lebih banyak gula daripada pati
sehingga bila kering bijinya keriput.
d. Jagung Berondong
(Zea mays evertata)
Jagung berondong (pop corn) merupakan jagung tipe mutiara tetapi bagian
bijinya terdiri atas pati keras, pada saat dipanaskan uap air yang terdapat
pada biji menerobos keluar dan meletuskan biji.
e. Jagung Tepung
(Zea mays amilceae)
Jagung tepung (plour corn), seluruh bagian jagung terdiri dari pati lunak,
seluruh pati lunak sangat mudah dicerna sehingga jenis jagung ini di Amerika
Selatan dijadikan sebagai makanasn bayi.
f. Jagung
polong (zea mays tunicata)
Jagung polong (pod corn), jenis jagung yang langka dan aneh karena
masing-masing biji dibungkus oleh kelobot sementara seluruh tongkol juga
terbungkus oleh kelobot seperti halnya jenis jagung lainnya.
g. Jagung ketan
(zea mays ceratina)
Jagung ketan (waxy corn), dengan kandungan amilopektin lebih besar dari
amilosa dalam endospermanya, amilopektin merupakan gugus gula yang bercabang
dan bila dicampur dengan iodium akan menghasilkan warna merah, kandungan
amilopektin yang tinggi menyebabkan pulen pada jagung ketan.
3 Syarat Tumbuh Tanaman
Jagung
a. Jenis tanah
menyatakan bahwa, tanah merupakan media atau tempat
tumbuh tanaman, akar tanaman berpegang kuat pada tanah serta mendapatkan air
dan unsur hara dari tanah. Jagung dikenal sebagai tanaman yang dapat tumbuh
dilahan kering, sawah dan pasang surut, secara umum persyaratan kondisi yang
dikehendaki tanaman jagung adalah :
- Jenis
tanah yang dapat ditanami jagung antara lain : andosol ( berasal dari gunung
berapi), latosol (bertekstur lempeng atau liat berdebu) dan grumsol (bertekstur
berat).
- Keasamann
tanah berkisar antara pH 5,5 sampai 7 yang paling baik untuk tanaman jagung
adalah pH 6,8.
- Mempunyai
aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.
b. Iklim
Tanaman jagung menghendaki daerah yang beriklim sedang
(subtropis atau tropis basah), juga dapat tumbuh di daerah yang terletak antara
50 derajat lintang utara sampai 40 derajat lintang selatan.Sinar matahari yang
dikehendakinya adalah penyinaran langsung. Dengan suhu optimum antara 27
hingga 32 derajat celsius.
c. Kebutuhan Air
Tanaman jagung termasuk tanaman yang membutuhkan air
cukup banyak terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga dan pada saat
pengisian biji.
4 Persiapan Benih
Benih jagung yang baik dicirikan dari : daya tumbuh
lebih dari 90 persen, tidak tercampur dengan varietasa lain, tidak mengandung
kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit, sehat, bernas dan mengkilap. Sebelum
ditanam sebaiknya benih terlebih dahulu diadakan perlakuan dengan dicampuri
pestisida.
5 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi
tanah menjadi gembur sehingga pertumbuhan akar jagung maksimal.Pengolahan tanah
diawali dengan pembersihan lahan dari sisa tanaman sebelumnya.Tanah dicangkul
atau dibajak sedalam kurang dari 30cm, kemudian dihaluskan dan diratakan.
6 Penanaman
Setelah lahan selesai diolah dan diberi pupuk dasar
maka selanjutnya ditanami, dengan jarak 75 cmx 25cm untuk tanam satu biji
perlubang dan 75cmx50cm tanam untuk 2 biji perlubang.
7 Pemeliharaan
a. Penjarangan
Penjarangan dilakukan bila ada jumlah tanaman tidak
sesuai dengan yang dikehendaki pada pertanaman, dilakukan pada saat tanaman
berumur 4 minggu,dengan cara mematahkan tanaman yang tidak dikehendaki,
sebaiknya jangan di cabut karena akan melukai akar tanamn yang lain.
b. Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk memebersihakan lahan dari
gulma, sebaiknya penyiangan dilakukan 2 minggu satu kali, pada saat tanaman
berumur 4 minggu setelah tanam, penyiangan dilakukan bersamaan dengan
pembubunan.
c. Pembubunan
Untuk efisiensi tenaga kerja pembubunan pertama
dilakukan bersamaan dengan penyiangan kedua, tujuan pembubunan untuk
memperkokoh tanaman dengan cara menutup akar yang timbul di atas permukaan
tanah dengan cara diurug tanah dari sebelah kiri dan kanan tanaman.
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan bertujuan untuk menambah unsur
hara yang terkandung di dalam tanah, dengan dosis secara umum 200 sampasi 300
kilogram urea per hektar, SP 36 100 sampai 200 kilogram per hektar, NPK 200 sampai
300 kilogram per hektar.
Pemupukan pertama (pupkuk dasar) dilakukan pada saat
sebelum atau bersamaan tanam dengan dosis seluruh bagian SP-36 dan KCL serta
satu per tiga (1/3) bagian urea. Caranya pupuk disebar di dalam alur yang
dibuat dengan jarak 7,5 sampai 10cm dari barisan tanaman dengan kedalaman 10cm.
Pemupukan sususlan dilakukan pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam
dengan jarak 15cm dari barisan tanaman setelah pupuk disebar segera dilakukan
pembubunan sehingga pupuk tertutup.
e. Pengairan
Pemberian air dilakukan bila tidak turun hujan selama
3 hari berturut-turut dengan berpedoman kepada tanah dan tanaman.
f. Pengendalian Hama dan Penyakit
Serangan hama dan penyakit merupakan kendala utama
dalam peningkatan produksi jagung. Pengendalian hama dan penyakit yang
diterapkan dengan tujuan agar faktor pengendali alami seperti iklim dan musuh
alami dapat bekerja secara optimal, penggunaan pestisida hanya dilakukan pada
saat serangan melebihi ambang kendali.
8 Pemungutan Hasil Panen
Panen dan pasca panen jagung tergantung tujuan dan
pemanfaatannya. Panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik
daripada musim hujan karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan
pengeringan hasil. Jagung untuk konsumsi muda dipanen sekitar 68 sampai 70
hari, sedangkan kalu mau dipanen pipilan kering sekitar umur 80 sampai 100 hari
atau dengan kenampakan fisik yaitu umur tanaman mencapai maksimum yakni setelah
pengisian biji optimal, daun menguning dan sebagian mengering berwarna kecoklatan
atau putih kekuningan, kelobot sudah kering atau kuning, bila kelobot di buka
biji terlihat mengkilap dan keras bila ditekan dengan kuku tidak membekas pada
biji.
9
Penanganan Pasca
Panen
tahap-tahap penanganan pasca panen jagung meliputi
kegiatan pokok sebagai berikut :
a.
Pengumpulan hasil
b.
Pewadahan atau pengarungan
c.
Pengangkutan
d.
Pengeringan tongkol
e.
Pemipilan
f.
Pengeringan ulang
g.
Penyimpanan
Jagung sebagai pangan dan bahan baku idustri akan
memberi nilai tambah dengan teknologi pengolahan. Beberapa produk olahan jagung
adalah marning,emping,industri gula pati, sirup glukosa, fruktosa, bahan baku
bioetanol, minyak jagung, gluten, pakan ayam dan lain-lain. Jagung merupakan
sumber kalori pengganti atau suplemen bagi beras terutama bagi sebagian
masyarakat pedesaan di Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT dan Sulawesi. Dewasa ini
proporsi penggunaan jagung sebagai bahan pangan cenderung menurun, tetapi
meningkat sebagi pakan dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan jagung
dikonsumsi dalam bentuk segar, kering dan dalam bentuk tepung. Alternatif
produk yang dapat dikembangkan dari jagung mencakup produk olahan segar,produk
primer, produk siap santap dan produk instan.
Peningkatan produksi jagung melalui perbaikan
teknologi budidaya dapat dikatakan cukup berhasil, keberhasilan peningkatan
produksi jagung tersebut perlu diikuti dengan penanganan pasca panen yang baik
agar dapat menekan kehilangan hasil dan mempertahankan mutu jagung.Penanganan
pasca panen merupakan salah satu mata rantai penting dalam usahatani jagung.
2 Agroindustri Jagung
Sehubungan dengan uraian sebelumnya, sebagian besar
komoditi jagung biasa dijadikan sebagai bahan pakan ternak.
Pakan ternak dan bahan
pakan ternak merupakan
elemen yang sangat penting dalam dunia peternakan.Karena menyangkut
kelangsungan hidup ternak, sebagai sumber mata pencaharian peternak.Tidak
seperti halnya manusia, ternak tentunya tidak dapat dibiarkan berpuasa.Pasokan
pakan yang kontinu sangat perlu menjadi pusat perhatian.
Ada dua macam peternak jika dikategorikan dari segi
pasokan pakan ternak, yaitu peternak plasma atau juga dikenal dengan istilah
kemitraan, dan juga peternak mandiri.Bedanya adalah, peternak plasma
mendapatkan supply makanan dari pabrikan pakan ternak yang merupakan mitra dari
peternak.Pakan diolah dan didistribusikan langsung oleh pabrik pakan tersebut.
pengusaha ayam pedaging ,ayam petelur ,puyuh yang
gulung tikar karena tingginya harga pakan yang kian melambung . Selain faktor
penyakit dan harga jual yang merosot dan sulit di prediksi . Disini kami akan
mencoba untuk menyajikan tentang membuat sendiri pakan unggas yang barangkali
bisa menghemat biaya pakan dan usaha anda bisa tetap exis.
Pakan
untuk ayam pedaging.
Untuk 100 kg pakan maka dibutuhkan :
Untuk stater sediakan jagung 60 kg, bekatul 2 kg, tepung gaplek 2 kg,
tepung ikan 13,5 kg , tepung darah 3 kg , kedelai 7 kg,bungkil kelapa 5 kg,
tepung daun pepaya 2 kg , bungkil biji kapuk 1kg tepung bulu unggas 4 kg
, premix 0,5 kg.
Untuk finisher, sediakan jagung 50 kg , bekatul 7kg,sorgum 10 kg , tepung
gaplek 5 kg,tepung ikan 3 kg , tepung darah 3 kg , kedelai 9 kg,bungkil kelapa
5 kg,bungkil biji kapuk 0,5 kg ,tepung daun pepaya 2,5 kg , tepung bulu ayam
2,5 kg, minyak kelapa 1 kg , premix 0,5 kg .
Dikenal ada 3 bentuk pakan , yaitu tepung , crumble ( butiran pecah ), dan
pelet.
1. Bentuk tepung.
Cara membuatnya sangat sederhana , yaitu semua bahan digiling jadi tepung,
kemudian diaduk sampai rata dan siap disajikan. Pakan jenis ini tidak efektif ,
karena ayam memiilih jenis pakan yang di sukai sehingga banyak nutrisi yang
tidak di konsumsi.
2. Bentuk crumbles
(butiran pecah).
Semua bahan digiling jadi tepung , kemudian diaduk hingga rata . Setelah
itu dikukus atau diuapi dengan panas antara 800C-90 C .Kemudian
pakan diaduk dalam ayakan yang berlubang sambil di tekan-tekan sehinga butiran
berjatuhan. Jemur butiran itu hingga kering, siap disajikan .Pakan jenis ini
cukup efisien tidak banyak nutrisi yang terbuang.
3. Bentuk pelet.
Caranya sama dengan crumble. Tapi setelah penguapan, dimasukkan dalam
gilingan daging atau sambal sehingga keluar bentuk memanjang.Kemudian
dipotong-potong dan dijemur sampai kering, siap disajikan.Pakan jenis ini pun
cukup efisien.
Untuk menghindari pakan yang cepat rusak dan tengik karena udara yang
lembab maka sebaiknya pakan diberi bahan pengawet. Misalnya BHA ( Butiylated
hydroxy anisol) , BHT (Butylated Hydroxy toluen ), Gropyl Gallate, Oktyl
Gallate, Tokoferol , Etoksikusin yang biasanya dikemas dengan nama Antrasin,
Toksomiks, Antoks dan sebagainya. Pemberian sebaiknya tidak lebih dari 0,1%
jumlah pakan.
Membuat
konsentrat ayam pedaging.
Untuk 100 kg konsentrat, sediakan tepung ikan 26 kg , bungkil kedelai 21
kg, daun turi 28 kg , tepung bulu 14 kg , tepung tulang 0,5 kg, sorgum 10,5 kg.
Semua bahan digiling jadi tepung , dan siap dicampurkan dengan bekatul dan
jagung.
Alternatif
lain membuat pakan ayam pedaging.
Untuk masa awal , sediakan konsentrat 39 kg , bekatul 5,5 kg, jagung 55 kg
, premix 0,5 kg. Semua bahan di proses sperti di atas (tepung ,crumble, pelet
).
3 Analisis Usahatani Jagung
Analisis usahatani jagung, yang diambil dari salah
satu Kelompok Tani yang ada
1 Biaya Produksi Usahatani
Jagung
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besar
kecilnya tidak tergantung langsung pada besar kecilnya produksi yang
dihasilkan, dan sifatnya tidak habis persatu kali musim tanam.
4 Permasalah Pengembangan Agribisnis Tanaman Jagung
Disebutkan, masih belum optimalnya produksi jagung
dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya masih minimnya penggunaan benih
unggul dan pupuk organik, minimnya infrastruktur pendukung, serta masih rendahnya
pemanfaatan lahan sawah untuk jagung.
Produksi jagung masih relatif rendah dan masih belum
dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang cenderung terus meningkat, belum mampu
mengimbangi permintaan yang sebagian dipacu oleh pengembangan industri pakan
dan pangan. Masih rendahnya produksi jagung ini disebabkan oleh berbagai faktor
antara lain, seperti teknologi bercocok tanam yang masih kurang baik, kesiapan
dan ketrampilan petani jagung yang masih kurang, penyediaan sarana produksi
yang masih belum tepat serta kurangnya permodalan petani jagung untuk
melaksanakan proses produksi sampai ke pemasaran hasil. Umumnya agribisnis
jagung dilakukan bersekala kecil, karena masih banyaknya permasalahan yang
dihadapi oleh petani jagung.Permasalahan klasik yang sering dihadapi oleh
petani jagung adalah terbatasnya permodalan, manajemen usaha dan pemasaran
hasil sehingga tidak dapat melakukan usaha dengan volume usaha yang luas dan
lebih intensif serta pemasaran hasil dengan baik.Upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani jagung diantaranya adalah dengan
system kemitraan usaha dalam agribisnis jagung.
Dari aspek peluang pasar tanaman jagung mempunyai
prospek yang cerah untuk diusahakan, karena permintaan konsumen dalam negeri
dan peluang ekspor yang terus meningkat.mengemukakan bahwa prospek usahatani tanaman
jagung cukup cerah bila dikelola secara intensif dan komersial berpola
agribisnis. Permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor komoditas jagung
cenderung meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk memenuhi kebutuhan pangan
maupun non pangan.Disamping itu juga prospek pasar produksi jagung semakin
baik, karena didukung oleh adanya kesadaran gizi dan diversifikasi bahan
makanan pada masyarakat. Demikian juga untuk keperluan bahan baku industri
rumah tangga seperti emping jagung, wingko jagung, berondong dan produk jagung
olahan lainnya dan untuk keperluan bahan baku pakan ternak, serta untuk ekspor
memerlukan produk jagung dalam jumlah yang besar. Keadaan ini merupakan peluang
pasar yang potensial bagi petani dalam mengusahakan tanaman jagung.Dengan
demikian peningkatan produksi jagung baik kualitas maupun kuantitas sangat
penting.
Secara konsepsional sistem agribisnis jagung merupakan
keseluruhan aktivitas yang saling berkaitan mulai dari pembuatan dan pengadaan
sarana produksi pertanian hinga pemasaran hasil jagung, baik hasil usahatani
maupun hasil usahanya.sistem agribisnis terdiri dari subsistem pengadaan dan
penyaluran sarana produksi, subsistem produksi primer, subsistem pengolahan,
subsistem pemasaran dan lembaga penunjang.
Pada umumnya sistem agribisnis jagung yang dilakukan oleh petani
1. Subsistem
pembuatan, pengadaan dan penyaluran sarana produksi pertanian. Sarana produksi
pertanian ini diperoleh petani dengan sistem pembelian atau dengan bantuan
dalam bentuk kemitraan.Dalam hal ini penyediaan sarana produksi sangat sulit
untuk didapatkan karena ketersediaannya sangat terbatas di toko-toko maupun
tempat penyediaan barang.Dalam kemitraan sendiri investor sulit untuk
mendapatkan kepercayaan kepada petani dikarenakan ketidak pastian dari hasil
produksi jagung sulit untuk ditentukan.
2. Subsistem
produksi dalam usahatani. Kegiatan pada subsistem ini meliputi pemilihan benih
jagung , penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan panen. Dengan
keterbtasan pendidikan dan pengetahuan disebagian para petani jagung, maka
dalam melakukan subsistem ini kurang memuaskan.
Hal yang fatal dan perlu di perhatikan adalah ketersediaan benih bermutu
varietas unggul merupakan salah satu sarana produksi yang menentukan varietas
jagung.Dalam penyediaan benih bermutu, industri benih memegang peranan
penting.Kenyataannya produsen benih nasional maupun penangkal lokal belum
banyak berperan sehingga usaha perbenihan jagung masih tertingggal, petani
lebih banyak memakai benih dari hasil panen pada pertanian
sebelumnya.Dikarenakan ketersediaan benih bersertifikat sangat sulit.
3. Subsistem
pengolahan hasil panen. Penanganan lepas panen jagung pada tingkat petani pada
umumnya baru sampai pada pengeringan jagung tongkol dan pengupasan kulit jagung
(klobot), hal ini karena petani belum memiliki alat teknologi dan biaya yang
cukup untuk melakukan pengolahan lanjutan.Untuk tingkat pengolahan lanjutan
seperti pemipilan dan pengolahan dilakukan pada tingkat pedagang atau
perusahaan, sehingga nilai tambah yang besar biasanya berada pada tingkat ini.
4. Subsistem
pemasaran hasil. Pola pemasaran jagung melalui jalur pemasaran yang beragam,
diantaranya bagi petani yang tidak melakukan kemitraan usaha dengan perusahaan
mitra biasanya pemasaran jagung dilakukan melalui pedagang pengumpul baik yang
memfungsikan kelompok tani atau koperasi maupun yang tidak, ada pula yang
langsung menjual produknya ke pabrik pengolahan atau langsung ke konsumen jika
produk tersebut untuk langsung dikonsumsi. Bagi petani yang telah melakukan
kemitraan usaha dengan perusahaan mitra pemasaran produk jagung dilakukan
melalui kelompok tani atau koperasi, perusahaan mitra, pabrik pengolahan dan
konsumen.
5. Kelembagaan pendukung
agribisnis jagung pada umumnya adalah lembaga di tingkat petani dan lembaga di
luar petani. Lembaga ditingkat petani terdiri dari kelompok tani dan koperasi,Lembaga
di luar petani seperti pemerintah, lembaga keuangan, perusahaan dan lain-lain.
BAB III. SOLUSI PENGEMBANGAN
BAB III. SOLUSI PENGEMBANGAN
1 Solusi Pengembangan Agribisnis Tanaman Jagung berdasarkan subsistem agribisnis:
a. Subsistem
penyediaan sarana produksi, hal ini menjadi permasalahan pertama yang harus
dipecahkan.Pertama penyediaan benih bersertifikat yang harus disediakan oleh
pemerintah dimana keberadaannya harus mudah didapatkan oleh para petani.
Pupuk juga memiliki masalah yang sama dengan benih, disamping kesediaannya yang
cukup sulit harganyapun mahal, maka pemerintah perlu mengeluarkan pupuk yang
bersubsidi yang mudah didapatkan oleh para petani.
b. Subsistem
produksi, petani harus mengetahui bagaimana produksi jagung yang baik supaya
dalam pembudidayaan dan hasilnya menjadi memuaskan. Berdasarkan hal tersebut
pemerintah harus memberikan berupa penyuluhan bagi para petani untuk meningkatkan
kemampuan dalam pembudidayaan usaha jagung.
c. Subsistem pengolahan hasil, subsistem ini sangat penting bagi petani untuk meningkatkan penghasilannya, tidak terhenti sampai subsistem produksi saja. Subsistem ini menentukan bagaimana hasil produksi jagung dari petani memikat para konsumen, maka para petani harus memiliki berupa suatu ide maupun kretifitas-kreatifitas yang cemerlang dalam pengolahan hasil produksi yang dapat menarik konsumen untuk menggunakan produk yang dibuat oleh petani tersebut. Maka petani akan memperoleh peningkatan penghasilan yang lebih dari ide produksinya tersebut.
d. Subsistem pemasaran, pemasaran yang baik adalah pemasaran yang harus langsung di distribusikan kepada konsumen karena bisa menekan harga yang dampaknya akan menarik konsumen lebih mudah karena harga barang jadi siap konsumsi terbilang murah.
e. Subsistem penunjang,
Pemerintah lebih mendukung dengan memfasilitasi segala subsistem yang ada dalam pertanian jagung misalnya,
c. Subsistem pengolahan hasil, subsistem ini sangat penting bagi petani untuk meningkatkan penghasilannya, tidak terhenti sampai subsistem produksi saja. Subsistem ini menentukan bagaimana hasil produksi jagung dari petani memikat para konsumen, maka para petani harus memiliki berupa suatu ide maupun kretifitas-kreatifitas yang cemerlang dalam pengolahan hasil produksi yang dapat menarik konsumen untuk menggunakan produk yang dibuat oleh petani tersebut. Maka petani akan memperoleh peningkatan penghasilan yang lebih dari ide produksinya tersebut.
d. Subsistem pemasaran, pemasaran yang baik adalah pemasaran yang harus langsung di distribusikan kepada konsumen karena bisa menekan harga yang dampaknya akan menarik konsumen lebih mudah karena harga barang jadi siap konsumsi terbilang murah.
e. Subsistem penunjang,
Pemerintah lebih mendukung dengan memfasilitasi segala subsistem yang ada dalam pertanian jagung misalnya,
- Penyediaan
jalan
Harus lebih diperhatikan karena jalan merupakan salah satu cara untuk
melancarkan kegiatan pertanian jagung. Ketersediaan prasarana jalan ini dapat
menekan biaya produksi sehingga petani dapat keuntungan lebih besar.
- Pasar
Pasar yang dekat dan mudah dijangkau oleh petani sangat berpengaruh
terhadap penekanan biaya dan penyaluran hasil produksinyapun akan mudah sampai
kepada konsumen sehingga perputaran modal dan keuntungannya akan cepat
didapatkan ketangan petani kembali.
- Bantuan
dan perhatian pemerintah kepada petani dalam pembudidayaan jagung sangat
diperlukan.
2 Langkah Operasional Pengembangan Jagung
Sehubungan dengan hal yang diuraikan dari awal
pembahasan maka merancang Langkah Operasional Pengembangan Jagung diantaranya
sebagai berikut :
1.
Meningkatkan kuantitas, sarana dan prasarana prodksi pengembangan
pembenihan dan peningkatkan mekanisasi pertanian.
2.
Penguatan kelembagaan Masyarakat Agribisnis Jagung (MAJ).
3.
Peningkatan arus pemasaran dan akses informasi pasar.
4.
Pembinaan yang berkesinambungan dan terintegrasi
5.
Pelatihan petugas dan petani
6.
Bimbingan teknis
7.
Study banding.
8.
Fasilitasi pengembangan silo jagung terintegrasi dengan pengolahan pakan
ternak unggas.
9.
Dll.
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
Jagung merupakan bahan makanan pokok utama di
Indonesia, yang memiliki kedudukan sangat penting setelah beras.Kebutuhan
jagung di Indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat, sedangkan para
produsen jagung saat ini mengalami penurunan produsen karena hasil produksi
jagung secara analisis masih jauh dari harapan.Dalam perkembangan ekonomi
dewasa ini, disamping sebagai bahan makanan pokok jagung juga merupakan bahan
pokok bagi industri pakan ternak.
jagung yang merupakan komoditas nasional menjadi
komoditi unggulan Karena perkembangannya didukung oleh adanya peternakan unggas
seperti ayam ras pedaging dan ayam ras petelur serta ayam buras yang
populasinya.
2 Saran
Kebutuhan jagung masih terus meningkat sedangkan para
produsen mengalami penurunan dikarenakan hasil usahanya tidak sesuai dengan
proses produksi yang dilakukan, sehingga keuntungan yang didapat masih kecil.
Maka untuk menanggulangi masalah tersebut perlu kiranya peningkatan skill
petani dalam proses produksi maupun pengolahan hasil yang lebih kreatif untuk
meningkatkan pendapatan petani, ketersedaan benih unggul maupun sarana produksi
yang lain harus mudah didapat dan harganya harus terjangkau oleh petani. Dalam
hal ini pemerintah harus turun tangan untuk memperhatikan
permasalahan-permasalah yang terjadi dengan mengeluarkan suatu kebijakan yang
tidak menekan petani dalam mengusahakan proses produksi, seperti penetapan
harga dasar yang tidak terlalu rendah maupun pengeluran subsidi sarana produksi
bagi para petani.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous,
2012.Manajemen usahatani (http://ekonomi.kompasiana.com/
manajemen/2012/01/11/unsur-unsur-manajemen-usaha-tani/) diakses tgl. 30
september 2012.
Anonymous,
2012. Permasalahan SBM Tenaga kerja usahatani. (Online),
(http://www.tabanankab.go.id/potensi-daerah/pertanian/362-permasalahan-dan-langkah-pemecahan-dalam-bidang-pertanian),
diakses tgl 30 september 2012.
Anonymous,2012.
Pengembangan SDM dalam pertanian (Online),
(http://www.pelitakarawang.com/2010/07/pengembangan-sdm-pertanian-dalam.html),
diakses tgl. 27 september 2012.
Anonymouse.
Manjemen Usahatani. (Online),(http://www.go.id/ditsentp/kebijakan/
fokus-kebijakan.htm), diakses tgl. 01 Oktober 2012.
Shinta, A. 2012. Ilmu
Usahatani. Malang : Universitas Brawijaya.
Soekartawi, 1995.
Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Suratiyah, K., 2002.
Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Cimanggis-Depok. Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar